"Tapi kenapa suara kamu beda, sampai aku tak mengenal suara kamu ?" tanya Asih karena suaranya Andrian agak serak.
"Oh ini to aku lagi flu dan batuk jadi suara agak serak gini, tadi udah minum obat semoga nanti suara ku balik lagi." Jawab Andrian sambil terbatuk - batuk. Karena Andrian lagi batuk dan flu.
"Maafkan sikap aku tadi ya, kalau tahu yang aku tabrak kamu aku tidak akan berteriak - teriak, sampai - sampai semua siswa keluar kelas dan mengira kalau kita lagi pacaran, sekali lagi maafkan aku ya Ndri." Sesal Asih dan sambil menangkupkan kedua tangannya tanda meminta maaf.
"Makanya Asih kalau diajak bicara itu lihat orangnya jangan lihat kemana - mana." Ujar Andrian karena tidak terima dengan sikap Asih.
"Ya tadi aku kira bukan kamu jadi aku cuek gitu." kata Asih sambil garuk - garuk belakang kepala yang tidak gatal.
"Dasar gadis bar - bar." kata Andrian dengan lirih. tadi masih sedikit terdengar sedikit oleh Asih tapi tidak terlalu jelas.
"Apa kamu bilang tadi Ndri, hayo bilang yang keras kalau berani." Sambil mengepalkan pintunya didepan wajahnya Andrian.
"Tidak aku tidak bilang apa - apa, aku bilang cepetan bereskan kertas yang beserakan, karena ulah kamu ini." Bohong Andri.
"Iya - iya aku bereskan kan." sambil terus memungut kertas yang berserakan dilantai.
"Sekali lagi aku minta maaf ya Ndri, tadi aku terburu - buru mau masuk kelas karena takut terlambat." Alasan Asih meminta maaf.
"Tidak semudah itu tuan putri untuk bisa aku maafkan." ucap Andrian sambil menjawil hidung Asih. Asih yang disentuh hidungnya pun tersenyum, karena dia juga sangat senang karena Andrian memanggilnya dengan tuan Putri. Jadi Asih pun berinisitif untuk mengimbangi perkataan Andrian.