Sampah adalah problem sistematis yang harus diurai dengan sistematik pula. Kebijakan dan gerakan yang parsial tidak mungkin bisa menyelesaikan permasalahan sampah Indonesia. Salah satunya plastik.
Indonesia bisa jadi merupakan negara yang tidak akan bisa mengurangi pemakaian plastik karena faktor ekonomis dan geografis. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) mendata bahwa plastik telah menyelamatkan 60-70 persen potensi sampah dari  makanan dan minuman sebagai kemasan.
Sementara Ketua Komisi Penegakan Regulasi Persampahan Satgas Nawacita Indonesia, Asrul Hoesein mengatakan kemasan-kemasan kecil seperti sachet dan lainnya merupakan bentuk kreasi perusahaan untuk menjangkau konsumen Indonesia. Daya beli konsumen Indonesia kecil, maka produsen kemudian membuat produk mini agar bisa diserap pasar.
Berbeda dengan pasar di luar negeri yang secara ekonomi lebih maju. Pendapatan masyarakat lebih tinggi, sehingga bisa membeli produk kebutuhan dengan volume besar.Â
Di samping itu, mobilitas orang di luar negeri relatif rendah. Negara-negara di luar negeri kurang lebih sama dengan luasan provinsi di Indonesia. Dan orang di luar negeri cenderung tidak ke mana-mana. Tidak seperti orang Indonesia yang suka bepergian untuk silaturahim, hadir ke pernikahan, lahiran, takziyah, mudik, Lebaran Idul Fitri, Idul Adha, Maulidan, Natal, tahun baru, Waisak, Nyepi, dan banyak acara lain yang membuat orang Indonesia bepergian.Â
Maka jangan heran kalau masyarakat lebih suka membeli produk instan dengan kemasan mini untuk kebutuhannya seperti shampoo, sabun, pasta gigi, dan lain-lain. Supaya bisa muat masuk ke tas bawaan mereka saat bepergian itu.Â
Atau, mereka yang bepergian itu justru tidak membawa bekal kebutuhannya dari rumah. Karena, daripada tas penuh dengan barang kebutuhan itu, lebih baik diisi barang lain seperti baju, handuk, atau sarung dan sajadah. Untuk kebutuhan sabun, shampoo, dan lainnya bisa beli di tempat tujuan ketika sudah sampai.
Paling lama orang Indonesia bepergian sekitar 7 hari atau sepekan atau kurang. Maka mereka juga akan memenuhi kebutuhan selama seminggu itu. Tentu saja mereka tidak akan membeli sabun cair, shampoo, atau lainnya dalam kemasan yang besar. Karena pasti tersisa. Nah, sisanya sayang dibuang, dibawa pulang juga tanggung.