Maka sedikit saja ada kesempatan, orang-orang gemas ini akan melampiaskannya. Tapi itu tidak akan terjadi kalau Ade Armando tidak menempatkan dirinya di waktu dan tempat yang salah. Bukan massa yang menyerangnya, tapi Ade Armando lah yang menyerahkan dirinya. Terjadilah, botol bertemu tutupnya.Â
Sungguh beruntung Ade Armando atas kondisinya pasca penyerangan itu. Melihat kondisi massa aksi yang secara kualitas dan kuantitas bervolume tinggi, maka selamatnya Ade Armando bisa jadi adalah kesempatan hidup kedua baginya.Â
Selanjutnya, kesempatan itu sebaiknya menjadi bekal bagi Ade Armando untuk berpikir lebih strategis. Yaitu, untuk tidak menyerahkan dirinya pada massa yang berbeda pendapat dengannya. Parlemen jalanan sesekali akademis tapi juga sesekali bengis.Â
Pada Ade Armando kita bisa belajar. Memahami kondisi dan situasi agar tidak salah tempat dan waktu berdiri di mana pun. (nra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H