Saya ingat persis, saya sempat mengontak profesor John Lennox di Cambridge University yang tulisannya beberapa waktu lalu saya bahas untuk membabat The Grand Design-nya Stephen Hawking dan Leonard Mlodinow. Saya memintanya untuk merekomendasikan seorang pakar yang mengerti baik soal legal argumenation (argumentasi hukum). Lennox pun merekomendasikan Douglas Walton, seorang pakar argumentasi hukum di Windsor University, Kanada.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran Walton, saya pun memosting sejumlah tulisan di kanal hukum dengan intonasi utamanya adalah logika yang teraplikasi secara khusus dalam bentuk argumentasi hukum.
Sebelum mengontak Lennox, saya sudah sempat mengontak profesor Richard Bauckham yang pernah menulis buku: Jesus and the Eyewitnesses Testimony. Dari beliau saya diarahkan kepada tulisan-tulisan Paul Riceour, seorang filsuf asal Prancis yang banyak berkontribusi dalam bidang teologi, politik, sosbud, dan edukasi. Dari Riceour, lahirlah sejumlah tulisan saya mengenai filsafat testimoni, khususnya dalam hubungan dengan kisruh Sawito-AS-Hasto, termasuk juga mengenai para saksi di sidang praperadilan BG.
Hijrah saya yang kedua kali ke kanal politik ini memberikan kesan tersendiri bagi saya. Berkali-kali bahkan bisa dikatakan hampir setiap hari dalam satu bulan terakhir ini, tulisan-tulisan saya di-HL oleh Admins. Tetapi bukan itu yang paling menyenangkan. Yang paling menyenangkan sekaligus membanggakan adalah pada akhirnya Jokowi membatalkan pelantikan BG.
Saya sempat agak pesimis ketika putusan praperadilan itu memenangkan BG yang dalam komparasi logisnya, seharusnya dimenangkan oleh KPK. Banyak pakar hukum yang senada dengan komparasi logis tersebut. Semoga KPK menempuh Peninjauan Kembali ke MA. Dalam kondisi psikologis yang hampir pesimis itu, saya sempat menulis sebuah seruan getir kepada Jokowi. Dan nyatanya, hari ini Jokowi membuktikan dirinya sebagai "Pemimpin Bertaring"!
Saya tidak menyatakan bahwa saya adalah orang yang satu-satunya berkontribusi di sini. Mayoritas tulisan-tulisan di kanal politik sudah pasti berkontribusi besar. Yang ingin saya katakan adalah saya ikut memberikan kontribusi di sini dengan integrasi antara logika dan politik!
Masih ada satu isu lagi yang saya ingin terlibat di dalamnya di kanal politik, yaitu desakan PM Australia terhadap pemerintah Indonesia berkait dua warga mereka yang akan dieksekusi mati. Berharap, mulai besok saya akan fokus ke isu ini. Mungkin setelah itu, saya akan kembali ke kanal hening saya, Humaniora!
Senang rasanya bisa menggoreskan luapan sukacita ini dengan mengenang kembali kiprah serta kontribusi pengawalan saya secara logis terhadap Presiden yang sayang dukung siang dan malam, Joko Widodo. Lebih dari itu, ini adalah bukti kecintaan saya terhadap Indonesia, Negeri tercinta yang di dalamnya Tuhan telah menitipkan kita.
Salut buat Jokowi; Jayalah Indonesia Raya. Sampai di sini Tuhan sudah menolong. Ebenhaezer!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H