Mohon tunggu...
Nara
Nara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pendiam dan lebih suka berkomunikasi lewat tulisan. Instruktur di PPPPTK bidang otomotif dan elektronika Malang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Obrolan Ringan Menjelang Lebaran

3 Agustus 2012   02:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah memasuki pertengahan bulan puasa. Pembicaraan di kantor dah mulai beralih seputar persiapan lebaran. Baju baru, kue-kue lebaran, zakat fitrah, THR dan tentu saja mudik!

Baju baru, alhamdulillah....

Tuk di pakai di hari raya....

Menjelang hari raya, dapat dipastikan omset penjualan busana akan meningkat. Baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Alhasil, lebaran adalah momen untuk saling pamer busana. Pagi, siang, malam busananya beda. Padahal, sebenarnya pakai pakaian lama pun tak apa-apa.

***

Kue-kue lebaran dah mulai beredar ditawarkan. Nastar, kastangel, putri salju dan masih banyak lagi macamnya. Dijual kiloan maupun lengkap dengan toplesnya. Seolah kalau lebaran tak ada kue-kue itu terhidang di meja jadi kurang lengkap. Entah siapa yang mengawali trend ini.

Padahal kacang dan pisang rebus pun tak kalah nikmatnya. Kacang dan pisang goreng pun layak tersaji di meja.

***

THR, ini yang dinanti-nantikan oleh para pekerja. Ini yang bikin pusing para pengusaha. Kalau dananya ada sih tak apa, kalau usaha lagi seret bisa nambah pening. Tak ada THR, pekerja bisa rewel.

Keberadaan THR ini kadang membuat para pekerja jadi berani "berhutang" dulu di awal-awal puasa. Entah untuk memenuhi kebutuhan atau sekedar memuaskan keinginan.

***

Mudik, entah ini kata indonesia baku atau bukan (malas mencari). Kenapa pulang kampung saat menjelang lebaran disebut mudik sementara di waktu-waktu lain tidak? Barangkali ada yang tahu, boleh share di sini.

Tradisi pulang kampung menjelang lebaran ini sepertinya menjadi agenda tahunan wajib bagi para perantau. Bahkan jauh-jauh hari sudah memesan tiket pp, baik kereta, bus ataupun pesawat. Banyak pula yang mudik naik sepeda motor. Jika tak terkendala biaya, rata-rata semua perantau ingin mudik saat lebaran. Apa sih asyiknya mudik?

Saya sendiri susah kalau diminta menjelaskan apa asyiknya mudik. Menempuh perjalanan panjang, rebutan naik bus, desak-desakan, kena macet di jalan, harga tiket bisa 2 kali lipat dari hari biasa. Tapi tetap aja tiap tahun di jalani.

Bagi yang mau mudik, persiapkan baik-baik dan hati-hati di jalan. Bagi yang tidak mudik, selamat menikmati lebaran di rantau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun