Mohon tunggu...
NAQOY CENTER
NAQOY CENTER Mohon Tunggu... Dosen - Motivator

pisau diasah oleh batu dan manusia diasah oleh manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pentingnya Merawat Cinta (19 Tahun Pernikahan)

16 Desember 2024   08:02 Diperbarui: 16 Desember 2024   10:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan santai di Tea Garden Subang (Foto naqoy.id)

Tidak terasa waktu telah berjalan dengan indah, perjalanan panjang yang dimulai dari sebuah keberanian dan niat tulus yaitu pernikahan. Saya memilih menikah dengan teman kuliah yang satu kelas. dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun masuk kuliah adalah 1997. Istri saya dari keluarga Betawi , tepatnya Cengkareng Kalideres yang memiliki keuangan lebih mapan, salah satunya ketika kuliah sudah membawa mobil sendiri, sementara saya dari kampung , Desa Kalibuntu Losari Brebes Jawa Tengah , orang tua tukang becak dan petani miskin, bahkan karena kemiskinan orang tua saya selama kuliah saya memilih bekerja sebagai petugas kebersihan di Masjid Fathullah UIN Jakarta. 

Dewi Naqoy dan Naqoy (Foto Naqoy.id)
Dewi Naqoy dan Naqoy (Foto Naqoy.id)

Walau perbedaan terasa lebar dan nyata namun cinta menyatukan semuanya, menikah di usia 25 tahun dengan penghasilan yang sangat minim yaitu 600.000 persemester (100.000) perbulan, bahkan tinggal di rumah mertua selama 1 tahun adalah awal perjuangan pernikahan yang penuh tantangan. Tidak ada kepastian dalam keungan hanya saja menjaga hati agar selalu gembira dan menjaga jiwa selalu optimis adalah bagian penting untuk menjaga rumah tangga yang penuh tantangan. 

Melewati Masa Krisis di awal pernikahan

Kerja dan liburan di Tea Garden Subang (Foto dari Naqoy.id)
Kerja dan liburan di Tea Garden Subang (Foto dari Naqoy.id)

Dalam buku One Minute Awareness di Gramedia dijelaskan bahwa setiap orang sukses selalu diberikan masa krisis, tentu saja hal ini terjadi bukan hanya kepada saya namun kepada semuanya. Masa krisis justru akan menguji kita semua apakah kita termasuk tipe pemenang atau pecundang, karena ada ungkapan dalam The7Awareness bahwa "Setiap pasien membutuhkan pil pahit". Awal pernikahan adalah ujian keras yang nyata, diantaranya adalah  pihak Ayah mertua yang tidak suka memiliki menantu yang miskin dan biasa saja bahkan cenderung menyusahkan. Maka pilihan untuk cerai adalah kata-kata yang sering saya dengar dari Ayah mertua sendiri. Pernikahan telah berjalan 1 tahun penuh dengan tantangan jiwa , sehingga saya mencari jalan keluar untuk masalah keluarga yaitu ingin memberikan cucu pertama kembar, walau bukan cucu pertama namun memiliki cucu kembar adalah kebahagiaan sendiri bagi kakeknya. 

Berpegangan tangan di area Tea Garden Subang (Foto dari Naqoy.id)
Berpegangan tangan di area Tea Garden Subang (Foto dari Naqoy.id)

Percaya Cinta, Percaya Keajaiban 

Cinta itu bagaikan sayap yang membuat seseorang bisa meraih impianya, ketika seseorang memiliki cinta, maka harus bersiap menerima keajaiban. Hidup yang ajaib bagi mereka yang memiliki cinta yang kuat. Pernikahan yang diduga akan berakhir akhirnya berjalan bahagia, karena pada tahun 2007 putri kembar identik kami lahir bernama Zaara Zyvaa, walau tidak ada keturunan kembar namun akhirnya memiliki putri cantik kembar identik. Teringat ketika para dokter mengatakan akan sulit memiliki anak kembar jika tidak ada keturunan kembar namun akhirnya semuanya berubah. 

Zaara Zyvaa Naqoy  dan Ayah Naqoy (Foto dari naqoy.id)
Zaara Zyvaa Naqoy  dan Ayah Naqoy (Foto dari naqoy.id)

Kini dunia telah berubah dari kebencian menjadi cinta, dari menantu yang dibenci menjadi menantu yang dicintai bukan karena kepintaran dan uang namun karena satu-satunya menantu yang bisa memberikan hadiah cucu pertama kali kembar walau sebenarnya adalah cucu ke 16.  Bagian akhir ini,  akhirnya cinta yang dipercaya mampu menciptakan semuanya termasuk adalah pembangunan pondok pesantren An-naqoyah yang beralamatkan di Serpong Tangsel. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun