Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mendeteksi Pemalsuan Produk melalui Pengelolaan Sampah

12 Januari 2022   16:09 Diperbarui: 13 Januari 2022   10:01 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polda Banten saat pers rilis pengungkapan kasus pemalsuan produk shampoo, sabun, dll. awal Januari 2022. (Sumber foto kompas.com/Rasyid Ridho)

Jika semua dipahami dengan benar dan hati yang terbuka, sesungguhnya peraturan itu bertujuan untuk menjaga semua pihak dari potensi kerugian. Terutama dari upaya pemalsuan-pemalsuan yang mungkin terjadi.

Pemalsuan Produk Merugikan Banyak Pihak

Pemalsuan produk sangat merugikan banyak pihak. Bukan hanya pihak produsen pemilik produk asli dan konsumen, tapi juga merugikan negara dan lingkungan. 

Pihak produsen jelas dirugikan karena akan mengurangi jumlah produk asli yang terjual.

Di sisi lain, produsen asli akan dirugikan jika produk palsunya menyebabkan masalah kesehatan bagi konsumennya. Konsumen bisa menggugat produsen asli yang merek dan nama perusahaannya tertera dalam wadah produk palsu itu.

Produsen produk asli bisa saja mengelak dari gugatan konsumen produk palsu. Produsen bisa membalik keadaan dan menyalahkan konsumen karena tidak jeli membeli sehingga salah membeli produk palsu.

Konsumen bisa saja kalah dalam gugatannya, tapi dampak publikasi kekalahan itu akan meluas. Konsumen lain akan terpengaruh berpikir bahwa produsen asli tidak peduli pada konsumennya yang bermasalah karena mengkonsumsi produk palsu. 

Selain itu konsumen lain akan berpikir bahwa produsen asli terkesan membiarkan ada pemalsuan atas produknya dengan meminta konsumennya lebih jeli dalam membeli. Demi keamanan, konsumen bisa sama sekali meninggalkan produk tersebut yang asli maupun yang palsu.

Di sisi konsumen, kerugiannya terkait kualitas dan kuantitas. Konsumen mengharapkan kualitas produk dalam membeli produk tertentu dengan harga tertentu. Jika harga tidak sesuai dengan kualitasnya, tentu konsumen rugi. Kualitas produk palsu dipastikan berbeda jauh dari kualitas produk aslinya.

Pada negara, produk palsu adalah potensi yang jelas-jelas merugikan negara dari sisi perpajakan. Setiap produk mengandung pajak yang dibayarkan konsumen pada negara melalui pembelian produk. Produk palsu pasti tidak terdeteksi pajak karena memang tujuannya mendapatkan keuntungan secara tidak benar. Termasuk mengemplang pajak.

Akhirnya, sisa produk palsu terutama yang berupa sampah kemasan juga akan merugikan lingkungan. Karena tidak akan ada pihak yang bisa dimintai pertanggungjawaban atas sampah-sampah produk palsu tersebut. Bahkan produsen produk aslinya pun bisa berbunyi di belakang kasus produk palsu jika sisa produknya sudah menjadi masalah bagi lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun