Mohon tunggu...
Nararya Daffa Atha Pradipa
Nararya Daffa Atha Pradipa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Vokasi, Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemeriksaan Radiologi Pasien Indikasi Fraktur Pada Genu dan Femur

22 Juni 2024   18:35 Diperbarui: 22 Juni 2024   18:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://asset.aarthiscan.com/wp-content/uploads/2023/03/12183730/Knee-AP-view-scaled-1.jpg

https://www.nucsradiology.com/wp-content/uploads/2016/04/femur-xray.png
https://www.nucsradiology.com/wp-content/uploads/2016/04/femur-xray.png

ABSTRAK

Pemeriksaan radiologi merupakan metode diagnostik yang penting dalam mendeteksi dan menilai fraktur pada genu (lutut) dan femur (tulang paha). Fraktur pada area ini dapat disebabkan oleh trauma berat, seperti kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian. Penanganan yang tepat dan cepat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi dan memastikan proses penyembuhan yang optimal. Radiografi konvensional sering menjadi langkah awal dalam evaluasi fraktur, dengan sinar-X yang mampu memberikan gambaran jelas tentang posisi dan tingkat keparahan patahan tulang. Teknik radiologi lanjutan seperti CT scan dan MRI juga sering digunakan untuk memberikan detail yang lebih komprehensif mengenai fraktur kompleks dan cedera jaringan lunak di sekitarnya. Pada pasien dengan indikasi fraktur genu dan femur, pemeriksaan radiologi bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fraktur, menentukan tipe dan lokasi fraktur, serta mengevaluasi kemungkinan kerusakan pada struktur anatomi sekitar, seperti ligamen dan pembuluh darah. Hasil dari pemeriksaan radiologi akan menjadi dasar bagi tim medis untuk merencanakan strategi pengobatan, baik melalui intervensi bedah maupun terapi konservatif. Dengan kemajuan teknologi radiologi, akurasi diagnosis dan pengelolaan fraktur tulang pada genu dan femur dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan hasil klinis dan kualitas hidup pasien.

Kata Kunci: Fraktur Genu, Fraktur Femur, Radiografi, CT Scan, MRI

PENDAHULUAN

    Fraktur pada genu (lutut) dan femur (tulang paha) merupakan cedera serius yang memiliki dampak signifikan terhadap mobilitas dan kualitas hidup pasien. Cedera ini sering terjadi akibat trauma berat seperti kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau aktivitas olahraga yang berisiko tinggi. Kekuatan yang besar diperlukan untuk mematahkan tulang femur, tulang terbesar dan terkuat dalam tubuh manusia, sehingga cedera pada area ini biasanya disertai dengan trauma hebat pada jaringan sekitarnya(1). Fraktur pada genu, termasuk fraktur patela dan fraktur yang melibatkan kondilus femur atau tibia, juga seringkali terjadi akibat trauma langsung atau tekanan berulang pada lutut.

     Deteksi dini dan akurat dari fraktur pada genu (lutut) dan femur (tulang paha) sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi. Cedera pada tulang-tulang besar seperti femur memerlukan intervensi medis segera karena potensi komplikasi yang tinggi, termasuk perdarahan internal yang signifikan, emboli lemak, dan kerusakan pada pembuluh darah serta saraf di sekitar area cedera. Ketika fraktur tidak didiagnosis atau tertunda penanganannya, risiko terjadinya komplikasi ini meningkat, yang dapat berujung pada kondisi yang mengancam jiwa atau membutuhkan intervensi medis yang lebih invasif di kemudian hari(2). Misalnya, perdarahan yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan syok hipovolemik, suatu kondisi yang mengancam nyawa karena penurunan volume darah yang drastis.

      Pemeriksaan radiologi memainkan peran yang sangat penting dalam diagnosis dan penilaian fraktur pada genu (lutut) dan femur (tulang paha). Metode ini menjadi langkah awal yang krusial karena kemampuannya untuk memberikan visualisasi yang jelas dan cepat mengenai kondisi tulang dan struktur di sekitarnya(3). Radiografi konvensional atau sinar-X adalah teknik radiologi yang paling umum digunakan untuk mendeteksi fraktur. Prosedur ini dapat dengan cepat mengidentifikasi adanya patahan tulang, menunjukkan jenis fraktur (misalnya, transversal, oblique, spiral, atau kominutif), dan membantu menilai tingkat keparahan cedera. Pada lutut, radiografi dapat menunjukkan fraktur pada patela, kondilus femur, atau tibia, sementara pada femur, dapat menunjukkan fraktur di bagian proksimal, midshaft, atau distal. Visualisasi ini sangat penting untuk menentukan langkah awal dalam penanganan medis.

     Penilaian fraktur yang komprehensif juga menjadi fokus penting dalam studi ini. Dengan teknik radiologi yang lebih canggih seperti CT-scan dan MRI, dokter dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakteristik fraktur dan kerusakan jaringan lunak yang mungkin terjadi. CT-scan memungkinkan visualisasi tiga dimensi yang detail dari tulang yang patah, sangat berguna dalam menilai fraktur yang kompleks dan menentukan perencanaan bedah yang tepat(4). Misalnya, pada fraktur femur distal yang melibatkan sendi lutut, CT-scan dapat membantu mengidentifikasi fragmentasi tulang dan keterlibatan permukaan sendi, informasi yang sangat penting untuk perencanaan bedah yang akurat. MRI, di sisi lain, memberikan penilaian mendalam tentang kondisi jaringan lunak, seperti ligamen, tendon, dan otot, yang sering kali terlibat dalam cedera lutut. Penilaian ini membantu dalam menentukan tingkat keparahan cedera dan menyusun rencana pengobatan yang komprehensif yang mencakup perbaikan jaringan lunak jika diperlukan.

     Perencanaan pengobatan yang tepat adalah tujuan akhir dari pemeriksaan radiologi dalam manajemen fraktur pada genu dan femur. Informasi yang diperoleh dari teknik radiologi memungkinkan dokter untuk menyusun strategi pengobatan yang paling efektif, baik itu melalui intervensi bedah maupun terapi konservatif(5). Pada kasus fraktur yang memerlukan pembedahan, visualisasi yang diperoleh dari CT scan dan MRI sangat penting untuk merencanakan prosedur bedah secara detail, termasuk penentuan lokasi sayatan, metode fiksasi, dan teknik rekonstruksi. Selain itu, pemeriksaan radiologi juga membantu dalam memantau proses penyembuhan pascaoperasi dan menilai keberhasilan intervensi, memastikan bahwa tulang telah menyatu dengan benar dan tidak ada komplikasi yang terjadi. Dalam kasus terapi konservatif, informasi radiologi membantu menentukan jenis imobilisasi yang diperlukan dan durasi perawatan. Dengan demikian, pemeriksaan radiologi tidak hanya membantu dalam diagnosis dan penilaian awal, tetapi juga menjadi landasan penting dalam seluruh proses manajemen dan pemulihan pasien dengan fraktur genu dan femur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun