Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

4+5 Alasan: Ketimbang Jadi Penyindir, Jadi Penulis yang Handal Yuk!

4 Januari 2015   14:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:51 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420351405481733400

[caption id="attachment_388382" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi, Mengetik (Shutterstock)"][/caption]

Tentu tidak semua, namun menurut pengamatan pribadi saya, ada semacam intonasi negatif di Kompasiana tatkala seorang Kompasianer menautkan link tulisan seorang Kompasianer yang lain, khususnya bila itu berisi kritikan. Kompasianer yang tulisannya ditautkan itu cenderung merasa "diserang secara ofensif atau vulgar". Mungkin inilah sebabnya, orang lebih suka menulis sindiran (kritikan tanpa referensi spesifik) ketimbang secara eksplisit menyebutkan tulisan siapa yang dirujuknya. Lebih parah lagi ketika pantun sindiran membuahkan pantun sindiran lainnya dengan para pesorak di sekelilingnya yang menari dan bergempita.

Entah begitu atau tidak, saya kira kita perlu jelas tentang mengapa memberikan rujukan (referensi) yang jelas merupakan sebuah keharusan. Alasan utamanya adalah bahwa menulis itu sendiri mengandung nilai-nilai (values). Dan berikut ini, saya akan memperlihatkan elaborasi terhadap nilai-nilai itu baik dari tulisan Turabian maupun dari hasil refleksi pribadi saya sendiri.

Empat alasan: Turabian

Saya senang merujuk kepada A Manual for Writers of Research Papers, Theses, and Dissertations (Turabian), karena ini adalah buku teks mengenai teknis menulis yang digunakan secara luas di seluruh dunia. Mengenai reasons for citing your sources, khususnya dalam dunia riset akademis, Turabian menyebutkan empat poin penting, yaitu:


  1. Memberikan kredit. Kredit di sini bukan hutangan, melainkan apresiasi. Dunia riset merupakan dunia yang sulit dikerjakan. Kadang, seorang researcher menerima apresiasi berupa: uang, promosi, kenaikan pangkat, dsb. Tetapi ada pula yang tidak menikmati rewards ini sama sekali. Memberikan rujukan yang jelas berarti kita memberikan apresiasi kepada hasil riset tersebut termasuk menjaga diri dari penyakit plagiarisme.
  2. Meyakinkan pembaca mengenai akurasi dari fakta-fakta yang ada dalam tulisan Anda. Menyebutkan sumber-sumber Anda secara jelas, akan menolong pembaca untuk menilai kehandalan fakta-fakta yang Anda sebutkan dalam tulisan Anda.
  3. Memperlihatkan pembaca akan tradisi riset yang menjadi sumber informasi tulisan Anda. Mengutip sumber, tidak harus berarti Anda setuju dengan sumber yang Anda rujuk. Kadang Anda mengutip juga sebagai kontras, modifikasi, pengembangan, dsb. Dengan demikian, pembaca bisa melihat keluasan tradisi riset yang ada di sekitar isu tulisan Anda.
  4. Menolong pembaca untuk mengikuti atau memperluas isi tulisan Anda. Kadang-kadang, orang mendapatkan manfaat dari tulisan Anda bukan semata-mata karena ide yang Anda kembangkan dalam tulisan tersebut, melainkan sumber-sumber yang Anda rujuk. Sumber-sumber itu bermanfaat memberikan arahan untuk mereka mengejar serta mengembangkan gagasan mereka sendiri.


Sekali lagi, seperti yang terkesan kuat di atas, keempat alasan tersebut di kemukakan Turabian dalam konteks riset akademis. Namun, saya percaya Anda tidak perlu merasa kehilangan manfaat darinya. Keempat alasan itu tetap menjadi acuan yang paling mendasar dalam hal memberikan referensi dalam tulisan-tulisan Anda.

Lima alasan: Nararya

Mengacu kepada Turabian, saya mencoba menspesifikasikan lagi lima alasan praktis dalam kaitan dengan mencantukan sumber-sumber tulisan Anda di Kompasiana secara jelas. Seperti yang sudah saya indikasikan di awal tulisan ini, alasan-alasan ini dikemukakan dalam konteks "seorang Kompasianer merujuk kepada tulisan Kompasianer lainnya".


  1. Tindakan murah hati (charity). Salah satu hal yang menyenangkan hati seorang penulis adalah ketika tulisannya mendapatkan banyak hits. Terlepas dari isi tulisan Anda yang mengkritik atau mengapresiasi tulisan Kompasianer[s] lainnya, dengan mencantumkan link tulisan Kompasianer[s] yang Anda rujuk, secara tidak langsung Anda memperlihatkan kemurahhatian Anda terhadap Kompasianer[s] yang bersangkutan untuk mendapatkan hits tambahan. Para pembaca akan terdorong untuk mengecek lagi tulisan Kompasianer[s] yang linknya Anda tautkan.
  2. Tindakan kredibilitas (credibility). Kredibilitas berarti kualitas yang memperlihatkan bahwa seseorang dapat dipercaya. Memberikan rujukan yang jelas, akan memperlihatkan bahwa kritikan dan apresiasi Anda terhadap tulisan Kompasianer[s] lainnya, dapat dipercaya. Dapat dipercaya karena para pembaca mendapatkan arahan sumber yang jelas sehingga mereka bisa menilai sendiri bahwa Anda tidak sedang bergosip.
  3. Tindakan berkeadilan (fairness). Kata fairness dalam bahasa Inggris bukan hanya mengandung nuansa adil melainkan juga jujur dan patut. Kualitas ini berkait dengan poin 2 di atas, namun lebih spesifik mengarah kepada kondisi di mana ketika Anda mendapatkan kritikan dan atau apresiasi atas tulisan Anda, Anda mengetahui bahwa Anda layak mendapatkan itu. Demikian pula para pembaca juga bisa melihat sendiri bahwa tulisan Kompasianer[s] yang Anda rujuk, Anda berikan kritik dan atau apresiasi secara fair atau tidak.
  4. Tindakan bertanggung jawab (responsibility). Dengan memberikan rujukan yang jelas dari Kompasianer[s] yang tulisannya Anda acu, secara tidak langsung Anda mendeklarasikan bahwa Anda siap bertanggung jawab atas isi tulisan Anda. Anda bukan pengecut, penggosip, atau sejenisnya yang hanya mengomel tak jelas sementara pembaca dibiarkan bertanya-tanya siapa atau apa yang Anda maksudkan. Tanpa memberikan rujukan, Anda sedang menobatkan diri Anda sebagai pemenang di perlombaan Anda sendiri dengan aturan Anda sendiri!
  5. Tindakan pengingat (reminder). Dengan memberikan rujukan yang jelas, khususnya ketika Anda memberikan kritikan yang bernas, baik para pembaca maupun Kompasianer[s] yang tulisannya Anda rujuk, mendapatkan pengingat untuk lebih berhati-hati lagi dalam menulis pada kesempatan berikutnya.


Silakan dikembangkan

Turabian dan saya suda memberikan sejumlah poin pemandu yang menjawab pertanyaan mengapa harus memberikan rujukan sumber. Turabian memandu Anda di bidang riset akademis, dan saya memandu Anda secara khusus dalam menulis di Kompasiana, termasuk juga menulis di media online lainnya.

Saya, dan saya kira Turabian juga demikian, tidak mengklaim bahwa panduan di atas sudah mengandung semua alasan yang dapat dikemukakan berkait keharusan tersebut. Anda bisa mengembangkannya sendiri, entah dalam refleksi pribadi atau dalam bentuk sebuah tulisan yang lain.

Poin saya adalah ketimbang menjadi penyindir, penggosip, dsb., lebih baik Anda melatih diri menjadi seorang penulis yang: murah hati, kredibel, adil, bertanggung jawab, dan menjadi pengingat untuk menulis secara baik di Kompasiana.

Menurut hemat saya, membangun budaya seperti ini bukan hanya akan bermanfaat bagi diri Anda sendiri sebagai penulis, melainkan juga bermanfaat untuk membawa Kompasiana menjadi media yang layak dirujuk secara luas. Layak dirujuk secara luas karena tulisan-tulisannya reliable dan credible.

Kejayaan Kompasiana ada pada kualitas tulisan Anda dan saya!

Sumber:


  • Kate L. Turabian, A Manual for Writers of Research Papers, Theses, and Dissertations, 7th edition, 15.1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun