Mohon tunggu...
Octaviany Handayani
Octaviany Handayani Mohon Tunggu... Guru - Penyuka skandal yang riang gembira

There is only one happiness in this life, to love and be loved....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rusuh Bawaslu dan Algoritma Politik

23 Mei 2019   14:28 Diperbarui: 23 Mei 2019   14:47 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita butuh sosok-sosok pendobrak tembok narasi yang memisahkan dan memicu pertikaian. Memang tidak nyaman. Sosok tersebut akan dianggap khianat atau abu-abu.

Tapi kita butuh sosok tersebut untuk mendobrak tembok, membuka dialog dan menumbuhkan rasa saling memahami antar kedua kelompok yang bertikai.

Sehingga energi bangsa tidak habis untuk menonjolkan perbedaan, bertengkar dalam semua hal, sehingga kita tidak lagi fokus bahwa kita punya kesamaan yaitu semangat untuk memajukan bangsa.

Siapa sosok tersebut?
Tentunya ia harus punya cukup pengaruh, didengar & diterima di kedua kelompok. Menurut saya SBY, AHY, Habibie, Yenny Wahid, Zulkiefli Hasan memenuhi kriteria tersebut.

Langkah AHY & Yenny berkumpul di Bogor bersama tokoh-tokoh muda dari kedua kubu merupakan langkah yang tepat dalam konteks ini.

Zulkiefli Hasan & AHY bertemu Jokowi bisa dilihat sebagai langkah positif juga. Benar bahwa mereka punya agenda politik. Tapi apapun itu, manuver mereka sejalan dengan kepentingan bangsa kita saat ini yang susah kadung terpecah: rekonsiliasi. Jangan karena ada orang yang punya agenda politik tertentu, lantas kita melupakan PR besar bangsa kita merekatkan kembali persaudaraan yang retak akibat polarisasi politik.

Kompetisi sudah usai. Saatnya kita sama-sama mendobrak tembok algoritma narasi yang meretakkan hubungan persaudaraan kita. Karena pada akhirnya, bagaimanapun kompetisi politiknya, rakyat lah yang harus menang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun