Terakhir, tempat sampah organik: komposter. Dengan desain dan perlakuan yang benar, komposter ukuran ember cat 25 liter bisa menyimpan sampah organik rumah tangga minimal 2 bulan. Makin besar ukuran komposternya, makin lama juga bisa menahan sampah organik di rumah.
Dengan tong komposter ukuran 100 liter, bisa berbulan-bulan hingga setahun sampah organik akan tertahan di rumah. Tidak akan ada lagi prosesi buang sampah rumah tangga setiap hari.
Nah, kalau sampah sudah terpilah, namanya bukan lagi sampah. Kini statusnya berubah menjadi material daur ulang. Baik material daur ulang teknis, daur ulang biologis maupun daur ulang energi.
Material daur ulang teknis akan dibawa ke pusat atau pabrik daur ulang untuk dijadikan barang/benda lagi. Entah dipakai untuk bahan baku produk yang sama, atau dipakai untuk membuat produk turunan lainnya. Di sini masyarakat bisa mendapatkan kompensasi dari sampah anorganik.
Material daur ulang biologis bisa dipakai sendiri dari dalam komposter. Sampah organik yang sudah melalui proses dekomposisi dan diurai oleh mikroba sudah bisa langsung dipakai untuk media tanam. Sebab sudah menjadi kompos.
Ada kesalahpahaman selama ini. Kompos dikira pupuk dan pupuk dikira kompos. Sedikit meluruskan, kompos belum bisa dikatakan sebagai pupuk sebelum disempurnakan kandungan nutrisi di dalamnya untuk diserap tanaman.
Kompos lebih benar dikatakan sebagai media tanam meskipun di dalamnya ada nutrisi bagi tanaman. Unsur hara dalam kompos sangat kecil dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Maka itu harus ditambahkan unsur nutrisi lain pada kompos tersebut.
Kompos adalah bahan utama dalam proses daur ulang biologis sampah organik untuk dijadikan pupuk organik padat maupun cair. Tidak ada bahan baku pupuk organik sebaik sisa konsumsi organik rumah tangga atau sejenis rumah tangga. Sebab, kandungan di dalam sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga sangat beragam. Sama seperti yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh dan berkembang.
Kompos dari rumah tangga atau sejenis rumah tangga akan diperbaiki unsur nutrisinya dalam proses daur ulang biologis. Setelah jadi pupuk organik, siapa pun bisa memakainya.
Ada transaksi lagi di sini. Pertanian dan perkebunan sangat membutuhkan pupuk organik untuk mengembalikan kondisi lahan yang selama ini kenyang pupuk kimia. Kebutuhan pupuk organik bersubsidi Indonesia sekitar sejuta ton, bisa terpenuhi dari bahan baku yang berasal dari sampah rumah tangga atau sejenisnya.
Belakangan pengelolaan sampah mulai mengarah pada energi. Menjadikan sampah sebagai bahan bakar dengan dijadikan sebagai pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).