Mohon tunggu...
Narda M Sinambela
Narda M Sinambela Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mass and Digital Communications UAJY

Hanya seorang Introvert yang bercita Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Menilik Lebih Dekat Media dan Teknologi Baru: Sebuah Langkah Menuju Revolusi Industri 4.0

26 Agustus 2019   02:46 Diperbarui: 3 September 2019   15:50 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu sebenarnya media baru? 

Untuk menjawab hal itu, mari kita berpikir sejenak. 

Pertama, "Apa sih media baru itu?". Ketika kamu menempatkan sesuatu, sebelum kata "baru". Itu ide yang bagus untuk mengetahui apa yang akan dibahas dan 'media' telah lama dibicarakan dengan istilah yang 'licin'. 

Kedua, apa saja hal yang termasuk ke dalam media baru?

A. STUDI MEDIA 

Istilah Media Baru atau New Media muncul cukup pesat pada tahun 1980-an yang membuat dunia media dan komunikasi sangat terlihat jelas perbedaannya. Adanya perkembangan media konvensional (old media) menuju media baru (new media) ikut memengaruhi berbagai sektor kehidupan manusia. Seperti sosial, ekonomi dan budaya.

Namun, tidak hanya itu saja, perkembangan teknologi yang dinamis membuat bentuk, produksi, distribusi san konsumsi media menjadi sangat kompleks. Beberapa hal yang terkait dengan itu :

  • Pergeseran dari Modernitas ke Postmodernitas. Sebagai upaya untuk mengkarakterisasikan perubahan struktural pada masyarakat dan perekonomian di tahun 1960-an, dengan perubahan budaya yang korelatif. Media baru dipandang sebagai penanda munculnya perubahan tersebut.
  • Proses Globalisasi yang Intensif. Media baru dilihat sebagai elemen yang menyumbangkan batas nasional dalam hal perdagangan, organisasi perusahaan, adat dan budaya serta identitas dan keyakinan. 
  • Penggantian Industri Manufaktur oleh Era Postindustrial Barat. Media Baru melambangkan pergeseran dalam hal pekerjaan, keterampilan, investasi dan laba  dalam produksi barang-barang material untuk pelayanan dan industri informasi. 
  • Desentralisasi. Jaringan media komunikasi baru yang tersebar mampu melampaui batas-batas  dengan melemahnya mekanisme kekuasaan dan kontrol dari pusat kolonial Barat.

Munculnya, 'media baru' dilihat sebagai bagian dari sebuah lanskap yang lebih luas dari perubahan sosial, teknologi dan budaya. Sederhananya, sebagai bagian dari teknokultur. 

Media baru merujuk pada hal berikut ini :

  • New Textual Experiences. Genre dan bentuk tekstual yang baru dari hiburan dan pola konsumsi media (permainan komputer, simulasi, efek khusus film).
  • New Ways of Representing The World. Media yang menawarkan pengalaman representasional baru (layar berbasis multimedia interaktif). 
  • New Relationship Beetwen Subjects (users and consumers) and Media Technology. Perubahan dalam penggunaan dan penerimaan gambar serta media komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. 
  • New Experiences of The Relationship Beetwen Embodiment, Identity and Community. Pergeseran dalam pengalaman pribadi dan sosial dari waktu, ruang, dan tempat (dalam skala lokal dan global). Implikasinya ialah bagaimana cara kita melihat diri sendiri untuk memposisikannya pada dunia. 
  • New Conceptions of The Biological Body's Relationship to Technological Media. Tantangan untuk menerima perbedaan antara manusia dan buatan, alam dan teknologi, tubuh dan (media sebagai) prostesis teknologi, nyata dan virtual. 
  • New Patterns of Organisation and Production. Penataan dan integrasi yang lebih luas dalam budaya media, industri, ekonomi, akses, kepemilikan, kontrol dan regulasi.

Media Baru
Media Baru

Ada 4 bidang yang berkembang pesat karena peran teknologi :

  • Computer-Mediated Communications. Email, chat room, forum komunikasi berbasis avatar, transmisi gambar suara, World Wide Web, blog dll, situs jejaring sosial, dan telepon selular. 
  • New Ways of Distributing and Consuming. Teks media ditandai dengan interaktivitas dan format hypertextual - World Wide Web, CD, DVD, Podcast dan berbagai platform untuk permainan komputer. 
  • Virtual 'Realities'. Lingkungan simulasi dan ruang representasional mendalam. 
  • A Whole Range of Transformations and Discolations of Established Media. Misalnya fotografi, animasi, televisi, jurnalisme, film dan bioskop.

B. KARAKTERISTIK DARI MEDIA BARU 

Karakteristik Media Baru
Karakteristik Media Baru

Dalam proses media digital semua data input dikonversi menjadi angka. 

Sebenarnya data tersebut merupakan data analog yang diproses dan disimpan sebagai angka serta dapat dihasilkan ke dalam  bentuk online, disk digital atau drive memory. Sehingga output-nya berupa teks tertulis, grafik dan diagram, foto, gambar bergerak yang direkam dan lain-lain. 

  • Interaktivitas  

Pada tingkat ideologis, interaktivitas telah menjadi salah satu kunci 'nilai tambah' dari karakteristik media baru. 

Ketika old media memberikan penawaran pasif, new media justru memberikan penawaran interaktivitas. 

Dalam hal ini, menjadi interaktif menandakan pengguna (user) dari media baru memiliki kemampuan untuk langsung campur tangan dalam mengubah gambar dan teks yang mereka akses.  

  • Hipertekstual

Awalam 'hiper' berasal dari bahasa Yunani yang memiliki makna 'di luar'. 

Hipertekstual digunakan untuk menggambarkan teks yang menyediakan jaringan link ke teks-teks lain yang di luar teks itu sendiri. Artinya, ada jaringan tautan yang terhubung ke teks lain. 

Oleh karena itu, hipertekstual terjadi jika terdapat transisi yang dihasilkan oleh pertemuan antara studi sastra dan potensi media baru.

  • Jaringan

Media baru menentukan khalayak ke dalam beberapa segmen. 

Meskipun dalam jumlah yang besar, khalayak tidak lagi menjadi penonton massa yang simultan dan seragam dalam menerima pesan.

Media baru bukan media massa lagi. Kenapa?

Saat media baru mengirimkan sejumlah pesan kepada khalayak massa yang homogen, khalayak menjadi individu yang lebih selektif.

Mereka yang menjadi target dari banyaknya terpaan pesan cenderung untuk memilih pesan. Sehingga, memperdalam segmentasi nya.

Media baru merupakan jaringan pada tingkat konsumsi di mana terlihat adanya segmentasi yag dihasilkan dari pengguna media. 

  • Virtual 

Media baru mencakup wacana dunia virtual, ruang, objek, lingkungan, kenyataan, diri dan identitas.  

Penggunaan kata 'Virtual' dapat diartikan sebagai fitur budaya postmodern dan masyarakat maju secara teknologi, di mana ada begitu banyak aspek pengalaman sehari-hari yang disimulasikan secara teknologi. 

Ini merupakan argumen tentang keadaan budaya media, identitas postmodern, seni, hiburan, konsumen dan budaya visual; sebuah dunia di mana kita mengunjungi toko-toko virtual dan bank, mengadakan pertemuan virtual, berhubungan seks virtual, dan di mana berbasis layar dunia 3D yang dieksplorasi atau navigasikan oleh pemain video game, teknisi, pilot, dokter bedah dan lain-lain.

  • Simulasi

Simulasi adalah konsep yang digunakan secara luas dan longgar  dalam literatur media baru, didefinisikan 'imitasi' atau 'representasi'. 

Namun di mana konsep ini membayar lebih banyak perhatian, ia memiliki efek dramatis pada bagaimana kita berteori teknologi budaya seperti VR dan bioskop . 

Karakteristik yang dibahas di atas harus dilihat sebagai bagian dari matriks kualitas yang membuat media baru berbeda. 

Kualitas ini tidak sepenuhnya berfungsi dalam hal teknologi, mereka semua tercampur ke dalam organisasi budayayang melibatkan aspek ekonomi dan sosial. 

Untuk berbicara tentang media baru sebagai jaringan, misalnya, bukan hanya untuk berbicara tentang perbedaan antara teknologi server dan pemancar siaran tetapi juga untuk berbicara tentang deregulasi pasar media. Untuk berbicara tentang konsep virtual bukan hanya untuk berbicara tentang sistem head-mounted display tetapi juga harus memperhitungkan cara di mana pengalaman diri dan identitas dimediasi dalam ruang 'virtual'. 


C. MENYIKAPI MEDIA BARU ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 

Evolution of Media
Evolution of Media

Tiga generasi telah berlalu, saatnya untuk menyambut revolusi industri generasi keempat atau era industri 4.0. Era revolusi industri ini ditandai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan cepat. 

Salah satunya, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang mengagumkan telah mengubah kehidupan manusia modern. Majunya teknologi sangatlah mempermudah kehidupan antarmanusia di berbagai belahan Bumi, teknologi komunikasi dan informasi sangat menunjang berbagai pekerjaan kita.

Namun, dibutuhkan keterampilan untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan produksi di bidang industri.  Adanya, pemanfaatan teknologi digital pun diperlukan untuk memacu produktivitas dan daya saing. 

Selain itu, media baru dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Hal ini sangat menguntungkan untuk membuat konten pemberitaan, karena ada robot jurnalistik yang akan membuat berita. Sehingga, kita sebagai pembuat konten tidak perlu turun langsung ke lapangan. 

Bagaimana dengan nasib media baru ?

Saya rasa di era digital ini, masyarakat Indonesia sedang bermigrasi ke media baru. Alasanya sederhana, media baru menawarkan konten dengan desain yang menarik. Mulai dari gambar atau foto yang disajikan, audio, video, desain grafis dan masih banyak lagi.

Konten yang didapatkan pun cepat dan sesuai kebutuhan dengan waktu yang sangat fleksibel. Efek yang didapatkan pengguna memiliki otoritas penuh untuk mengontrol dan memilih sendiri pilihan konten yang ingin dikonsumsi. 

Ini menjadi lebih menarik, komunikasi yang tercipta bukan satu arah, karena adanya user perspective. 

Interaktivitas antar user yang dapat dilakukan seperti share, like, comment dan vote. Hal ini untuk meningkatkan interaksi sosial, karena mereka saling terhubung.

Berbagai hal yang menarik ini tidak didapatkan di media konvensional.

Media baru di Era Revolusi Industri 4.0 sangat mengubah dunia dengan kemudahan yang ditawarkan, mulai dari gaya hidup dan perilaku. 

Besar harapannya agar pengguna media baru, dapat menggunakannya dengan bijak agar tidak menebar efek negatif ke khalayak luas, melainkan hal positif yang dapat membangun bangsa dan negeri ini. 

Sumber : Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I., & Kelly, K. (2009). New Media : A Critical Introduction (2nd Ed.). London: Routledg.

Terima kasih

With Love,

Narda M. Sinambela

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun