Akhir pekan ini, aku menyusuri kota Karanganyar. Kota di Kaki Gunung Lawu yang terkenal dengan puluhan objek wisata ini udara senja terasa sejuk setelah hujan reda.
Di selatan Kota, menuju Waduk Lalung yang indah dikala matahari tenggelam, terdapat sebuah angkringan atau di Solo dikenal dengan nama "hik" di kanan jalan, tepatnya di Dusun Kepuh, Lalung. Tempat itu bernama "Hik Pondok Bambu.
Kesan pertama yang timbul ketika datang ke angkringan ini berbeda dengan banyak angkringan lain. Meskipun tidak meninggalkan gerobak sebagai ciri khas angkringan, namun sebagai pembeli, kita disuguhkan tempat duduk yang nyaman seperti sebuah kafe.
Bangku-bangku sengaja di tata rapi dengan lampu yang ditutup "tumbu" memberikan kesan hangat dan nyaman untuk berlama-lama di tempat ini. Selain itu juga terdapat lesehan bagi yang ingin meluruskan kaki sembari menikmati beragam panganan yang disuguhkan.
Dari Nasi Wader Goreng hingga Sambel Bali
Tidak seperti angkringan yang hanya menyuguhkan nasi sambal oreg ataupun nasi sambal teri, di angkringan ini lidah kita akan dimanjakan makanan lain yang biasa di suguhkan di restoran, seperti Nasi Sambal Bali, Nasi Ayam Lada Hitam, bahkan hingga Nasi Gudeg Khas Jogja. Semua di sajikan dalam bungkusan kecil khas nasi angkringan.
Selain itu terdapat juga lauk-pauk yang beraneka ragam dari kepala ayam, sate usus hingga berbagai macam gorengan yang dapat di request untuk di bakar dengan bumbu kecap pedas.
Wedang Jahe Rempah
Wedang jahe rempah merupakan ciri khas Hik Pondok Bambu. Wedang Jahe dengan campuran cengkeh dan bahan lainnya, bumbu yang dirahasiakan, minuman ini memberikan rasa hangat serta sensasi rasa dan aroma yang khas berbeda dengan wedang jahe pada umumnya.
Seperti halnya, angringan yang lainnya, harga yang ditawarkan oleh Hik Pondok Bambu sangat jauh dari kesan mahal. Sehingga banyak remaja dan orang tua menjadi pelanggannya. Selain makan dan menikmati minuman hangat mereka nyaman berdiskusi diiringi lantunan lagu-lagu yang diperdengarkan dengan lembut.
"Murah, nyaman untuk nongkrong dan berdiskusi dengan teman, " ujar Sadino, pelanggan Hik Pondok Bambu yang hampir beberapa kali dalam seminggu selalu menyempatkan mampir ke angkringan ini.
Menurut Mas Budi, selaku pemilik dari Hik Ponduk Bambu ini, angkringan berkonsep kafe ini baru dibuka  6 bulan lalu, dan merupakan cabang dari usaha yang didirikan bersama 4 orang sahabatnya. Kini masing-masing dari mereka telah mengelola angkringannya.
Tingkat persaingan angkringan sebagai warung makan rakyat sangat tinggi di kota Karanganyar. Namun dengan konsep yang ditawarkan, optimis Hik Pondok Bambu mampu menjadi salah satu pilihan utama bagi para penikmat makanan jajanan murah dengan tempat yang nyaman dan bersih.Â
Jika Anda berkesempatan datang ke kota Karanganyar, jangan lupa sempatkan mampir ke Hik Pondok Bambu, kiri jalan selatan lampu merah Pom Bensin Lalung.
Salam Hangat,