Kapan program makan siang gratis di sekolah-sekolah akan dilaksanakan memang masih misteri.
Tapi tidak ada salahnya kalau sekolah-sekolah sudah bersiap mulai sekarang untuk menghadapi sampah organik sisa makan siang gratis itu. Karena banyak atau sedikit, sampah sisa makan siang gratis pasti ada.
Apalagi makan siang gratis itu diprogramkan akan diberikan setiap hari. Maka, setiap hari juga akan timbul sampah organik sisa makanan di sekolah.
Jika sekolah tidak mandiri mengelola sampah organik itu, maka sekolah akan bergantung pada petugas pengangkut sampah. Sekali atau dua kali petugas sampah tidak menjalankan tugasnya, sekolah bisa penuh bau sampah organik yang tidak dikelola.
Bukan tidak mungkin sekolah akan jadi tempat tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik. Ingat, ini bukan hanya satu sekolah, tapi semua sekolah akan mendapat jatah makan siang gratis itu.
Itu berarti, jika bergantung pada petugas pengangkut sampah, berarti petugas pengangkut sampah juga harus bekerja ekstra keras setiap hari.
Petugas pengangkut sampah yang bekerja ekstra mengangkut sampah sisa makanan setiap hari itu juga berarti akan terjadi pembuangan sampah ekstra ke TPA. Sehingga TPA akan semakin menggunung sampah organik yang dibuang sia-sia.
Terutama jika sampah organik itu tercampur dengan sampah anorganik. Sangat sulit diselamatkan dan diolah untuk bahan baku daur ulang.
Apa yang harus dipersiapkan sekolah?
Mau tidak mau, sekolah sudah harus mulai memikirkan untuk bagaimana mengelola sampah sisa makan siang gratis itu supaya tidak bergantung pada 1 pihak saja. Ketergantungan dalam hal apapun hasilnya buruk. Terlebih lagi salam urusan sampah.