Integrasi ekonomi merupakan sebuah kesepakatan bersama antar negara dalam kebijakan ekonomi. Kebijakan yang dimaksud adalah sebuah kesepakatan dalam hal mengurangi hambatan perdagangan. Sehingga terciptalah free-trade guna mempermudah perdagangan antar negara yang bersepakat. Free trade dimaksudkan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan tariff atas barang impor. Apabila integrasi terus diperdalam dan dikembangkan maka akan mencapai level tahapan integrasi ekonomi yang lebih tinggi. Sebuah regional yang telah menyepakati adanya Free Trade maka mereka telah memasuki tahapan awal dari integrasi ekonomi.Â
Semakin tinggi level dari integrasi ekonomi maka akan menjadi lebih kompleks kesepakatan yang dimiliki. Salah satu region yang mampu mencapai integtitas ekonomi dengan level tertinggi adalah Uni Eropa. Mereka telah mencapai pada level economic union.
   Uni Eropa telah menjadi pembelajaran bagi pemberlakukan economic and monetary union. Keberhasilan Uni Eropa telah mencapai keharmonisan kebijakan fiskal dan penyempurnaan kebijakan moneter pada negara anggota. Dikenal dengan The European Economic Monetary Union, menjadi sebuah bukti keberhasilan dari pendalaman economic union. Integrasi ekonomi yang dimiliki oleh Uni Eropa membawa mereka pada kepemilikan mata uang bersama yaitu Euro.
 Keputusan untuk memiliki mata uang bersama tidak dilalui tanpa tantangan. Pengembangannya melewati tahapan yang akhirnya membuat mata uang bersama tersebut bertahan hingga kini. Uni Eropa melalui tiga tahap sebelum akhirnya mencapai monetary union. Tahap pertama yaitu pergerakan modal bebas antar negara anggota, disusul dengan konvergensi kebijakan serta meningkatkan kooperasi bank sentral di tahapan kedua. Kemudian di tahap terakhir pengenalan secara bertahap mengenai mata uang bersama Euro pada negara anggota.
Penetapan mata uang besama membawa keuntungan bagi Uni Eropa. Keuntungan pertama yang tentu di dapat adalah rendahnya biaya transaksi yang dikeluarkan. Sehingga mampu meningkatkan perdagangan antar negara tanpa mempermasalahkan biaya transaksi. Disisi lain, penggunaan mata uang bersama juga mampu menarik wisatawan asing. Dikatakan demikian karena bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Uni Eropa selain bisa berwisata ke seluruh negara anggota tanpa memikirkan pertukaran uang. Dampaknya kemudian mampu meningkatkan pendapatan regional dari bidang pariwisata.
Belajar dari Uni Eropa, kemudian apakah bisa apabila ASEAN melakukan hal yang sama? Yaitu memiliki mata uang bersama untuk digunakan secara menyeluruh di negara anggota. Di tengah gencarnya tantangan ekonomi dunia maka melakukan kooperasi ekonomi dengan negara tetangga mungkin menjadi pilihan yang menguntungkan. Termasuk ASEAN yang telah bersama menerapkan Free Trade memungkinkan untuk berjalan ke tahap selanjutnya.
Muncul pertanyaan apakah ASEAN siap untuk melanjutkan pada tahap berikutnya dalam inetgrasi ekonomi? Perlu diingat bahwa untuk memutuskan melakukan economic union tentu ada pertimbangan yang harus diperhitungkan.
ASEAN dan Uni Eropa memiliki karakteristik berbeda yang nantinya akan menghasilkan hasil dan tantangan yang berbeda pula. Dari yang paling menonjol adalah ASEAN memiliki tingkat keberagaman yang lebih tinggi dibanding dengan Uni Eropa. Selain itu, negara anggota ASEAN merupakan negara yang pernah terkolonisasi. Hal tersebut mempengaruhi keberagaman ekonomi, politik, dan kultural yang banyak didominasi sebagai peninggalan kolonial.
Dilihat dari ekonominya, ASEAN memiliki sejarah perekonomian yang baik. Terdapat prestasi yang membanggakan seperti peringkat 6 dunia perekonomian terbesar pada tahun 2016. ASEAN juga selalu mempertahankan pertumbuhan GDP sebesar 5.3 persen sejak tahun 2006. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di ASEAN mampu meningkatkan taraf kualitas hidup masyaraktnya. Berdasarkan data dari website milik ASEAN bahwa pertumbuhan GDP meningkat dari $1.3 triliun USD di tahun 2010 menjadi $2.2 triliun USD di tahun 2012.Â
Sehingga menunjukkan bahwa perekonomian ASEAN adalah stabil. Kemudian di tahun 2023, ASEAN diperkirakan akan menjadi salah satu perekonomian dengan pertumbuhan paling cepat. 6 negara anggota ASEAN -- Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam -- memiliki tingkat pertumbuhan diatas rata-rata negara dunia. Sehingga sangat menarik investasi asing untuk menanamkan modalnya di 6 negara tersebut.
Dari data tersebut dikaitkan dengan  Optimum Currency Area Theory bahwa akan sangat menguntungkan apabila suatu regional memanfaatkan kepemilikan mata uang bersama. Meskipun dengan biaya yang harus dibayarkan yaitu melakukan penyesuaian bersama kebijakan moneternya. Sebagai imbalannya maka regional yang menggunakan mata uang bersama akan memaksimalkan efisiensi ekonomi. Seperti pada perdagangan, perpindahan tenaga kerja, serta fleksibilitas pada upah.Â
Dalam konteks ASEAN, tingkat direct foreign investment yang dimiliki cukup tinggi. Sehingga secara ekonomi sangat memguntungkan dalam penggunaan mata uang bersama. Karena pertama yaitu hilangnya biasa transaksi antar negara. Juga negara anggota akan saling terbuka ekonominya dengan terciptanya economic union. Dan seperti yang telah di sebutkan sebelumnya bahwa perpindahan tenaga kerja akan lebih mudah dilakukan.
Meskipun capaian ekonomi ASEAN terbilang baik, bukan berarti keputusan pelaksanaan economic union dan penggunaan mata uang bersama semata-mata bisa dilakukan. Dengan keberagaman yang dimiliki, ASEAN juga memiliki keberagaman dalam ekonominya. Singapura menjadi negara paling kaya di Asia Tenggara, dan sebaliknya Myanmar menjadi negara paling miskin. Di antara kedua negara tersebut, memiliki kesenjangan pendapatan yang begitu tinggi.Â
Sedangkan, keberhasilan penggunaan mata uang bersama dapat terjadi apabila pendapatan anggotanya adalah seimbang. Oleh karena itu, untuk saat ini dapat dikatakan ASEAN masih belum siap untuk melakukan integrasi ekonomi pada tahapan yang lebih kompleks.
Untuk menjadi lebih siap dalam melakukan economic union maka diperlukan penyeimbang antar negara anggota. Salah satunya dengan gencarnya pergerakan modal bebas dan perpindahan tenaga kerja. Meskipun demikian, untuk saat ini penggunaan mata uang bersama masih belum dibutuhkan oleh ASEAN.Â
Sesuai dengan pernyataan dari Secretary General ASEAN, Kao Kim Hourn, menyatakan bahwa ASEAN belum menjadi urgensi dan masih banyak hal lain yang menjadi prioritas. (Tempo.co, 2023) Dan untuk saat ini ASEAN masih mengupayakan pengadaan pembayaran yang mendukung pembayaran lintas negara di region. Sedangkan untuk pelaksanaan economic union ASEAN masih memiliki jalan panjang yang harus ditempuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H