Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dunia Metaverse yang Berarti Tren Peningkatan Sampah Rumah Tangga

23 Desember 2021   08:02 Diperbarui: 23 Desember 2021   17:26 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi saat pandemi, ketika orang lebih banyak berkegiatan dari rumah menyebabkan timbulan sampah dari rumah meningkat. Kemungkinan besar, timbulan sampah di masa depan Metaverse kondisinya sama seperti saat pandemi.

Kemajuan Teknologi versus Pengelolaan Sampah

Secara teknologi mungkin orang-orang sudah siap. Jika masih ada yang tidak siap, maka lingkungan yang akan memaksanya untuk siap. Seperti orang-orang gagap teknologi yang kini mayoritas sudah menggunakan smartphone.

Tidak ada yang bisa membayangkan betapa cepatnya perkembangan teknologi sejak mesin uap ditemukan. Perjalanan waktu revolusi industri 1.0 sampai revolusi industri 5.0 hanya butuh waktu 2,5 abad. Padahal masa-masa sebelum tahun 1769, kemajuan teknologi berjalan sangat lambat.

Dampak positif dari dunia baru yang akan kita songsong pasti banyak. Meskipun dampak negatifnya Metaverse juga pasti banyak juga. Salah satunya dampak negatif yang akan terjadi adalah tren peningkatan timbulan sampah di rumah tangga.

Sama seperti kebutuhan pokok dan dasar manusia lainnya, timbulan sampah tidak bisa dibereskan dengan VR atau AR. Jika sampah tak dikelola sejak dari sumbernya, maka semua sampah akan berujung di pembuangan dan akan jadi musibah.

Namun, jika sampah dikelola dengan baik dan benar justru akan mendatangkan keuntungan. Karena semua bisa diolah menjadi bahan baku daur ulang. 

Di masa depan mungkin konsep reduce, reuse dan recycle (3R) sudah tidak bisa dipakai lagi. Hanya tinggal satu "R" saja relatif relevan hingga masa depan yang Metaverse atau Multimetaverse.

Harapannya, percepatan teknologi bisa pararel dengan terwujudnya tata kelola sampah yang baik dan benar. Yakni, pengelolaan sampah yang tidak berdampak negatif pada lingkungan, manusia, dan ekosistem lainnya di sekitar kita. (nra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun