Mohon tunggu...
Narasi Pembaharu
Narasi Pembaharu Mohon Tunggu... Human Resources - Narator

Merawat Nalar, Memupuk Harapan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pandeglang di Persimpangan: Mempertahankan Warisan Agraris atau Menyongsong Jalan Baru Industrialisasi?

22 Oktober 2024   18:02 Diperbarui: 22 Oktober 2024   18:08 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iyan Sofyan, SM. (Alumni GMNI Pandeglang)

Kabupaten Pandeglang, kerap kali di dikenal sebagai "daerah sejuta santri dan seribu ulama," presfektif lain dari Kabupaten Pandeglang adalah daerah agraris yang memiliki potensi sumberdaya alam yang luar biasa, terutama di sektor pertanian. Wilayah ini sejak dulu menjadi salah satu lumbung pangan nasional, dengan beragam komoditas pertanian yang mendukung ekonomi daerah.

 Termaktub dalam sejarah kabupaten pandeglang yang masuk dalam wilayah kekuasan kesultanan banten yang mencapai puncak kejayan. Lada sebagai rempah yang menjadi daya tarik bangsa asing untuk berniaga di Banten membuat mereka berdatangan untuk mendapatkan rempah rempah yang menjadi primadona. 

"Historis ini diperkuat dengan penemuan tanaman lada tua yang cocok dengan isi dokumen kuno belanda tahun 1800-an yang menyebutkan 180 daerah di banten sekitar gunung karang, gunung pulosari, gunung aseupan merupakan penghasil lada" (Kompas id).

 Sektor pertanian masih menjadi penopang utama perekonomian Pandeglang, menyumbang sekitar 33,70% dari total produk domestik bruto daerah. Namun, di balik kemegahan alamnya, sektor pertanian kabupaten Pandeglang menghadapi berbagai tantangan yang serius, mulai dari sistem pertanian yang masih tergolong tradisional, rendahnya adopsi teknologi, serta keterbatasan akses terhadap modal yang membuat mereka semakin ragu untuk melanjutkan usaha pertanian.

Di sisi lain, fenomena urbanisasi semakin memperparah kondisi ini. Generasi muda di kabupaten Pandeglang semakin banyak yang memilih untuk mencari pekerjaan di luar kota, bekerja di sektor industri lain yang dianggap lebih menjanjikan dari segi pendapatan dan stabilitas karier. jumlah generasi muda yang berminat menjadi petani semakin menurun. Hal ini mengancam kelangsungan sektor pertanian di Pandeglang, yang bisa saja ditinggalkan sepenuhnya oleh generasi berikutnya.

Pergeseran ini bukan tanpa alasan. Kondisi kerja di sektor pertanian  dinilai tidak menarik bagi generasi muda. Mereka menganggap profesi petani sebagai pekerjaan yang berat, berisiko, dengan pendapatan yang tidak sebanding. 

Pemerintah Kabupaten Pandeglang telah mencoba merespon tantangan ini dengan merencanakan pengembangan kawasan industri di beberapa kecamatan. Langkah ini diharapkan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal, namun harus dilakukan dengan perencanaan matang agar tidak mengorbankan lahan pertanian yang produktif mengingat kabupaten pandeglang termasuk dalam kawasan yang di tetapkan oleh pemerintah pusat sebagai daerah pertanian berkelanjutan, melalui  keputusan menteri ATR/BPN No. 1589/SH-I IK.02.01 /XII/2021 tentang Data Sebaran Peta Lahan Sawah yang Dilindungi.Kehilangan lahan pertanian dapat berimpilkasi pada penurunan produktifitas ketahanan pangan. Pengembangan kawasan bukanlah satu-satunya jalan. 

Pandeglang memiliki peluang besar untuk memodernisasi sektor pertanian melalui adopsi teknologi dan metode pertanian yang lebih canggih. Transformasi ini dapat menciptakan pertanian yang lebih efisien, produktif, dan menarik bagi generasi muda. Dengan penggunaan teknologi, produktivitas dapat ditingkatkan, biaya produksi dapat ditekan, dan risiko alam dapat diminimalkan.

Contoh terbaik dari keberhasilan transformasi pertanian ini dapat dilihat di negara-negara seperti Israel. Meskipun memiliki keterbatasan geografis, Israel mampu mengembangkan sektor pertanian yang modern dan produktif berkat teknologi. Kabupaten Pandeglang dengan potensi sumberdaya alam yang melimpah seharusnya bisa mengelolanya dengan baik, adanya pengadopsian teknologi serupa diharapkan dapat mendorong pertanian yang lebih maju dan berdaya saing.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan investasi yang tepat di bidang pertanian modern, Pandeglang bisa menjadi pusat pertanian yang tidak hanya menyerap tenaga kerja lokal, tetapi juga menjadi penopang ketahanan pangan nasional. Selain itu, sektor pertanian yang modern juga dapat mencegah urbanisasi yang berlebihan, karena generasi muda akan melihat pertanian sebagai sektor yang menguntungkan dan berkelanjutan. Pada akhirnya, pertanian modern tidak hanya akan mengangkat perekonomian Pandeglang, tetapi juga menjaga warisan alam dan budaya pertanian yang sudah ada selama berabad-abad.

Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat lokal. Pemerintah perlu memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi petani untuk mengadopsi teknologi baru, serta memberikan akses permodalan yang lebih mudah. Selain itu, investor juga harus didorong untuk berinvestasi di sektor pertanian modern, menciptakan rantai nilai yang kuat dari hulu hingga hilir. 

Dengan pengelolaan yang tepat, pengembangan pertanian modern dapat menjadi solusi bagi tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh kabupaten pandeglang. Pertanian modern adalah kunci bagi keberlanjutan ekonomi Pandeglang, serta solusi jangka panjang bagi permasalahan urbanisasi dan ketahanan pangan.

Penulis: Iyan Sofyan, SM. 

Alumni Gmni, Sarjan Manajemen Universitas Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun