Mohon tunggu...
Naraya Syifah
Naraya Syifah Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Penggembala Sajak

Tidak ada yang istimewa dari Naraya Syifah, ia hanya seorang gadis kampung yang sederhana, putri sulung dari keluarga sederhana yang disimpan banyak harapan di pundaknnya. Ia memiliki kepribadian mengumpulkan sajak di pelataran rumahnya. Pernah tergabung dalam beberapa komunitas literasi dan alhamdullilah saat ini sebagai penggerak literasi di kabupaten Subang. Ia menjalankan komunitas Pena Cita bersama teman-teman sehobinya. Kecintaannya pada literasi menghantarkannya sampai di sini. Semoga awal yang baru ini dapat lebih mengembangkan tulisannya dan merubah hidupnya. Selain menulis ia juga tergila-gila dengan K-drama yang dapat menginspirasi nya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Tiga Alasan Kenapa Kamu Cuma jadi Tamu Undangan di Nikahan Mantan?

2 Februari 2023   14:09 Diperbarui: 2 Februari 2023   14:18 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar by Diadona.id

Saya menulis artikel ini setelah saya mendengar cerita teman saya yang menyedihkan bin kasihan. Bagaimana tidak sedih, pria itu sudah dipacarinya sejak bangku Menengah Pertama hingga bangku Menengah Atas. Namun tak ada angin tak ada hujan, tetiba saja sang pria menikahi wanita lain bahkan tanpa kata putus.

Lantas, jika si pria sudah berniat untuk mempersunting wanita lain, bukankah secara otomatis hubungan mereka sudah berakhir?

Tidak mungkin, kan, si pria berstatus sebagai suami orang sekaligus pacar si doi. Bisa berabe nanti.

Yang membuat batinku ikut teriris, dia sama sekali belum bisa melupakan orang itu dan masih terus menunggunya untuk kembali.

Kalau begitu terus, bagaimana bisa dia membuka hatinya lagi untuk sosok yang baru?

Siapa juga yang mau pacaran dengan orang yang masih dibayang-bayangi masa lalunya. Ya, mungkin ada, sih, tapi lama kelamaan jadi makan ati juga dan bisa berujung pada perpisahan.

Seperti lagunya Armada: "Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu ...."

Sakit banget, kan? Akhirnya, malah  jadi gilirannya dia yang nyakitin cowok-cowok di luar sana. Inilah yang dinamakan 'korban pelampiasan'.

Masalahnya adalah: Kok, mau, sih, pacaran lama-lama kalau tidak ada kejelasan hubungan?

Mau emang digantung terus-terusan?

Ilustrasi gambar by Popbela.com
Ilustrasi gambar by Popbela.com

Maksudnya, mau di bawa ke mana hubungan kita ini? Kita udah lama, loh, pacaran.

Mengutip dari berbagai tanggapan netizen warga +62: Hubungan seseorang yang bertahan lama disebabkan karena adanya kesatuan visi dan misi selama pacaran.

Selama pacaran mereka sama sekali tidak pernah membicarakan perpisahan, yang mereka bahas adalah rencana hidup bersama.

Saat di bangku SMP, mereka membicarakan di mana mereka bisa sekolah di SMA yang sama. Saat di bangku SMA, mereka membicarakan di mana mereka bisa kuliah bersama atau mungkin bekerja. Saat kuliah, mereka hanya membicarakan kemungkinan-kemungkinan kebahagiaan mereka di masa depan. Mimpi-mimpi apa saja yang ingin dicapai sebelum menikah. Apa saja yang ingin mereka punya sebelum menikah.

Tetapi, mereka lupa satu hal. Mereka lupa apa saja kemungkinan terburuk yang akan terjadi di masa depan?

Dan apa yang akan dilakukan jika hal itu benar-benar terjadi?

Kenapa hal-hal seperti itu tidak pernah disiapkan sebelumnya?

Katanya, sedia payung sebelum hujan, tapi kamu lebih memilih sakit kehujanan, basah-basahan atau bahkan lari.

Jika kamu dan dia tidak pernah berencana untuk putus, lantas apa rencana kalian untuk mencegah hal-hal lain yang akan menyebabkan kalian putus suatu saat nanti?

Apakah kamu bisa menjamin bahwa perasaanmu tidak akan berubah?

Bagaimana jika itu kamu?

Bagaimana jika kamu sendiri yang menghancurkannya?

Lalu apa yang membuat hubungan itu tak kunjung berlabuh ke pelaminan meskipun sudah lama pacaran dan saling mengenal?

Ada beberapa faktor yang membuat suatu hubungan yang sudah dibangun lama kandas begitu saja:

1. Faktor Kesiapan (Menunda-nunda)

Sebenarnya, kamu dan pasanganmu sudah saling mengenal satu sama lain, baik itu antara kamu dan dia atau antara keluarga masing-masing.

Tapi ketika salah satu pihak ngebet pengen nikah, apalagi orang tua perempuan ketika melihat anaknya terjerat dalam satu hubungan pacaran yang sudah sangat lama kekhawatiran mereka akan semakin menjadi. Maka dia akan mendesak putrinya untuk segera menikah.

Mau nggak mau, si perempuan ini harus mendesak pacarnya agar segera menikahinya.

Tapi, jika dari pihak laki-lakinya belum siap khususnya dari lahir dan batinnya si laki-laki itu sendiri, itu dapat berpotensi kepada berakhirnya hubungan mereka. 

Apalagi jika tiba-tiba datang lelaki lain yang berniat untuk serius dan ingin meminang perempuan itu dengan bissmilah, yang pacaran lama pun akan kalah dengan yang datang sebentar lalu ngajak nikah.

2. Faktor Keluarga

Menikah itu bukan hanya menyatukan dua orang saja, tetapi menyatukan dua keluarga.

Kalau dalam salah satu keluarga ada yang tidak suka atau tidak setuju, itu juga bisa menjadi pemicu kandasnya suatu hubungan.

Ibarat kata, kita menikahi anaknya bukan ayahnya atau ibunya. Menurut saya, kita tidak hanya menikahi anaknya, tetapi juga harus bisa diterima di keluarganya. 

Daripada jadi anak durhaka apalagi pake acara "kawin lari" kayak di tivi lebih baik bubaran saja.

Secinta apapun kamu dengan dia, kalau orang tua tidak merestui bagaimana bisa bahagia?

Saya juga punya teman yang sudah berhubungan lama dengan pasangannya, namun ternyata pasangannya itu sudah dijodohkan dengan orang lain. Hubungan mereka akhirnya wassalam sampai di situ. 

Kamu yang sudah menemaninya selama ini, akan kalah dengan satu kata "Tidak" yang dilontarkan ibu dan ayahnya sekali saja.

Jadi, kenapa kamu tidak dekati juga keluarganya?

3. Adanya Orang Ketiga

Meskipun kamu dan pasanganmu sudah saling mengenal, tetapi belum tentu kamu bisa mempercayai dia seratus persen.

Rupanya, isu orang ketiga ini paling santer terjadi. Orang ketiga yang datang baru-baru ini, atau seseorang yang mungkin datang dari masa lalunya. Atau mungkin orang ketiganya itu adalah temanmu sendiri.

Horor banget, kan?

Jadi, sebelum memilih pasangan pastikan dulu bahwa masa lalu kamu dan dia sudah sama-sama selesai dan sudah dibenahi dengan baik. Jangan sampai ada celah untuk kemudian bisa masuk di masa depan.

Pacaran lama tetapi tidak berakhir di pelaminan yang akhirnya cuma jagain jodoh orang juga banyak terjadi di kalangan artis Indonesia.

Instagram @citraciki
Instagram @citraciki

Artis cantik Citra Kirana dan Ali Syakieb sudah menjalin hubungan selama enam tahun lamanya, namun akhirnya sang aktris malah menikahi aktor Rezky Adhitya yang baru bertemu kembali dengannya setelah sepuluh tahun berpisah.

Begitu pula dengan sultan andara, Rafi Ahmad yang sebelumnya pernah diisukan dengan Yuni Shara, keduanya sudah menjalin hubungan selama empat tahun, namun akhirnya Rafi malah menikahi Nagita Slavina atau wanita yang lebih akrab dengan sapaan Gigi.

Tetapi, Dinda Hauw dan Rey Mbayang yang menikah tanpa pacaran, yaitu melalui proses taaruf selama dua bulan kini tengah hidup bahagia bersama buah hati mereka.

Begitu juga aktor dan penyanyi Irwansyah yang akhirnya meminang Zaskia Sungkar untuk diperistrinya padahal sudah lama menjalin cinta dengan aktris cantik Acha Septriasa.

Saya menyimpulkan bahwa, hubungan yang lama namun tak berakhir di pelaminan adalah karena adanya visi-misi yang berubah.

Perbedaan itu akhirnya tidak pernah bisa diterima lagi oleh pasangan masing-masing atau bahkan pasangan enggan untuk membahasnya dan mencari solusinya bersama-sama. Seperti kata pamungkas, tidak mungkin akan berhasil jika hanya satu orang saja yang berjuang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun