Konsultasi disertasi adalah awal yang baik untuk memulai, setelah semester 2 kuliah doktoral di kampus Universitas Pakuwan akhirnya memasuki semester 3 yaitu persiapan proposal Disertasi. Sebenarnya tema utamanya adalah tentang bagaimana strategi peningkatan  keberhasilan Perguruan tinggi swasta di Kota Tangsel melalui No Box Leadership. Sebenarnya No Box sendiri merupakan konsep yang di usung oleh Naqoy dan Umi Rusliowati (2023) dan buku No Box Leadership (2024) , teorinya sendiri menggunakan konsep  WICS (Sternberg, 1997) yaitu Wisdom, Intellegency, Creativity, Syhntesis.Â
Artinya kepemimpinan No Box memiliki ciri keempat hal tersebut , pertama adalah Wisdom, Â Konsep wisdom (kebijaksanaan) menurut Robert J. Sternberg, yang diperkenalkan pada tahun 1997, adalah bagian dari teorinya tentang kecerdasan yang dikenal sebagai "The Balance Theory of Wisdom". Sternberg mendefinisikan kebijaksanaan sebagai kemampuan untuk menggunakan kecerdasan dan pengetahuan dalam cara yang seimbang, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan mencapai kebaikan bersama. Kebijaksanaan ini mencakup keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan, termasuk kepentingan pribadi, kepentingan orang lain, dan kepentingan kolektif (misalnya, masyarakat atau dunia).
Teori No Box LeadershipÂ
           Ciri-ciri Utama Wisdom Menurut Sternberg:
Penilaian yang Baik: Kebijaksanaan melibatkan kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana dengan mempertimbangkan dampak dari berbagai alternatif.
Kepekaan Etis: Seseorang yang bijaksana tidak hanya mempertimbangkan apa yang paling menguntungkan, tetapi juga apa yang paling etis dan adil.
Empati dan Altruisme: Kebijaksanaan sering kali dikaitkan dengan kemampuan untuk berempati dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain.
Pertimbangan terhadap Kompleksitas: Orang bijaksana mampu mempertimbangkan kompleksitas situasi dan mengelola berbagai perspektif yang saling bertentangan.
       Kebijaksanaan, menurut Sternberg, bukan hanya tentang memiliki pengetahuan, tetapi juga tentang menggunakan pengetahuan itu dengan cara yang bermanfaat dan bermoral. Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti membuat keputusan yang tidak hanya baik untuk diri sendiri, tetapi juga baik untuk orang lain dan masyarakat. Kebijaksanaan juga melibatkan kemampuan untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan, menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan kolektif, dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah.Â
Menurut Robert J. Sternberg, kreativitas adalah salah satu komponen penting dalam teorinya tentang kecerdasan manusia, yang dikenal sebagai Teori Triarchic of Human Intelligence. Sternberg mengidentifikasi kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan inovatif yang berguna dan sesuai dengan konteks tertentu. Kreativitas, menurut Sternberg, bukan hanya tentang menghasilkan ide yang orisinal, tetapi juga memastikan bahwa ide tersebut relevan dan dapat diimplementasikan secara efektif. Menurut Sternberg, kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir di luar batasan konvensional dan menghasilkan ide-ide baru yang orisinal dan bermanfaat. Ini melibatkan sintesis, analisis, dan penerapan ide-ide dalam konteks praktis. Kreativitas adalah komponen penting dari kecerdasan manusia yang mendukung inovasi, pemecahan masalah, dan adaptasi, dan sangat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik dan keterbukaan terhadap pengalaman baru.Â
Menurut Robert J. Sternberg, kecerdasan (intelligence) bukan hanya satu kemampuan tunggal, melainkan terdiri dari berbagai aspek yang berkontribusi pada kemampuan seseorang untuk sukses dalam hidup, sesuai dengan definisi yang mereka tetapkan dalam konteks budaya dan sosial mereka. Â Teori Triarchic of Human Intelligence dari Sternberg menawarkan pandangan yang lebih luas tentang kecerdasan dibandingkan dengan pendekatan tradisional yang berfokus hanya pada kemampuan kognitif dan akademis. Sternberg menunjukkan bahwa kecerdasan melibatkan kemampuan analitis, kreatif, dan praktis yang bekerja bersama untuk membantu individu beradaptasi dan berhasil dalam berbagai konteks kehidupan. Ini adalah pendekatan holistik yang mencakup lebih banyak aspek kehidupan manusia daripada yang diukur oleh tes IQ tradisional.Â
Dalam konteks pemikiran Robert J. Sternberg, sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk menggabungkan berbagai ide, informasi, atau perspektif yang berbeda menjadi sesuatu yang baru, kohesif, dan bermanfaat. Sintesis adalah bagian penting dari kecerdasan kreatif menurut teori Sternberg, karena ini melibatkan menghubungkan titik-titik yang tampaknya tidak berhubungan untuk menciptakan solusi inovatif atau pandangan baru .Sintesis menurut Sternberg adalah kemampuan untuk menggabungkan ide-ide yang beragam menjadi satu kesatuan yang kohesif dan inovatif. Ini adalah salah satu aspek penting dari kecerdasan kreatif yang memungkinkan individu untuk menghasilkan solusi baru dan relevan yang tidak hanya menarik tetapi juga berguna. Dalam berbagai konteks, sintesis membantu individu dan organisasi untuk melihat gambaran besar, memahami kompleksitas, dan menciptakan inovasi yang dapat membuat perbedaan nyata.
Ciri-ciri kampus yang menerapkan No Box LeadershipÂ
Ciri keberhasilan perguruan tinggi swasta menurut NoBox  diantaranya adalah (1). Jumlah mahasiswa yang siginifikan  seperti mahasiswa baru diatas 10 ribu mahasiswa  (2). Prestasi dosen di perguruan tinggi diakui oleh lembaga nasional, diantaranya adalah a. Jumlah dan Kualitas Publikasi Ilmiah: Peningkatan jumlah publikasi di jurnal bereputasi internasional, b. Pendanaan Penelitian: Mendapatkan dana penelitian dari sumber eksternal, termasuk pemerintah, industri, dan organisasi internasional, c. Inovasi dan Paten: Banyaknya inovasi, paten, dan penemuan baru yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa. (3). Kepercayaan masyakat kepada perguruan tinggi sangat terpuji seperti a. Program Pengabdian kepada Masyarakat: Adanya program yang berdampak positif bagi masyarakat, baik dalam bentuk pelatihan, penelitian terapan, atau proyek sosial, b. Kolaborasi dengan Industri dan Pemerintah: Kemitraan yang kuat dengan sektor industri dan pemerintah untuk riset.Â
Sementara yang berikutnya adalah  (4).  Reputasi dan peringkat kampus tersebut semakin baik seperti  a. Peringkat Nasional dan Internasional: Posisi yang baik dalam peringkat universitas baik di tingkat nasional maupun internasional, b. Pengakuan Publik: Pengakuan dari pemerintah, industri, dan masyarakat sebagai institusi pendidikan yang unggul.  (5). Infrastruktur dan fasilitas semakin modern yaitu a.  Fasilitas Penunjang: Kampus dengan fasilitas yang memadai, seperti laboratorium modern, perpustakaan lengkap, pusat riset, dan teknologi pembelajaran terkini. b. Lingkungan Kampus: Kampus yang mendukung pembelajaran dengan lingkungan yang nyaman, aman, dan berwawasan lingkungan. Setelah itu adalah (6). Internasionalisasi seperti a. Kemitraan Global: Memiliki kerjasama dengan universitas ternama di luar negeri, seperti pertukaran pelajar dan dosen, penelitian bersama, dan program gelar ganda, b. Kehadiran Mahasiswa Internasional: Jumlah mahasiswa internasional yang signifikan menunjukkan daya tarik global, c. Program Studi Berstandar Internasional: Beberapa program studi diakui secara internasional atau memiliki akreditasi global.
Adapun ciri berikutnya adalah  (7). Kualitas mahasiswa dan lulusan diantaranya : a. Selektivitas Penerimaan Mahasiswa: Proses seleksi yang ketat untuk mendapatkan mahasiswa terbaik, b. Prestasi Mahasiswa: Banyak mahasiswa yang meraih prestasi dalam kompetisi akademik, olahraga, seni, atau lainnya di tingkat nasional maupun internasional, c. Kesuksesan Lulusan: Tingginya tingkat kerja lulusan dalam waktu singkat setelah kelulusan, serta gaji awal yang kompetitif. Bagian terakhir adalah  (8). Kualitas akademik yang tinggi (a. kreditasi: Memiliki akreditasi yang tinggi dari badan akreditasi nasional atau internasional. b.Kurikulum Terbaru dan Relevan: Kurikulum yang selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan industri, c. Fakultas Berkualitas: Dosen dan staf pengajar yang berkualifikasi tinggi, berpengalaman, dan memiliki publikasi ilmiah yang diakui).Â
Sementara yang mendukung No Box Leadership ada 3 hal yaitu (1). Kepribadian dari kepemimpinan , (2). Pengalaman hidup seorang pemimpin baik yang sifatnya karir maupun diluar karir, (3). Pendukung yang setia loyal, memiliki karyawan atau dosen yang setia, bekerja dengan jujur dan setia terjadap aturan yang berlaku. Kepemimpinan No Box yang diterapkan di UNPAM bisa juga ditiru oleh kampus lainya yang sedang mengalami hal yang terburuk atau keadaan terbalik. Kampus swasta yang tidak menggunakan No box Leadership memiliki ciri seperti jumlah mahasiswa yang semakin hari semakin menurun, prestasi mahasiswa dan lulusan yang buruk, kesulitan bekerjasama dengan kampus internasional, fasilitas gedung yang kumuh dan rusak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H