Mohon tunggu...
terasbudaya.id
terasbudaya.id Mohon Tunggu... Guru - Lanesra

terasbudaya.id hadir sebagai media edukasi kepada khalayak ramai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hadis Pada Masa Kodifikasi, Seleksi, dan Penyempurnaan

20 Agustus 2023   18:01 Diperbarui: 20 Agustus 2023   19:34 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi menjadi seorang figur bagi umat Islam. Ia menjadi sentral perhatian, dalam kontslasi sebagai pemimpin, teladan, dan penyampaian ajaran-ajaran Islam yang hampir semua perkataan, perbuatan, dan ketetapannya bermuatan hukum, kecuali sebagian yang berkaitan dengan urusan murni duniawi. Dengan begitu hadis telah menjadi pusat perhatian semenjak awal Islam. Hadis menjadi rujukan dan pedoman umat muslim dipenjuru dunia sebagai dalil hukum kedua setelah Al-Qur'an.

Tulisan kali ini, adalah lanjutan bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis yang pernah penulis jelaskan pada artikel sebelumnya dengan judul "Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hadis dari Masa Nabi Saw, Sahabat, dan Tabi'in". 

Setelah masa Nabi, Sahabat dan Tabi'in. Pertumbuhan dan perkembangan hadis terus berkembang. Setelah masa Tabi'in yang dikenal dengan fase menyebarnya periwayatan hadis. Pertumbuhan dan perkembangan hadis dilanjut pada masa kondifikasi hadis, yaitu masa teks-teks hadis dibukukan dalam kitab-kitab hadis.

Kemudian dilanjutk pada masa seleksi yang terjadi pada awal sampai akhir abad 3 H yang disebut dengan masa penerimaan, mentashihan, dan penyempurnaan. Lalu dilanjutkan pada masa masa pemeliharaan, penertiban, penambahan, dan penghimpunan yang terjadi pada abad ke 4 sampai pertengahan abad ke 7 H. Dan terakhir adalah fase yang terjadi pada abad ke 7 hingga sekarang yang dikenal dengan masa pensyarahan, penghimpunan, dan pembahasan.

Hadis Pada Masa Kondifikasi | Fase Keempat

Pada masa ini hadis mulai dikumpulkan oleh pemerintah Islam dibawah pimpinan Khalifah Umar Ibn Abd al Aziz (99-101 H) yaitu khalifah kedepalan Bani Umayah. Ia mengintruksikan Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Azm (Gubernur Madinah) dan para ulama Madinah agar memperhatikan dan mengumpulkan hadis dari para penghafalnya.

Ada beberapa faktor keteguhan hati Umar bin Abd al Aziz untuk melakukan kondifikasi hadis pada masa itu. Pertama, para ulama saat itu telah tersebar ke beberapa wilayah kekuasaan Islam, dikhawatirkan hadis akan hilang bersama wafatnya mereka, sementara generasi penerus diperkirakan tidak menaruh perhatian terhadap hadis. Kedua, banyaknya pemalsuan hadis yang dijadikan sebagai kepentingan oleh pelaku bid'ah seperti Khawarij, Rafidah, Syi'ah dan lainnya yang berupa hadis-hadis palsu.

Perintah Umar untuk mengumpulkan hadis disambut baik oleh ulama dan umat Islam. Sehingga terkumpullah beberapa catatan hadis dari Abu Bakar ibn Muhammad ibn Hazm (W. 117 H) melalui Amrah binti Abd al Rahman al Ansari yang merupakan murid kepercayaan Aisyah dan Muhammad bin Syihab al Zuhri (W. 107 H)

Kitab hadis yang mereka himpun tidak sampai kepada kita. Ulama setelah al Zuhri yang berhasil menyusun kitab tadwin yang bisa diwariskan kepada generasi sekarang adalah kitab Muwawtta yang ditulis Malik ibn Anas yang selesai disusun pada tahun 143 H dan merupakan kitab kondifikasi hadis pertama.

Hadis Pada Masa Seleksi | Fase Kelima

Seleksi hadis berlangsung saat pemerintahan Dinasti Abbasiyah, khususnya sejak masa al-Makmun sampai dengan akhir abad III atau awal abad IV, masa al Muktadir. Seleksi hadis masa ini dilakukan dengan sangat ketat. Penyeleksian ini upaya kelanjutan dari para ulama sebelumnya yang telah berhasil membukukan hadis. Tujuanya yaitu untuk memisahkan beberapa hadis yang berasal dari sahabat, (mauquf) tabi'in (maqtu'), dan dari Nabi (marfu'). Karena pada periode tadwin hadis belum berhasil dipisahkan, hanya saja dibukukan. Bahkan pada periode tadwin hadis yang berstatus shahih, hasan, dha'if maupun palsu masih bercampur. Dengan begitu masa ini disebut dengan masa penerimaan, mentashihan, dan penyempurnaan.

Pada masa ini para ulama sangat bersungguh-sungguh mengadakan penyeleksian dan penyaringan hadis Rasulullah Saw yang mereka terima. Mereka berhasil memisahkan mana hadis yang mauquf, maqtu dan marfu'. Juga hadis yang shahih, dha'if, bahkan palsu. Walaupun berdasarkan penelitian ulama berikutnya masih ditemukan tersisipnya hadis dha'if pada kitab-kitab shahih.

Kitab-kitab yang disusun pada masa ini sangat banyak, diantaranya Shahih Bukhari karya Imam al Bukahri, Shahih Muslim karya Imam Muslim, beberapa kitab sunan seperti Sunan Abi Dwaud karya Abu Dawud al Sijistani, Sunan at Tirmidzi oleh at Tarmidzi, Sunan Ibn Majah karya Ibn Majah, Sunan ad Darimi karya al Darimi, dan Sunan Sa'id ibn al Mansur oleh Sa'id ibn al Mansur.  

Hadis Pada Masa Pengembangan dan Penyempurnaan Sistem Penyususunan Kitab-kitab Hadis | Fase Keenam

Secara politis masa ini hampir sama dengan masa seleksi hadis. Namun, kekuatan-kekuatan dari luar Islam sudah mulai menggeliat. Hal ini dibuktikan dengan dikuasainya Bayt al Maqdis di Yerussalem oleh tentara Salib dan puncaknya Baghdad runtuh oleh serangan Jengis Khan.

Penyusunan pada masa ini lebih mengarah kepada usaha mengembangkan beberapa variasi pembukuan kitab-kitab yang sudah ada sebelumnya. Dengan begitu masa ini disebut dengan masa pemeliharaan, penambahan, penertiban, pembahasan, dan penghimpunan. Para ulama berusaha untuk mengalihkan perhatian mereka untuk menyusun kitab-itab yang berisi pengembangan dan penyempurnaan sistem penyusunan kitab-kitab hadis.

Diantara kitab yang berhasil disusun pada periode ini adalah kitab al Mustakhraj yaitu kitab hadis yang disusun berdasarkan penulisan kembali hadis-hadis yang terdapat dalam kitab lain kemudian penulis kitab itu mencantumkan sanad atas dirinya sendiri.

Hadis Pada Masa Pensyarahan, Penghimpunan, Pentakhrijan dan Pembahasan | Fase Ketujuh

Pada masa ini ulama beruapa mensyarah kitab-kitab hadis yang sudah ada. Menghimpun dan mengumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-kitab yang sudah ada. Mentakhrij atau mengeluarkan hadis dari sumbernya dan membahas kandungan kitab-kitab hadis. Diantara usaha itu, misalnya pengumpulan isi kitab enam, seperti yang dilakukan oleh Abd al Haqq ibn Abd al rahman al Asbili, al Fayir al Zabadi dan Ibn al Atsir al Jaziri.

Pada masa ini juga berhasil menyusun kitab -kitab hadis yang berkaitan dengan hukum, diantaranya oleh al Daruqutni, al Baihaqi, Ibn Daqiq al 'Id, Ibn Hajar al Asqalani, dna Ibn Qudamah al Maqdisi.

Mas perkembangan ini melewati dua fase sejarah perkembangan Islam, yaitu pada fase pertengahan dan fase modern. Pada masa yang disebut terakhir, muncul penulis hadis seperti al Laknawi, al Qasimi, dan al Albani serta ulama lain yang berkecimpung dalam menghimpun hadis-hadis berdasarkan kualitas atau topik tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun