Nawawi al Bantani tetap berjuang dari jauh untuk kemajuan bangsanya dan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi sumber inspirasi melalui pemikirannya dan semangat perjuangannya dalam menghadapi penindasan. Dengan demikian, ia menjaga api kebenaran dan kekuatan jiwa yang penting untuk melawan penindasan dan kezaliman.
Karya-karya ilmiah
Syaikh Nawawi al Bantani memiliki dedikasi keilmuan yang tinggi, khususnya dalam kajian-kajian keislaman yang beliau tulis dalam berbagai disiplin ilmu. Jika kebanyakan ulama Nusantara saat itu menulis karyanya dengan redaksi Melayu, Menariknya semua karya yang Nawawi al Bantani tulis menggunakan redaksi berbahasa Arab. Karya-karyanya mencakup berbagai disiplin ilmu Islam, mulai dari fiqh, tafsir, hadis, tasawwuf, dan sejarah.
Beberapa karya Nawawi al Bantani sangat cukup popular dan secara mayoritas seringkali dikonsumsi orang-orang Islam yang belajar di pesantren Indonesia dikategorikan dalam tujuh rumpun bidang ilmu sebgai berikut:
Bidang akhlak dan tasawuf; seperti Nashaih al 'ibad, al adzhar, al maraqi al 'Ubudyah, Sulalim al Fudhala, Misbha al Zulam.
Bidang hadis; Al Arba'in al Nawawi dan Tanqih al Qaul.
Bidang fikih; Nihayah al Zain, Kasyifah al Saja, al Tsamar fi Riyadh al Badi'ah, Sulam Munajat, 'Uqud al Lujain, al Tausyih ibn Qasim.
Bidang tauhid, akidah, ushuluddin; Tijan al Darari, Qami' Thugyan, dan Fath al Majid.
Bidang sejarah, al ibriz al Dani fi Mualid Sayyidina Muhammad, Bughyah al Awwam fi Maulid Sayyid al Anam.
Bidang gramatikal Arab (Nahwu, Saraf, dan Balaghah); Fath al Ghafir al Khatiyah 'ala Raudhah al Bahiyah fi Abwab al Tashrifiyah, Lubab al Bayyan fi al Isti'arah;
Bidang Tafsir; Marah Labid fi Kasyfi Ma'na a Qur'an al Majid.