Setelah berjibaku dengan hingar-bingar di sekitar pencalonan Kapolri, hari ini saya memutuskan untuk kembali menulis topik yang berhubungan dengan bidang kepakaran saya. Kembalinya saya ke "laptop" mengingat masa-masa sekarang ini adalah masa-masa penulisan karya tulis akademis tahap akhir di sejumlah Perguruan Tinggi.
Saya baru saja membuka email yang sudah agak lama dikirimkan ke saya. Email dari salah seorang mahasiswa yang sedang saya bimbing untuk penulisan skripsinya. Hemat saya, pertanyaan yang diajukannya dalam email tersebut akan memberi manfaat yang lebih luas jika saya bahas di sini. Silakan perhatikan capture di bawah ini:
[caption id="attachment_348723" align="aligncenter" width="598" caption="Sumber: DokPri"][/caption]
Pertanyaan spesifiknya adalah tentang fungsi catatan kaki (footnotes) namun saya hendak mengaitkannya dengan bobot penulisan karya ilmiah semisal: artikel jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi.
Secara umum, sebuah tulisan akademis dinilai berbobot atas beberapa indikator, antara lain:
- Isu yang dibahas jelas dan spesifik;
- Alur pikirnya (flow of thought) teratur;
- Argumennya meyakinkan;
- Adanya interaksi dengan tradisi riset yang luas;
Anda bisa menambahkan poin-poin lainnya. Namun dalam konteks tulisan ringkas ini, poin mengenai "interaksi dengan tradisi riset yang luas" perlu digarisbawahi. Poin inilah yang nantinya tercermin dari apa yang Anda cantumkan di catatan kaki (footnotes) tulisan akademis Anda.
Dalam kaitan dengan poin spesifik di atas, sekarang saatnya saya membahas tentang fungsi catatan kaki dalam sebuah tulisan akademis. Saya mendaftarkan beberapa fungsi catatan kaki, sebagai berikut:
- Memuat sumber yang Anda rujuk dalam arti Anda setujui serta menjadi acuan Anda di bagian tubuh tulisan Anda. Misalnya, Anda meminjam atau mengacu kepada gagasan dari seorang penulis, maka Anda wajib mencantumkan sumbernya di catatan kaki tulisan Anda.
- Memuat sumber yang Anda rujuk dalam arti Anda tidak setujui atau yang Anda setujui sebagian namun Anda tidak setujui dengan bagian lain dari pemikirannya, atau yang Anda modifikasi sesuai dengan tujuan penulisan Anda.
- Memuat rujukan mengenai sumber-sumber tambahan yang relevan dengan isu yang sedang Anda sorot di bagian tubuh tulisan. Misalnya Anda sedang mendiskusikan mengenai apakah pajak itu mengandung isu moral atau tidak, namun alur pikir di tubuh tulisan Anda tidak memungkinkan untuk memuat informasi terlalu banyak mengenai perdebatan di sekitar isu itu, Anda bisa mencantumkan sumber-sumber yang menurut Anda memuat diskusi mengenai isu tersebut di catatan kaki. Biasanya terindikasi dengan kata "lih." (lihat) atau "bdk." (bandingkan).
- Memuat keterangan tambahan yang tidak perlu Ada di tubuh tulisan Anda, namun menurut Anda perlu mendapatkan penjelasan suplemen. Misalnya Anda menyebut nama seorang tokoh, konsep, tempat, institusi, dsb., di tubuh tulisan Anda, namun menurut hemat Anda pembaca perlu mendapatkan keterangan mengenai hal-hal itu, Anda boleh mencantumkan penjelasan suplemen itu di bagian catatan kaki sehingga tidak terkesan bertele-tele di tubuh tulisan Anda.
Contoh-contoh dari beberapa poin di atas akan Anda lihat dalam captures di bawah. Namun, yang menarik untuk diingat adalah, jika Anda memberikan informasi sumber yang kaya di catatan kaki tulisan akademis Anda, termasuk Anda memanfaatkannya untuk memberikan keterangan-keterangan suplemen yang bermanfaat memperjelas hal-hal yang Anda sebutkan di tubuh tulisan Anda, kesan pertama seorang pembaca terhadap tulisan Anda (walau belum membacanya) adalah bahwa Anda telah melakukan sebuah riset yang serius yang terindikasi dari kekayaan rujukan di bagian catatan kaki tulisan Anda.
Saya percaya kesan itu Anda dapatkan ketika, misalnya, Anda melihat capture di bawah ini yang memperlihatkan kekayaan sumber yang termuat pada catatan kaki sebuah tulisan saya yang telah dipublikasikan di salah satu jurnal akademis:
[caption id="attachment_348735" align="aligncenter" width="541" caption="Sumber: Dok/Pri"]
[caption id="attachment_348727" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber: DokPri"]
Bukan hanya itu, para pembaca juga diyakinkan bahwa isi tulisan akademis Anda telah Anda konsultasikan dengan sumber-sumber yang relevan. Bahkan jika mereka berniat mengadakan studi lanjut, mereka akan tertolong dengan petunjuk-petunjuk referensi yang terdapat di bagian catatan kaki tulisan Anda.
Akhirnya, dengan mengelola serta memperkaya catatan kaki pada tulisan akademis yang Anda tulis, Anda akan memberi kesan berbobot serta meyakinkan kepada para pembacanya, terlepas dari nanti mereka akan sepakat dengan argumen-argumen Anda di dalamnya atau tidak.
Selamat mencobanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H