Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Format Debat Capres 2014 Lebih Mirip "Gantian Ngomong" dan "Cerdas-Cermat"!

30 Juni 2014   07:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:13 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14040624371580019171

[caption id="attachment_313239" align="aligncenter" width="469" caption="http://pad1.whstatic.com/"][/caption]

Mengikuti Debat Capres/Cawapres 2014 hingga tadi, saya melihat bahwa unsur "debat" sangat kecil kelihatan dalam empat kali perjumpaan pasangan PRAHARA dan JOKOWI-JK di panggung Debat Capres/Cawapres 2014 (bnd. deskripsi mengenai debat dalam Wikipedia).

Singkat saja. Dalam Debat I, II, dan III, alokasi materi untuk bergantian mengemukakan proposisi berkait tema terlalu dominan, ketimbang pretukaran argumen antar man-to-man di dalamnya. Dalam Debat IV, saya melihat unsur pertukaran argumen ini kelihatan jauh lebih menonjol, namun sayangnya lebih berupa cerdas-cermat (tanya-jawab).

**********

Untuk memahami esensi evaluasi saya di atas, saya ingin memberikan sedikit gambaran tentang dua unsur utama yang HARUS ada dalam sebuah DEBAT:


  • Proposisi (Propositions) - Setiap partisipan mengemukakan pernyataan-pernyataan proposisional yang mewakili posisinya mengenai tema yang sedang diperdebatkan;
  • Bantahan (Rebuttals) - Setiap partisipan mengemukakan bantahan-bantahan atau setidaknya tanggapan evaluatif terhadap proposisi-proposisi lawan debatnya.
  • Q & A (tanya jawab) - Biasanya, bila waktunya memungkinkan, dan dianggap perlu ada, maka ada satu unsur tambahan yang tidak terlalu panjang waktunya yaitu sesi tanya-jawab. Unsur tanya-jawab ini bisa dilakukan antar-partisipan debat, atau antara audiens dan partisipan debat.

Bertolak dari keharusan adanya unsur-unsur di atas, maka format debat formal (misalnya Debat Capres) yang seharusnya dipakai, adalah:


  • Pernyataan Pembuka (Opening Statement) - ini biasanya 10 menit. Di sini partisipan debat mengemukakan proposisi-proposisi yang ia anggap benar dan tepat berkait tema yang sedang diperdebatkan.
  • Bantahan I (First Rebuttal) - ini bisa berlangsung 15 menit. Di sini setiap partisipan debat, membedah proposisi-proposisi lawan debat yang telah dikemukakan dalam sesi opening statement.
  • Bantahan II (Second Rebuttal) - ini bisa berlangsung 15 menit. Di sini, setiap partisipan diskusi menjawab atau menolak argumen penolakan atau argumen evaluatif lawan diskusi yang sudah dikemukakan dalam sesi first rebuttal.
  • Opsional: Q & A (Tanya-Jawab) - ini bisa berlangsung 10 menit - sesi tanya-jawab ini bisa berlangsung antar-debator atau antara debator dan audiens.
  • Pernyataan Penutup (Closing Statement) - ini bisa berlangsung 10 menit. Di sini, para partisipan debat mengemukakan kesimpulan-kesimpulannya setelah bertukar argumen dengan lawan debatnya yang disertai dengan semacam tantangan atau undangan kepada audiens untuk mempertimbangkan menerima posisi yang dianutnya.

Sebagai catatan, sesi-sesi di atas dikemukakan berdasarkan limit waktu debat 1 jam. Artinya, alokasi waktunya bisa diperpendek atau diperpanjang untuk setiap sesinya, jika tersedia waktu yang lebih sedikit atau lebih banyak dalam sebuah debat.

*********

Jika kita memperhatikan alokasi sesi berikut waktu untuk setiap sesi tersebut di atas, maka unsur rebuttals seharusnya lebih banyak ketimbang unsur pengungkapan proposisi monolog secara bergantian (gantian ngomong) tanpa mencerminkan unsur debatnya dan tanya-jawab (yang sebenarnya opsional).

Saya tidak tahu, KPU mengacu kepada format debat yang mana. Tetapi entah kiblatnya kepada format mana pun, yang jelas, format Debat Capres/Cawapres 2014 lebih menyerupai format "gantian ngomong" dan "cerdas-cermat" (yang satu nanya, yang lain jawab). Cerminan unsur-unsur debat serta sesi-sesi yang seharusnya ada dalam sebuah formal debate, sama sekali minim kelihatan!

Selamat Malam; Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun