Mohon tunggu...
Nardata Antonius
Nardata Antonius Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya manusia biasa yang sarat dengan keterbatasan. Berharap cerita-cerita ringan yang bisa membuat tersenyum dan tertawa lebar....!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemarau

24 November 2010   02:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:21 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bumi kupijak tak lagi berseri

kicau burung-burung di pagi hari

hanyalah segumpal rindu menyisa

menambat pada pucuk-pucuk cemara kelabu

satu-satu dedaunmu melepas dahan

meranggas sebatas batang

Bumi kupijak kini hanyalah

tanah-tanah merah mendebu terhampar

padang-padang ilalang kian gersang

tersengat terik mentari siang

melepuh batang tinggalkan akar

tersisa asa hidup di masa mendatang

Tiada lagi bening telaga biru terbentang

tiada lagi tarian ikan

bangau-bangau enggan terbang

lalu hinggap di punggung kerbau berkubang

sebab kerbau pun menghilang

dari kubang yang kian kering kerontang

Padamu mega-mega biru

kutambatkan harap rinduku

atas hijau dedaunan kembali bercumbu

dalam dekap mesra si embun-embun pagi

bersama rintik-rintik hujan di akhir musim

kembali basuh lusuh peluh bumi

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun