Pagi itu, langit Jayapura berselimut awan kelabu. Mentari yang masih enggan terbangun dari peraduanya menambah suasana syahdu kota di ujung timur negeri ini. Sesekali gerimis tipis mengguyur sudut-sudut kota.
Cuaca yang demikian tidak menyurutkan semangat dari sekitar 80-an goweser yang mengenakan jersey dengan warna dasar perpaduan antara merah, biru dan cream itu. Sejak pukul 06.00 WIT mereka mulai berdatangan di salah satu sudut Jembatan Merah Youtefa, salah satu ikon baru kota yang langsung berbatasan dengan negara tetangga Papua Nugini itu. Mereka saling menantikan sesama rekannya yang tidak hanya tersebar di penjuru Kota Jayapura, namun juga dari dua kabupaten terdekat yakni Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom. Namun, bagi goweser dari dua kabupaten ini, mereka menuju ke kota dengan meloading sepedanya di dalam kendaraan, mengingat jaraknya yang tidaklah dekat dan harus berkumpul sepagi itu. Baru pada pukul 06.30-an, keseluruhan peserta gowes telah tiba.
Menanggapi cuaca yang demikian, beberapa di antara mereka berseloroh, jika tidak karena even, pasti kebanyakan mereka lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah sembari menikmati secangkir kopi pagi. Hehe.
Setelah mendapatkan arahan terkait dengan rute yang akan dilalui dan dilanjutkan berfoto bersama, para goweser itu mulai memacu sepedaanya dengan kecepatan sedang antara 30 hingga 35 km/jam. Pleton panjang terdiri dari 2 banjar itu terus melaju mengikuti rute gowes Ahad (14/01/2024) pagi itu. Rute gowes dimulai dari Jembatan Merah, kemudian menuju Holtekamp, KM 9, dan berakhir di Pintu Gerbang Kabupaten Keerom (Sekemre Kampung Yowong). Selanjutnya adalah rute kembali ke Jembatan Merah dan finish di Pantai Hamadi. Demikianlah kegiatan gowes bareng yang digelar oleh komunitas Jayapura Cycling Club guna memperingati hari jadinya yang ke-11 tahun (11th JCC Anniversary).
Tua muda, lelaki perempuan ikut hadir dalam gowes bareng kali ini. Bahkan beberapa anggota JCC yang sudah lama absen gowes pun menyempatkan diri untuk ikut hadir menyemarakkan kegiatan. Hal yang menarik adalah, tiga presiden JCC dari tiga periode kepemimpinan yang berbeda dipertemukan di even ini. Beberapa anggota baru JCC pun bisa mengenal lebih dekat para assabiqunal awwalun komunitas sepeda terbesar di tanah Papua itu.
Di tempat finish, sejumlah penganan dan buah-buahan segar menyambut peserta. Hidangan bakso dan es cingcau cukup menyegarkan dan mengembalikan stamina para goweser mengingat saat finish mendung kelabu telah tersapu angin dan terik mentari mulai menyapa hangat tubuh. Sebuah tumpeng besar bertuliskan Anniversary 11th JCC lengkap dengan lauk dan sayur mayur diletakkan di atas meja di tengah-tengah lokasi kegiatan pun siap dipotong dan dinikmati.
Ceremonial sederhana peringatan hari jadi JCC itu bertambah khidmat mana kala Presiden JCC periode 2014-2022, AKP Agus Tianto, S.Sos, M.Si berkesempatan menyampaikan sejarah awal berdirinya klub gowes yang anggotanya sudah banyak menyebar di penjuru nusantara ini. Agus Tianto menyampaikan bahwa awalnya ia bersepeda sendiri terutama di akhir pekan dengan rute Hamadi, Argapura, Pusat Kota Jayapura, Stadion Mandala, dan kembali lagi ke kediamannya di Hamadi. Dalam perjalanan gowes sendiri tersebut, ia bertemu dengan beberapa pesepeda lain. Mereka pun saling bertukar nomor untuk janjian gowes bareng dengan titik kumpul di Mapolda Papua. Di hari-hari itu, Agus dan kawan-kawannya terus mengajak sesama penghobi bersepeda untuk ikut bergabung.
“Saya selalu memberhentikan setiap orang yg bersepeda dan mengajak mereka agar gowes bersama setiap hari Minggu dan berkumpul di Mapolda Papua” kata Agus.
Melihat terus bertambahnya anggota gowes mereka, Agus dan kawan-kawan pun menghimpun mereka secara resmi dalam sebuah wadah komunitas bernama Jayapura Cycling Club (JCC) pada tanggal 13 Januari 2014. Komunitas ini kemudian didaftarkan secara resmi di notaris dan memiliki ADART sebagai aturan main organisasi. Pada peringatan hari jadinya yang pertama di tahun 2015, tercatat anggota JCC mencapai 114 orang. Sebuah angka yang tidak bisa dibilang sedikit.
Pada kesempatan tersebut, Agus Tianto juga memaparkan makna logo JCC yang ia gagas bersama rekan-rekannya.
Di sebelah kiri terdapat gambar seekor burung cenderawasih, burung surga yang endemik di wilayah Papua dan Maluku. Burung cenderawasih itu merupakan simbol bahwa JCC menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat lokal. Lambang rantai yang bersambung di sisi kanan dan menyambung ke burung cenderawasih bermakna bahwa semua anggota JCC menjaga persatuan dan kebersamaan bagaikan rantai sepeda yang baru bermakna ketika saling tersambung. Manakala rantai itu tercerai berai maka kekuatannya untuk menjadi media yang meneruskan tenaga dari goweser ke sistem mekanik gerakan sepeda pun tiada artinya.
Di tengah-tengah logo terdapat ikon sepeda yang jika diamati lebih mendalam ternyata memuat tulisan JCC, dengan warna merah dan biru. Warna merah melambangkan gairah, keberanian, kekuatan, dan kreativitas. Sedangkan warna biru bermakna kecerdasan dan rasa percaya diri dari setiap anggota. Warna coklat, oranye dan kuning emas pada burung cenderawasih juga membawa pesan tersendiri, selain warna hitam dari rantai dan sejumlah tulisan di logo ini. Warna coklat, oranye dan kuning emas ini memberikan kesan anggun dan elegan, kehangatan dan semangat, kebahagiaan dan optimisme. Sementara warna hitam membawa nilai-nilai kepastian dan keteguhan. Warna-warna itu tentu memberikan dorongan motivasi agar para anggota JCC bisa mengidentikkan diri dengannya.
Selain itu, dalam logo JCC juga terdapat background berupa tugu Pepera. Pepera yang merupakan singkatan dari Penentuan Pendapat Rakyat adalah tonggak peristiwa penting sebagai pernyataan sikap warga masyarakat Irian (Papua) untuk menjadi bagian tak terpisahkan dari warga bangsa dalam naungan NKRI. Dari logo tugu pepera ini diharapkan bagi para anggota JCC agar memiliki nilai-nilai nasionalisme dengan tampil menjadi unsur pemersatu bangsa dan bukan sebaliknya menjadi unsur pemecah belah negeri yang besar ini. Bagi anggota JCC, NKRI adalah harga mati.
Kegiatan ceremonial sederhana Anniversary 11th JCC ini diakhiri dengan pembagian doorprize bagi semua anggota JCC berupa pernak-pernik perlengkapan gowes.
Akhirnya selamat hari jadi ke-11 JCC-ku. Semoga JCC tetap jaya dan terus dapat menginspirasi masyarakat luas melalui gaya hidup sehat dengan berolahraga terutama melalui olahraga sepeda. JCC huuu haaa.
Jayapura, 15 Januaari 2024 01:30 dini hari
Sunardi elkhayr
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI