Mohon tunggu...
Kicau Kacau
Kicau Kacau Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Bintang

Seorang petani yang gemar memasak, penikmat petualangan yang gemar pamer foto, pemilik kedai kopi yang gemar menulis, penggemar film yang terobsesi pada Kubrick dan Tarkovsky, belakangan menjadi penikmat dan pecinta bintang. Kontak saya di: hello@ruangwaktu.id Blog: https://ruangwaktu.id

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Sirene dan Lampu Strobo (Bukan) Solusi Mengatasi Kemacetan

11 Maret 2019   12:57 Diperbarui: 12 Maret 2019   23:51 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah berada di sebuah kemacetan atau antrean lalu sayup-sayup mulai terdengar raungan bunyi sirene yang mencoba memecah kemacetan sambil menyerobot ke kanan dan ke kiri? Raungan itu semakin lama semakin keras dan akhirnya terlihat juga kedipan lampu strobo yang menyakitkan mata, lalu tiba-tiba mobil bersirene itu sudah berada di belakang mobil Anda dan akhirnya dengan dongkol Anda harus menyingkir demi memberi jalan mobil yang entah apa kepentingannya merusak antrean.

Belasan tahun lalu, saat menonton film-film Hollywood, saya sering berpikir, kok dalam setiap film pasti sayup-sayup terdengar suara sirene ya? Apakah di sana kriminalitas demikian tinggi hingga polisi harus selalu sibuk mengejar penjahat dengan membunyikan sirene?

Tapi rupanya sekarang hal itu terjadi juga di Jakarta. Hampir setiap saat terutama di jam-jam sibuk, selalu saja terdengar raungan sirene entah dari mana. Pemakainya mulai dari bus-bus antar-jemput ASN, truk-truk berplat nomor militer, mobil-mobil mewah, mobil-mobil dinas aneka merek dan rupa, hingga terkadang angkotpun punya klakson model sirene. Fenomena apa ini?

Kemacetan di jalan raya yang kian hari kian parah memang mengharuskan warganya untuk berpikir kreatif. Dulu, radio adalah salah satu alat yang digunakan untuk berbagi informasi kemacetan. Pada jam-jam tertentu penyiar akan menginformasikan jalan-jalan mana saja yang macet sehingga para pengguna jalan dapat mencari jalan lain atau ya bersabar di tengah kemacetan.

Dengan berkembangnya zaman (dan bertambahnya kemacetan hingga semua jalan macet dan akan panjang jika dilaporkan) maka mulai muncul kreativitas baru yaitu dengan menciptakan aplikasi berbagi info kemacetan yang sekaligus mencarikan jalan alternatif yang tidak terlalu macet. Itu sekaligus menjadi jawaban atas bentuk kreativitas lain yaitu mencari jalan-jalan tikus yang biasanya hanya bisa didapatkan oleh mereka yang berjiwa petualang alias tidak takut kesasar.

Namun di balik semua kreativitas yang positif tadi, muncul juga bentuk kreativitas negatif, yang terkesan potong kompas dan hanya mau enaknya sendiri, yaitu memasang sirene dan lampu strobo.

Peraturan tentang pemasangan dan pemakaian sirene juga lampu strobo sudah coba disosialisasikan oleh pihak berwajib. Namun seperti biasa, lain di media, lain pula di lapangan. Sampai saat ini masih banyak orang yang tanpa kepentingan jelas, memakai sirene dan lampu strobo dengan seenaknya. Pokoknya asal mobilnya agak besar atau mewah (sehingga terlihat seperti orang penting) maka sirene boleh dinyalakan dan antrean boleh diserobot. Begitu juga mobil-mobil berplat nomor khusus, walau kepentingannya hanya untuk pulang ke rumah, sirene tetap halal dipakai dan menyerobot antrean bukanlah barang haram.

Sebenarnya yang mengerikan dari bentuk "kreativitas" yang terakhir ini adalah kebasnya masyarakat akan raungan sirene dan kedipan lampu strobo. Masyarakat menjadi bebal dan tidak lagi menganggap bahwa sirene merupakan sebuah tanda kedaruratan. Ini berbahaya karena disaat ada kepentingan yang benar-benar darurat, masyarakat sudah terlajur tak acuh, tidak peduli, karena sudah terlalu sering "dibohongi" pakai sirene dan lampu strobo.

Saran saya adalah, pertama, semua pihak harus mencoba menimbulkan kesadaran bahwa kemacetan dan antrean di jalan adalah masalah bersama, sehingga pemakaian sirene dan lampu strobo hanya demi menyerobot antrean adalah hal yang jauh dari norma kesopanan. Berpikirlah bahwa tidak ada orang yang suka terjebak dalam kemacetan, apalagi bila antreannya dalam kemacetan itu diserobot oleh mereka yang sebenarnya tidak dalam kondisi darurat.

Kedua, ada baiknya para pemimpin instansi pemerintah dan militer ikut aktif mengingatkan seluruh jajarannya untuk patuh dan tidak seenaknya sendiri memakai sirene dan lampu strobo. Berilah contoh yang baik kepada masyarakat banyak dan bukan malah mempertontonkan kuasa yang kemudian membuat orang berpikir betapa enaknya jika membunyikan sirene dan menyalakan lampu strobo bisa menerobos macet dan akhirnya banyak orang jadi ikut memasangnya.

Ketiga, ada baiknya juga para pejabat memberi contoh mengatasi kemacetan dengan mulai naik angkutan umum. Jangan hanya saat peresmian saja naik kendaraan umum, tapi kemudian kembali naik kendaraan dinas berpengawal untuk menerobos (baca: menyerobot) kemacetan. Bukankah sudah sering dikatakan bahwa pemimpin adalah panutan?

Para pejabat jangan malu apalagi anti berdesakan dengan masyarakat yang dipimpin karena justru dengan merasakan kemacetan dan berdesak-desakan di angkutan umum maka kebijakan dan solusi yang bersifat bottom-up bisa didapat.

Keempat, pada setiap aturan, ada penegakan disiplin yang perlu dengan serius dilaksakan. Ketika sosialisasi sudah dilaksanakan namun masih ada yang melanggar, maka penegakan disiplin adalah jalan yang harus ditempuh.

Kemacetan adalah masalah bersama. Disiplin untuk selalu menjaga antrean, menghormati sesama pengguna jalan, dan tidak saling serobot adalah jiwa yang harus ditanamkan pada setiap pengguna jalan. Jangan merasa hebat ketika bisa menyerobot karena di balik itu begitu banyak orang yang menyumpahi para penyerobot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun