Di tengah pegunungan terdapat sebuah desa kecil bernama Desa Buntu.Â
Desa Buntu berada di Gunung Sindoro, desanya luas, penuh penduduk dengan berhektar-hektar lahan digunakan untuk bercocok tanam.Â
Namun ada satu hal yang menonjol dari masyarakatnya, yaitu toleransi beragama yang tinggi.Â
Toleransi mereka yang luar biasa juga datang dari rasa kolektivisme yang luar biasa, kerja sama tim, dan rasa damai serta keakraban mereka dengan semua orang di desa.
Mereka menganut lima agama, Islam (Muhammadiyah & N.U), Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha.Â
Meskipun umum bagi masyarakat untuk berpikir bahwa dengan banyaknya agama yang diberikan, akan ada semacam konflik antara agama dan jenisnya.Â
Namun fakta yang mengejutkan adalah hampir tidak ada konflik sama sekali.Â
"Masyarakat hidup dengan damai walaupun menganut agama yang berbeda" Kata Bu Sumrah.Â
Salah satu contoh yang lebih besar adalah ketika setiap agama mempunyai perayaan khusus masing-masing.Â
Jika ada komunitas yang sedang merayakan hari perayaan di agamanya mereka pada tempat beribadahnya masing-masing, mereka yang tidak merayakannya akan datang dan melindungi mereka yang melaksanakan beribadah dan merayakan acara keagamaannya, dan aturan ini akan diterapkan sebaliknya.Â
"Sebenarnya sudah biasa jika ada pernikahan beda agama, karena toleransi yang sangat kuat di desa ini," kata Bu Sumrah.Â