Mohon tunggu...
Narani Priwanggita
Narani Priwanggita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Jember

Saya memiliki ketertarikan pada pembahasan mengenai dunia internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi dan Ketenagakerjaan: Kekurangan Tenaga Kerja di Jerman

20 Maret 2023   19:54 Diperbarui: 20 Maret 2023   20:08 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun tantangan yang dihadapi Jerman pasca menerima pekerja imigran adalah kemampuan yang dimiliki tenaga kerja. Berdasarkan data dari OECD, Jerman menjadi salah satu negara di Eropa yang memiliki inflow imigran yang tinggi. Sayangnya, berdasarkan pernyataan dari parlemen European Union, pekerja dengan kemampuan keterampilan hanya 3% dari total imigran. Jika secara keseluruhan dibanding dengan Amerika adalah 55% skilled workers berada di Amerika dan 5% nya ke Eropa. (Hamilton & Quinlan, 2008)

 Sebagai upaya untuk menanggulangi permasalahan tenaga kerja berketerampilan maka terjadi pembaharuan kembali atas kebijakan  imigrasi di tahun 2005. Pada kebijakan terbarukan, bagi mahasiswa asing yang lulus dari universitas di Jerman diperbolehkan untuk tetap tinggal dalam 1 tahun.

Dimaksudkan untuk mencari kerja dalam jangka waktu yang diberikan. Hal tersebut dilakukan karena imigran ber keterampilan dinilai banyak datang dari migrasi mahasiswa. Dikatakan demikian karena mahasiswa tersebut kredensial Jerman juga mampu berbicara bahasa Jerman. Dipermudah lagi pada tahun 2007, bahwa lulusan tersebut terbebas dari tes ketenagakerjaan selama pekerjaan yang diambil sesuai dengan studi. Kemudian di tahun 2009, kembali di ringankan yaitu sudah pasti diterima atas tawaran kerja yang sesuai studi.

Sehingga kemudian dalam upaya menyelesaikan permasalahan tenaga kerja, Jerman kembali melakukan modernisasi terhadap kebijakannya. Dapat dilihat pada kebijakan terbaru yaitu Skilled Immigration Act, yang merupakan kebijakan untuk memperluas kesempatan bagi siapa pun yang ber keterampilan tinggi untuk bekerja di Jerman. 

Sehingga kebijakan terbaru adalah langkah bagi Jerman untuk menarik tenaga kerja ber keterampilan untuk bekerja di sana. Bagi siapa pun yang memiliki keterampilan sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan maka Jerman akan siap menerima. Mengutip dari laman kedutaan besar Jerman, kualifikasi atas skilled workers terbagi menjadi dua yaitu professional training dan academic training. Untuk professional training setidaknya adalah 2 tahun sedangkan untuk academic training harus memiliki sertifikasi yang diakui di Jerman.

Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa globalisasi, ekonomi dan pasar tenaga kerja memiliki keterkaitan. Bagaimana globalisasi kemudian menciptakan lapangan kerja di berbagai negara. Kemudian menciptakan kesempatan bagi negara untuk menarik tenaga kerja dari berbagai negara. Sehingga dengan globalisasi maka setiap individu internasional memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negaranya. Maka globalisasi akan membawa dampak positif apabila sebuah negara mampu memanajemen dengan baik kebijakan atas ekonomi serta ketenagakerjaan yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun