Dalam banyak kasus, aplikasi dari gaya kepemimpinan di atas tampaknya berhasil dan memuaskan. Saya sendiri sangat puas ketika Jokowi keluar dengan dua Keppress sambil memaklumatkan penundaan pelantikkan BG beberapa waktu lalu. Itu adalah buah darigolden mean leadership yang tepat guna dan efektif, pada waktu itu!
Selain cenderung untukbuying time, sesuatu yang tidak masalah sebenarnya, gaya kepemimpinan ini cenderung tidak sensitif, jika tak ingin dibilang takut, untuk mengambil keputusan yang "berani" ketika keputusan seperti inilah yang justru dibutuhkan dalam situasi tertentu!
Saya kira, Jokowi sadar akan "kelemahan" dari gaya kepemimpinan seperti ini maka ia mengelola "kelemahan" dari tipikal kepemimpinannya secara brilian. Akan saya perlihatkan berikut ini.
Terbentuknya Tim Independen
Bagi saya, terbentuknya Tim Independen, bukan karena nantinya mereka akan memberikan masukan-masukan baru kepada Presiden.Semua poin-poin usulan mereka, sebenarnya bisa dengan sangat gampang ditemukan Presiden di Kompasiana.Artinya, dari segi kandungan usulan mereka nanti, Presiden sebenarnya tidak membutuhkan sebuah Tim Independen.
Saya melihat, tim tersebut dibentuk karena signfikansi politisnya. Maksud saya, tim ini memiliki kekuatan psikologis secara politis di mana usulan-usulan mereka, yang sebenarnya Presiden sudah tahu dan kita semua juga sudah tahu, dianggap mengandung "daya acu" bagi Presiden untuk mengambil keputusan.
Bukan hanya "daya acu" secara psikologis-politis, melainkan juga secara sistem ketatanegaraan. Maksud saya, kita sudah bisa membaca bahwa nanti Jokowi akan membatalkan pelantikan BG berdasarkan usulan Tim Independen. Dan karena keputusan ini didasarkan atas usulan Tim Independen, maka kekuatan "politis" dari Tim Independen sebenarnya dimaksudkan juga sebagaipenangkal dari masalah-masalah yang mungkin akan terjadi di depan, khususnya di kalangan DPR dan Presiden. DPR, jika memang mereka akan membuktikan diri mereka sebagaiDewan Pelawan Rakyatdengan melawan Jokowi nanti, tidak dapat berbuat banyak karena keputusan itu mengacu kepada sebuah tim yang memiliki kekuatan hukum.
Dan jika saya "membaca' fenomena di atas secara tepat, maka sekali lagi kita melihat kemampuan Jokowi bukan hanya dalam hal mengelola masalah yangsekarang sedang terjadi, melainkan jugamengantisipasi masalah hipotetis yang sangat mungkin terjadi di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H