Menurut Cambridge Dictionary, flexing adalah menunjukkan sesuatu yang Anda miliki atau raih tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan. Sedangkan mengacu kamus Merriam-Webster, flexing adalah memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok. Contoh flexing adalah seorang influencer yang flexing tas buatan desainer atau kemewahan lainnya di media sosial. Asal muasal flexing sendiri seperti dirangkum dari laman Dictionary.com, asal mula munculnya arti kata flexing adalah bahasa gaul dari kalangan ras kulit hitam untuk "menunjukkan keberanian" atau "pamer" sejak tahun 1990-an. Rapper Ice Cube secara khusus menggunakannya dalam lagunya tahun 1992 berjudul It Was a Good Day dengan liriknya Saw the police and they rolled right past me / No flexin', didn't even look in a n*gga's direction as I ran the intersection. Selain itu, asal kata "flex" atau flexing adalah melenturkan otot seseorang, yaitu untuk menunjukkan seberapa kuat fisik seseorang dan seberapa siap seseorang bertarung. Hal ini menjadi metafora arti flexing adalah mereka berpikir lebih baik dari yang lainnya.
Flexing adalah gaya hidup zaman now yang sekarang telah mendunia terutama negara yang sedang berkebang dan maju seperti China. Teman saya di Perancis  (Perwakilan Rumah Kesadaran Perancis) memberitahu bahwa pelanggan yang mengantri membeli tas mewah ternyata datang dari negera yang sedang berkembang dan maju , sementara negera yang sudah terbiasa maju seperti Eropa dan Amerika tidak lagi membutuhkan "flexing", kerana mereka fokus kepada kualitas dan rasa nyaman. Saya sendiri sedikit kaget dan hanya senyum-senyum sendiri ketika banyak acara yang menunjukan kemewahan bahkan saldo tabungan seseorang sebagai bentuk pengakuan bahwa dirinya memang kaya.
Bebarapa siaran langsung media sosial anak milineal yang kaya menunjukan semua kekayaan keluarganya, tiba-tiba masuk di kolom komentar dari Dirjen Pajak RI, semuanya menjadi sulit karenanya. Dalam dunia marketing juga "fkexing" sering digunakan untuk menarik pelanggan. Bahkan sekarang ini ada organisasi di dunia yang melatih perempuan untuk memiliki suami orang kaya dengan melakukan Flexing, ada devisi pelatihan bagi mereka yang menyasar calonya, dari mulai bagaimana foto dengan latar belakang mewah atau juga menggunakan tas atau sepatu yang memukau karena mahalnya, bahkan diajarkan bagaimana membalas wa yang menunjukan orang kaaya membalasnya. Ada yang berhasil menggaet artis atau atlet yang kaya walau pada akhirnya hanya kecewa.
Menarik ungkapan dari Alan Watts "There are a great many people accumulating what they think is vast wealth, but it's only money." - Alan Watts. Dalam pandanganya Ada banyak sekali orang yang mengumpulkan apa yang mereka anggap sebagai kekayaan yang melimpah, tetapi itu hanya uang. Sri Mulyani mengatakan dalam sebuah seminar bahwa "Di Amerika masyarakat akan bekerja untuk mengumpulkan asset dan mereka memaksa asset bekerja keras untuk dirinya, sementara di Indonesia orang bekerja keras untuk mengumpulkan uang", ketika uang menjadi tujuan akhir tentu saja manusia akan mudah menemukan jalan buntu dan akhirnya mengalami kerapuhan dalam jiwanya.Â
Mengambil istilah Ahmad Mubarrok adalah "manusia kosong", manusia hampa yang kesulitan menemukan jalan hidupnya, akhirnya kemilau harta adalah tujuanya. Sepertinya nyata namun semakin mencintai harta namun semakin terjebak oleh kegelisahan hati, dirinya mengalami kebingungan karena keadaan batinya semakin menemukan jalan buntu. Mengambil istilah Psikolog  Rollo Mey adalah manusia dalam kerangkeng hartanya, ternyata hartanya bukan semakin membuat dirinya bahagia namun sebaliknya harta membuat dirinya mengalami derita. Inilah awal-awal terjadinya manusia modern yang mudah terjebak oleh symbol-simbol kemodernan itu sendiri, berikut adalah simbol-simbol yang dikejar oleh manusia modern : (1). Uang yang banyak (2). Rumah Mewah (3). Mobil Mahal (4). Kepopuleran (5). Dicintai oleh pengikut yang banyak (Mubarok, 2000: 132).
Dalam pandangan The7Awareness ada istilah esoterik sukses dan eksoterik sukses, ketika sukses masih berlevel eksoterik (kulit luar), maka akan mudah terjatuh dan tergeleincir oleh kekecewaan dan luka hati yang disebabkan harapan tidak sesuai dengan dirinya, eksoterik sukses adalah tampilan luar dan kemilauan seperti sukses sejati sebenarnya adalah palsu, sementara esoteric sukses adalah justru pada saat seseorang  ingin bisa berbagi kepada orang lain. Semakin sering membantu dan mempermudah orang lain menemukan jalan bahagia maka akan semakin mudah menemukan sukses sejati (Yusuf, N. Q,2008: 300)
Gangguan psikologis manusia modern berarti suatu kondisi di mana manusia pada saat ini dalam situasi yang sangat membahayakan. Menurut Mubarok,yang dimaksud gangguan psikologis manusia modern yaitu ketidakberdayaan manusia bermain dalam pentas peradaban modern yang terus melaju tanpa dapat dihentikan sehingga manusia modern seperti itu sebenarnya manusia yang sudah kehilangan makna, manusia kosong. manusia resah setiap kali harus mengambil keputusan, manusia tidak tahu apa yang diinginkan, dan tidak mampu memilih jalan hidup yang diinginkan (Mubarok,2000: 6)
Salah satu ciri masyarakat modern adalah kehidupan yang makin semerawut dan kompleks. Perkembangan masyarakat yang makin modern akan mempengaruhi tata pola kehidupan, cara berpikir dan tingkah laku masyarakatnya (manusia) (Haye, 2005: 5). Penelitian yang dilakukan oleh Kielholz dan Poldinger menunjukkan bahwa 10% dari pasien yang berobat pada dokter adalah pasien depresi yang mengalami krisis keruhanian dan separuhnya dengan krisis ruhani terselubung. Penelitian lain yang dilakukan oleh Klinik Psikiatri Universitas Basle didapat angka 18%, penelitian di Bavaria didapat angka 17%. WHO memperkirakan prevalensi depresi pada populasi masyarakat dunia adalah 3% (Hawari, 1998: 56).
Sehubungan dengan hal tersebut Sartorius menaksir 100 juta penduduk dunia mengalami penyakit keruhanian. Angka-angka ini semakin bertambah untuk masa-masa mendatang yang disebabkan karena beberapa hal, antara lain: a. Usia harapan hidup semakin bertambah. b. Stresor psikososial semakin berat. c. Berbagai penyakit kronik semakin bertambah. d. Kehidupan beragama semakin ditinggalkan (masyarakat sekuler) (Hawari, 1998: 56). Menurut Mubarok dalam bukunya: Penyuluhan Agama Teori dan Kasus, Yang dimaksud dengan penyakit manusia modern dalam tulisan ini adalah gangguan psikologis yang diderita oleh manusia yang hidup dalam lingkungan peradaban modern (Mubarok, 2002: 158). Dengan demikian persoalan besar yang muncul di tengah-tengah umat manusia sekarang ini adalah krisis keruhanian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dominasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme, ternyata membawa manusia kepada kehidupan modern di mana sekularisme menjadi mentalitas zaman dan karena itu spiritualisme menjadi suatu tema bagi kehidupan modern. Sayyed Hossein Nasr dalam bukunya, sebagaimana disitir Syafiq A. Mughni menyayangkan lahirnya keadaan ini sebagai the plight of modern man, nestapa orang-orang modern .
Seiring dengan kondisi tersebut muncul konflik-konflik batin yang pada puncaknya menimbulkan gangguan jiwa, dan ciri-ciri gangguan jiwa yang diderita orang-orang modern menurut seorang psikoanalis yang membuka praktek di New York yaitu Rollo May adalah ketidakbahagiaan hidup dan ketidakmampuan membuat keputusan (May, 1996: 1).Salah satu jenis krisis manusia modern yang digambarkan May dan Hawari yang merupakan salah satu jenis gangguan jiwa dan merupakan permasalahan kesehatan di seluruh dunia adalah penyakit manusia modern. Menurut Hawari (1998: 206), para pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa semakin modern suatu masyarakat semakin besar pula stresor psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak mampu mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah krisis keruhanian (Schneider et al., 2009)
Modernisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah banyak membawa perubahan bagi masyarakat dalam cara berfikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi positif sekaligus berdampak negatif. Menurut Mubarok (2002: 166), "Karena derita manusia modern itu berasal dari kerangkeng yang membelenggunya, maka jalan keluar dari problem itu adalah dengan berusaha keluar dari kerangkeng itu. Kerangkeng yang membelenggu manusia modern sebenarnya hanya berupa nilai, atau tepatnya karena kekosongan nilai.