Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia Tak Mungkin Kurangi Sampah Plastik

23 Desember 2021   07:00 Diperbarui: 23 Desember 2021   07:02 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemasan sachet minuman yang seakan menjadi ciri khas kemasan di Indonesia. (Dokpri)

Maka konsumen seperti itu akan lebih memilih kemasan kecil yang ekonomis. Ekonomis itu maksudnya selain murah juga tidak lebih. Mereka tinggal kembali ke tempat asalnya dengan hanya meninggalkan sampah kemasan saja.

Begitu juga dengan banyaknya kemasan sachet makanan dan minuman di Indonesia. Kondisi ekonomi Indonesia dan mayoritas masyarakatlah yang memaksa produsen membuat produk-produk menjadi kemasan kecil. Di mana tentu saja produsen sudah melakukan studi dan survei pasarnya.

Dalam sejumlah diskusi mengenai persoalan maraknya kemasan sachet di Indonesia, ada banyak pihak yang berpikir terbalik. Mereka menilai produsenlah yang menciptakan kebutuhan masyarakat pada kemasan-kemasan kecil. Karena produsen "memaksa" masuk ke segmen di Indonesia, termasuk segmen low end.

Pandangan terbalik ini utamanya terjadi pada mereka yang tidak paham sistem demanding di pasar. Yang mereka tahu adalah bagaimana jangan ada sampah sachet atau botol-botol kecil di Indonesia. Dan yang begini umumnya tidak paham regulasi pengelolaan sampah, tapi sudah merasa pintar untuk bicara sampah.

Dalam sampah, barangkali bisa meminjam ungkapan yang sering disampaikan Gus Bahaudin Nursalim (Gus Baha'). "Orang bodoh berbahaya, tapi orang sok pintar jauh lebih berbahaya". Untuk itulah orang sebaiknya menahan diri saja, daripada sesat dan menyesatkan orang lain di urusan persampahan.

Jika mau memahami regulasi pengelolaan sampah, di dalamnya tidak ada satupun kata tersurat maupun tersirat yang melarang produsen memproduksi sesuatu yang akan menyebabkan sampah. Karena regulasi itu tahu dan paham, apapun pada akhirnya jadi sampah. Produk ukuran kecil atau besar, sachet atau isi ulang, botol kecil atau besar dan semua produk atau kemasan lainnya akan jadi sampah.

Maka yang terutama sekali diatur dalam regulasi pengelolaan sampah adalah tanggung jawab produsen. Di mana produsen dapat menjalankan tanggung jawabnya melalui konsep-konsep yang proporsional dan melibatkan masyarakat, pengelola sampah melalui pemerintah. (nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun