Sumber foto: Pexels.com
Berada di penghujung tahun menjadi sumber overthinking bagi sebagian kalangan. Terkhusus mereka yang sudah memahami perihal tuntutan waktu yang mengharuskan umur sesuai dengan kualitas diri. Walau, sering kali umur bertambah tetapi pola pikir, daya ingat, kebiasaan, kemalasan semuanya masih belum dapat terkontrol.
Nafsu sering kali mendominasi sehingga terjadi hal - hal yang cenderung merugikan. Kesadaran bahwa "rebahan sepanjang hari tidak berfaedah" terdeteksi oleh otak tapi karena nafsu yang begitu tinggi sehingga hal itu tetap  terlaksana secara berulang dari hari ke hari. Akibatnya setiap waiting list yang di buat tidak terealisasikan sedikitpun.
Berbagai kenyataan pahit kemudian menjadi akibat dari menuruti nafsu tersebut. Tugas deadline maraton dalam semalam, tanggung jawab kadang terbengkalai, berbagai hal yang seharusnya dapat maksimal kini hanya berupa pengerjaan yangbtidak didasari niat. Semua itu tentu karena rebahan seharian tanpa sadar bahwa ada jiwa yang perlu di upgrade.
"Bukan lagi hitungan menit yang berharga tetapi hitungan detik"
Tahun 2022 kemudian menjadi ajang pendewasaan bagi kalangan tertentu. Mulai sadar akan keinginan tidak selamanya harus tercapai, tentang usaha dan doa yang harus terus dimaksimalkan, sholat yang harus dilaksanakan tepat waktu, tanggung jawab yang harus diprioritaskan di atas tanggung jawab yang lain, serta kejadian yang selalu membersamai hikmah tentang hidup.
Berbagai kepahitan bahkan telah tersaji di tahun 2022, namun dari hal itu banyak orang sadar bahwa sepersekian detik dalam sehari sangatlah menentukan nasib di hari esok. Sadar bahwa menghabiskan hari hanya dengan tidur adalah suatu hal yang tidak dilarang namun jika dilakukan terus menerus maka akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari.
Kesadaran akan perlunya bercakap dengan diri walau hanya sekedar bertanya tentang skill maupun hal lain tentu harus dilakukan. Setiap orang tentu memiliki skill berbeda, walau banyak yang tidak menyadari hal tersebut. Menghabiskan waktu dengan belajar dan edukasi tentu menjadi hal positif yang dapat mendatangkan syukur di kemudian hari.
Kembali sadar bahwa di penghujung tahun ini perlu kembali mengingat akan waiting list yang sudah tercapai, yang perlu pemaksimalan usaha maupun yang perlu dilupakan.Â
Pergantian tahun cenderung berkaitan dengan bertambahnya usia seseorang. Berawal dari remaja kemudian masuk tahap pendewasaan, menyadari konsep diri dan menerapkan reselience dalam hidup. Â Terus berkaca dari hari kemarin demi kebaikan hari esok yang masih berbentuk rahasia.
Melupakan tahun kemarin dengan menjadikannya pembelajaran dan menyambut tahun selanjutnya dengan ucapan basmalah. Terus sadar bahwa konsisten penting  untuk mengusahakan keinginan dan meminimalisir kegagalan yang sama.Â
Kenali potensi dan sambut tahun selanjutnya dengan ukiran warna pada hidup. Tentang sakit, kegagalan, dan lika liku adalah hal biasa. Perlu untuk menyatu dengan proses karena hal itu akan menjadi saksi saat masa keemasan tiba. Ini hanya perihal waktu bahkan bulan dan matahari memiliki durasinya masing - masing saat berada di atas langit.
Lupakan kepahitan di tahun sebelumnya dan sambut tahun selanjutnya dengan kesiapan mental untuk terus berjuang mengusahakan air mata yang berlinang karena haru terhadap hasil bukan air mata karena kegagalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H