Museum angkut teletak di jalan terusan Sultan Agung no 2, kota Batu, Jawa Timur. Museum angkut mulai beroperasi pada pukul 12.00 dan ditutup pada pukul 20.00. Untuk masuk ke museum angkut, setiap pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar 100 ribu untuk weekend dan 70 ribu untuk weekday. Pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam area museum, tersedia locker penitipan barang yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk menyimpan barang bawaannya. Hanya kamera handphone yang diperbolehkan di bawa masuk ke areal museum. Jika Anda memiliki kamera DSLR dan ingin tetap membawanya masuk, maka Anda akan dikenai biaya tambahan diluar biaya tiket.
Jika berbicara museum, maka yang terbayang adalah pajangan benda-benda kuno, aura mistis, aroma tak sedap dari bahan pengawet, suasana sepi karena tak banyak pengunjung. Namun semua itu tak berlaku pada museum angkut. Memang banyak benda kuno disini, namun semuanya ditata dengan sangat menarik sehingga membuat pengunjung betah berlama-lama di sana. Tersedia banyak spot untuk berfoto bagi para pengunjung.
Pada setiap sarana transportasi yang dipajang dimuseum, diserta papan keterangan di dekatnya. Hal ini memudahkan pengunjung untuk mengenali alat transportasi di depannya, yang sudah tak ada lagi dijamannya. Saat  saya melihat-lihat, tak banyak pengunjung yang mau membaca keterangan tersebut, lebih banyak yang asyik berfoto dengan aneka macam kendaraan yang dipajang.
Pokoknya tidak rugilah membayar mahal untuk masuk ke museum ini. Satu tips dari saya jika Anda ingin mengunjungi museum ini adalah sediakan ruang yang cukup banyak pada penyimpan ponsel Anda dan pastikan baterainya penuh, karena banyak sekali hal yang pasti ingin Anda abadikan jika mengunjungi museum ini. Tips kedua adalah, datanglah lebih awal sehingga pengunjung belum terlalu ramai dan Anda bisa puas melihat-lihat dan mengambil gambar tanpa terganggu lalu lalang pengunjung. Saya sendiri masuk sekitar pukul 12.45 dan baru menjelang pukul lima sore meninggalkan area museum. Itupun anak-anak bilang masih belum puas, masih ingin menjelajah lagi. Tak perlu khawatir dengan masalah perut. Terdapat beberapa toilet yang bersih di dalam area museum, mushola juga ada. Jika haus atau lapar, ada beberapa gerai yang menjajakan makan dan minum, gerai yang menjual souvenir pun ada.Â
Pelajaran terpenting yang saya dapat dari museum angkut adalah bahwa sarana transportasi yang paling canggih itu adalah UANG, karena dengan uang kita bisa bepergian kemanapun yang kita inginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H