Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membantah Tim Independen; Ada Apa Dengan Jusuf Kalla?

30 Januari 2015   01:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:07 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika begitu, mengacu kepada konteks besar di atas termasuk konteks komentar JK yang digarisbawahi Kompas.com, saya kira sah untuk menggelitik signifikansi dari komentar JK. Untuk itu saya akan menerapkan penalaran abduktif di sini yaitu memunculkan sejumlah kemungkinan lalu menetapkan sebuah penjelasan yang paling mungkin mengenai signifikansi komentar JK. Ada dua kemungkinan yang muncul di benak saya sekarang (Anda bisa menambahkan yang lainnya), yaitu:


  • Mungkin JK sekadar ingin mengingatkan UU mengenai hak prerogatif Presiden dalam mencalonkan dan menetapkan Kapolri. Tetapi ini tidak mungkin karena JK sebagai seorang politikus kawakan pasti mengetahui dan mempertimbangkan realitas kompromi politik di atas.
  • Mungkin JK memiliki agenda tersendiri yang terbantu dengan kekecewaan berkait causa prima di atas. Namun, setelah mengetahui penandasan Tim Independen ia merasa agenda tersebut "terancam" maka ia menggunakan momen tersebut untuk memberikan counter-opinion.


Dari kedua kemungkinan di atas, saya kira kemungkinan yang terakhir saya sebutkan itulah yang paling mungkin menjelaskan signifikansi komentar JK atas dasar sejumlah pertimbangan di atas.

Dukungan lain untuk kemungkinan di atas adalah penjelasan dari Kompas.com, yang saya kutip sebagai berikut:

Mengenai rekomendasi tim independen agar Presiden tidak melantik Budi Gunawan sebagai kepala Polri, Kalla mengatakan bahwa pemerintah menunggu kasus hukum yang menjerat Budi selesai. Presiden, menurut dia, belum memutuskan apa pun mengenai calon kepala Polri pengganti Budi Gunawan.


Jika penulis Kompas.com secara tepat memparafrasekan kata-kata JK, maka bagi saya kata-kata JK di atas lebih mencerminkan sebuah wishful thinking ketimbang kepekaan yang realistis. Perhatikan kata-kata yang saya bold di atas. Itu adalah alasan penangguhan pelantikan BG yang dikemukakan Jokowi saat itu, tetapi sekarang sudah tidak valid mengingat situasi kisruh yang alot menimpa pilar-pilar KPK saat ini. Itulah sebabnya, Tim Independen dibentuk. Implikasinya, JK sedang ketinggalan kereta yang menurut saya lebih tepat, JK berharap alasan itu tetap valid demi agenda terselubungnya. Wishful thinking!

Memang tidak jelas apa persisnya agenda terselubung JK. Yang paling dekat untuk segera terpikirkan adalah jika Jokowi jatuh, maka otomatis JK akan naik ke kursi Kepresidenan. Jika begitu, JK tampaknya sedang menikmati kekisruhan ini dan merasa "terancam" ketika Tim Independen mulai memunculkan usulan-usulan serta lontaran-lontaran yang memperlihatkan titik terang penyelesaian. Jokowi akan lolos dari himpitan simalakama ini.

Saya tahu persis bahwa intrik-intrik politik sulit dibaca sebagai sesuatu yang pasti. Dan karena itu, saya hanya boleh memberi nama ulasan ini sebuah dugaan yang bagi saya bukan tanpa dasar untuk dipertimbangkan bersama. Saya melihat cukup alasan untuk percaya bahwa lontaran JK memiliki signifikansi yang mencurigakan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun