Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Branding Lucu Mukhtamar NU di Lampung

24 Desember 2021   10:28 Diperbarui: 24 Desember 2021   11:06 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ungkapan kelucuan Mukhtamar NU di media sosial salah satu Kiai muda NU. (Capture FB Ulil Abshar Abdalla)

Sejak pagi (24 Desember 2021) berbagai media sudah mulai memberitakan apa yang terjadi di Mukhtamar Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung. Semuanya menarasikan situasi Mukhtamar yang salah satu agendanya adalah pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar NU.

Sebenarnya bagi NU, mungkin tidaklah terlalu penting soal siapa yang akan mengetuai PBNU. Karena siapapun ketuanya pasti seorang ulama yang alim dan pasti bisa memimpin jutaan Nahdliyin di Indonesia maupun di luar negeri. Pemilihan ketua di PBNU hanya bagian dari dinamika organisasi yang harus dijalani.

Yang menarik dari Mukhtamar NU di Lampung 2021 itu adalah branding-nya. Media mungkin sudah berusaha menarasikan betapa seriusnya Mukhtamar yang ke - 34 itu. Memberitakan betapa tegangnya Mukhtamar yang sempat tertunda-tunda karena Pandemi Covid-19 itu. Tapi semuanya nyaris gagal.

Mukhtamar NU dengan sendirinya sudah begitu-itu. Tidak bisa dibilang serius banget. Tapi juga tidak bisa juga dibilang terlalu begejekan. Maka kata yang paling tepat adalah lucu.

Upaya-upaya pihak lain yang hendak mem-framing Mukhtamar NU berisi ketegangan dan konflik jelas gagal total. Para ulama NU sangat dan paling bisa meredam konflik di kalangan umat yang isinya macam-macam, apalagi hanya meredam ketegangan dan konflik di internal Mukhtamar NU. 

Akun-akun media sosial yang berafiliasi dengan NU serta akun para ustadz dan kiai yang NU menggambarkan suasana Mukhtamar NU itu. Salah satunya akun Facebook Ulil Abshar Abdalla. Pengasuh Ngaji Online itu menulis di Facebooknya: "Hanya di Mukhtamar NU, sandal tertukar diumumkan di pemilihan Ketua Umum. Jangan2 hanya sandal Lily. Piye Jal"

Ungkapan kelucuan Mukhtamar NU di media sosial salah satu Kiai muda NU. (Capture FB Ulil Abshar Abdalla)
Ungkapan kelucuan Mukhtamar NU di media sosial salah satu Kiai muda NU. (Capture FB Ulil Abshar Abdalla)

Bisa dibayangkan betapa pecahnya tawa saat pengumuman sandal tertukar itu disampaikan panitia. Dan di kalangan NU, sandal tertukar itu sudah pasti terjadi. Karena para Kiai sangat suka pakai sandal. Sebab, memang kurang cocok jika mengenakan sarung lalu alas kakinya pakai sepatu. 

Sarungan memang lebih cocok pakai sandal. Saat sholat tentu dilepaslah sandal itu. Memakai sandal tidak seribet memakai sepatu. Makanya, gampang tertukar. Apalagi ukurannya sama meskipun warna atau bentuknya berbeda.

Tentu hanya Kiai senior yang bisa mengingatkan Kiai lain bahwa sandal ya seseyan (beda antara yang kanan dengan yang kiri). Dari hal yang sepele ini, sudah jelas Mukhtamar NU tidak mungkin diisi pertengkaran, saling lempar meja atau kursi, saling sabotase dan lainnya. Karena di urusan "persandalan" saja sudah bisa bikin suasana cair dan ngakak.

NU Garis Lucu

Para Kiai NU juga sejak dulu adalah ulama yang dikenal begitu sayang pada umatnya. Kiai Bahauddin Nursalim (Gus Baha) selalu menggambarkan bahwa umat sudah ruwet dan stress dengan segala tuntutan hidupnya. Maka Kiai tidak boleh menambah beban umat. Kiai harus banyak menghibur umat supaya senang pada agama dan tidak bermaksiat 

Agama tidak boleh jadi masalah tapi justru jadi jalan keluar dan solusi. Kiai harus banyak ajak umatnya guyon, supaya mereka bisa tertawa dalam majelis-majelis yang baik sambil belajar agama. 

Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus), Habib Luthfi bin Yahya, Gus Miftah, serta banyak-banyak Kiai NU lain kerap mengajak umat untuk guyon di setiap majelisnya. Terutama guyon dengan menertawakan dirinya sendiri. Maka terciptalah ungkapan NU Garis Lucu sampai ada media sosialnya yang diikuti ratusan ribu orang.

Para Kiai itulah yang mengisi NU dan Mukhtamar NU yang isinya juga pasti banyak kelucuan-kelucuan dari guyonan. Karena sudah menjadi ciri khas para ulama NU jika sudah bertemu pasti guyonan.

Patut Indonesia berbangga atas NU. Karena umat yang punya kartu anggota NU (KartaNU) maupun yang tak punya KartaNU bisa turut menikmati guyupnya negara atas usaha dan doa para Kiai NU. 

Semoga Mukhtamar NU 2021 berjalan sukses. Mudah-mudahan semua peserta Mukhtamar sehat sampai selesai dan selamat saat kembali ke kediaman maupun pondok pesantrennya masing-masing. (nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun