Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menulis Surat Terbuka? Pahami Dulu Naturnya (Bag. 2)

29 Juli 2014   12:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:57 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk lebih terangnya lagi, kita perlu menilik definisi Deissmann mengenai literature. Literatur, bagi Deissmann, adalah sebuah karya tulis untuk publik yang dipublikasikan dalam bentuk artistik tertentu. "Bentuk artistik" yang dimaksudkan di sini adalah apa yang telah saya bahas dalam tulisan pertama saya kemarin, yaitu perpaduan antara berbagai sub-bentuk sastra (mis. puisi, diatribe, paraenesis, khiasmus, dsb.) dengan seni persuasi/argumentasi (retorika).

Jadi, epistles tergolong ke dalam karya literature atau karya sastra karena memiliki bentuk artistik tertentu yang tidak ada di dalam real letters atau private letters selain sasaran pembacanya bersifat publik.

*******

Sampai di sini saya dapat menyarikan beberapa poin penting berkait natur sebuah surat terbuka atau yang dalam sebutan Deissmann, epistle.

1. Dimaksudkan untuk publik.

Saya kira poin ini tidak perlu dijelaskan lebih lanjut lagi. Hanya saja perlu disebutkan ulang karena ini adalah karakteristik yang membedakan epistle dari sebuah private letter.

2. Terkait dengan konteks spesifik, namun tidak terikat oleh konteks tersebut.

Konteks di sini bisa jadi sebuah isu politik, agama, moral, dsb., yang terjadi pada suatu masa tertentu. Meski demikian, gagasan yang diusung oleh si penulis surat terbuka itu adalah gagasan yang bukan time-bounded (terikat oleh waktu). Itulah sebabnya bahkan generasi-generasi sesudahnya bisa mendapatkan manfaat dari membaca surat-surat semacam ini, meskipun mungkin isu spesifik yang dibahasnya tidak lagi aktual bagi mereka.

3. Dikomposisi dalam bentuk artistik tertentu.

Saya sudah memberikan gambaran ringkas di atas bahwa bentuk artistik yang dimaksudkan di sini adalah berbagai bentuk sastra dan seni persuasi/argumentasi (retorika). Poin ini akan saya bahas secara khusus dalam sebuah tulisan tersendiri setelah tulisan ini.

4. Ditulis dengan menggunakan bentuk surat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun