METODOLOGI
   Pendekatan metode kualitatif studi kasus dalam pemeriksaan radiologi untuk pasien dengan indikasi fraktur pada genu (lutut) dan femur (tulang paha) berfokus pada pengumpulan data mendalam dan analisis rinci dari pengalaman individu pasien serta interaksi mereka dengan sistem perawatan kesehatan. Studi ini melibatkan serangkaian wawancara mendalam dengan pasien, dokter, dan teknisi radiologi untuk memahami proses diagnostik dari berbagai perspektif. Melalui wawancara ini, kita dapat menggali lebih dalam bagaimana keputusan klinis dibuat, tantangan yang dihadapi dalam diagnosis, dan bagaimana hasil radiologi mempengaruhi rencana pengobatan. Observasi langsung dan pengumpulan data dari catatan medis pasien juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang perjalanan diagnosis dan pengobatan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi hasil klinis.
   Analisis kualitatif dalam studi kasus ini memungkinkan kita untuk memahami konteks spesifik di mana pemeriksaan radiologi dilakukan, serta mengidentifikasi hambatan dan faktor pendukung dalam proses tersebut. Misalnya, dengan mengeksplorasi bagaimana berbagai teknik radiologi seperti radiografi konvensional, CT scan, dan MRI digunakan dalam kasus-kasus tertentu, kita dapat mengidentifikasi kelebihan dan keterbatasan masing-masing metode dalam konteks praktis. Pengalaman pasien juga menjadi fokus penting, mengungkapkan bagaimana mereka merasakan proses diagnostik dan pengaruhnya terhadap pemahaman mereka tentang cedera serta rencana perawatan. Melalui analisis tematik dari wawancara, kita dapat mengidentifikasi tema-tema kunci seperti kejelasan komunikasi medis, kecepatan diagnosis, dan kenyamanan pasien selama prosedur radiologi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
   Sebelum dilakukan pemeriksaan, radiografer memeriksa ruangan dengan menghidupkan saklar pada ruangan operator, mengatur suhu ruangan, mengecek suhu ruangan, menyalakan saklar meja pemeriksaan, menyalakan tabung sinar-X dan mengatur posisi tabung sinar-X. Selanjutnya, radiografer akan memakai apron sebagai penerapan prosedur proteksi radiasi. Pasien harus melepas aksesoris ataupun benda-benda yang menghalangi pemeriksaan, serta memakai baju pemeriksaan yang telah disediakan sebelum memasuki ruang pemeriksaan. Dan selama pemeriksaan, pasien diharapkan tidak melakukan gerakan untuk menghindari motion blur pada hasil citra.
   Proyeksi yang dilakukan untuk pemeriksaan indikasi fraktur pada genu dan femur adalah pemeriksaan genu AP dan femur AP. Kedua pemeriksaan ini memakai ukuran Image Receptor yang berbeda karena ukuran femur lebih panjang daripada genu. Pemeriksaan genu AP memakai ukuran 24x30 cm dan femur AP memakai ukuran 35x43 cm. Kolimasi yang diberikan harus sesuai tanpa memotong bagian tulang dan melebihi Image Receptor. Selain itu, pemosisian objek harus sejajar dengan Central Ray dan tepat di garis tengah Image Receptor.
   Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan menunjukkan tidak adanya fraktur pada genu dan femur.  Fraktur ditandai dengan perubahan bentuk tulang karena patah. Gejala umum fraktur yaitu rasa nyeri, memar, serta bengkak. Namun, pada kasus ini pasien hanya mengalami memar serta merasakan nyeri pada kaki akibat benturan tanpa adanya fraktur.
Pembahasan
   Pada pemeriksaan radiografi untuk mendeteksi fraktur pada genu (lutut) dan femur (paha), persiapan yang matang dan sesuai prosedur sangatlah penting untuk mendapatkan hasil yang akurat dan meminimalisir risiko radiasi. Prosedur yang dilakukan meliputi pemeriksaan ruang, pengecekan peralatan, dan pemakaian alat pelindung. Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah Anteroposterior (AP) untuk kedua bagian, yaitu genu dan femur. Proyeksi AP memberikan gambaran yang jelas dari depan ke belakang, membantu dokter untuk melihat struktur tulang dengan jelas.
   Fraktur biasanya ditandai dengan garis patahan pada tulang, perubahan bentuk, dan posisi tulang yang abnormal. Gejala umum fraktur meliputi nyeri hebat, pembengkakan, dan kemungkinan adanya memar. Pada kasus ini, meskipun pasien mengalami nyeri dan memar, yang sering kali juga menjadi tanda fraktur, radiografi tidak menunjukkan adanya patah tulang. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa cedera yang dialami pasien mungkin hanya melibatkan jaringan lunak seperti otot atau ligamen tanpa melibatkan tulang. Gejala yang dialami kemungkinan besar disebabkan oleh trauma jaringan lunak yang dapat diatasi dengan perawatan konservatif seperti istirahat, kompres dingin, dan obat anti-inflamasi untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.