Kita butuh sosok-sosok pendobrak tembok narasi yang memisahkan dan memicu pertikaian. Memang tidak nyaman. Sosok tersebut akan dianggap khianat atau abu-abu.
Tapi kita butuh sosok tersebut untuk mendobrak tembok, membuka dialog dan menumbuhkan rasa saling memahami antar kedua kelompok yang bertikai.
Sehingga energi bangsa tidak habis untuk menonjolkan perbedaan, bertengkar dalam semua hal, sehingga kita tidak lagi fokus bahwa kita punya kesamaan yaitu semangat untuk memajukan bangsa.
Siapa sosok tersebut?
Tentunya ia harus punya cukup pengaruh, didengar & diterima di kedua kelompok. Menurut saya SBY, AHY, Habibie, Yenny Wahid, Zulkiefli Hasan memenuhi kriteria tersebut.
Langkah AHY & Yenny berkumpul di Bogor bersama tokoh-tokoh muda dari kedua kubu merupakan langkah yang tepat dalam konteks ini.
Zulkiefli Hasan & AHY bertemu Jokowi bisa dilihat sebagai langkah positif juga. Benar bahwa mereka punya agenda politik. Tapi apapun itu, manuver mereka sejalan dengan kepentingan bangsa kita saat ini yang susah kadung terpecah: rekonsiliasi. Jangan karena ada orang yang punya agenda politik tertentu, lantas kita melupakan PR besar bangsa kita merekatkan kembali persaudaraan yang retak akibat polarisasi politik.
Kompetisi sudah usai. Saatnya kita sama-sama mendobrak tembok algoritma narasi yang meretakkan hubungan persaudaraan kita. Karena pada akhirnya, bagaimanapun kompetisi politiknya, rakyat lah yang harus menang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H