Otomatis saya tidak bisa mengisi bensin dan itu menjadi bencana, tiketnyahilang! Sudah tertumpuk Bersama ratusan tiket lainnya. Bagaimanapun saya minta pertanggung jawaban, tapi rupanya si bapak pun tidak bisa berbuat banyak sementara antrian sudah meluber.Â
Saya panik dan entah bagaimana caranya saya akhirnya menemukan tiket saya yang sudah dibuang sembarangan, terus si bapaknya buru-buru pergi begitu saja. Selesai mengisi bensin itu hati saya begitu sebal.Sambil merenung di perjalanan menuju kampus saya akhirnya bisa menarik kesimpulan.
Saya seharusnya tidakbegitu mudah percaya sama orang. Benar kata teman saya, kita tidak tahu niat yang dibawa atau mungkin terkadang niat baik akhirnya jadi petaka karena mempercayai seseorang yang bukan ahlinya. Kejadian tersebut rasanya memang ngeri tapi mungkin tidak seberapa dengan pelajaran yang saya petik. Semenjak peristiwa itu, saya menempatkan kepercayaan sebagai sesuatu yang mahal yang seharusnya dibarengi dengan pertimbangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H