Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Blogger, penulis dan trainer kepenulisan. Dapat dihubungi di www.naqiyyahsyam.com

Blogger, penulis dan trainer kepenulisan. Dapat dihubungi di www.naqiyyahsyam.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Impian: Mewujudkan Sekolah Menulis Anak

25 Mei 2016   22:48 Diperbarui: 25 Mei 2016   23:04 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak sebelum menikah, aku ingin suatu hari kelak mempunyai sekolah menulis. Tapi, bukan sekolah formal. Sekolah ini seperti kursus mengarang atau menulis cerita, namun punya kurikulum yang bagus. Waktu kecil, aku memang suka mengarang cerita namun akibat kurang bimbingan, aku kurang berkembang. Tidak berani mengirimkan karya hingga baru berani mengirimkan ke media saat duduk di bangku kuliah. Waduh, kelamaan ya?

Setelah menikah, aku pernah mengajar di SDIT Baitul Muslim Way Jepara, Lampung Timur. Di sana, aku membuka kelas jurnalistik. Peminatnya lumayan banyak. Ada anak yang berpotensi bisa menulis puisi dan cerpen. Sayangnya, masih malu mengirimkan karya, sehingga aku fasilitasi mengirimkan ke koran Lampung Post, alhamdulillah karyanya dimuat.

Ketika aku pindah tempat mengajar di Bandar Lampung, semangat untuk mengajarkan menulis sejak dini kepada anak-anak terus berjalan. Aku bersama pihak sekolah dan wali murid mengumpulkan karya anak-anak dan dibukukan. Akhirnya sebuah buku kumpulan puisi diterbitkan secara mandiri.

Melihat kemampuan menulis anak zaman sekarang sudah jauh berkembang dibanding zaman aku kecil. Saat ini, metode belajar tidak hanya tatap buka, tapi juga bisa online. Bacaan juga semakin menjamur di mana-mana. Namun, guru pembimbing menulis tetap saja dibutuhkan. Maka, aku bersama FLP Lampung, saat itu aku Ketua FLP Lampung, mengadakan beberapa pelatihan kepenulisan khusus untuk anak-anak.

Mengadakan Lomba Kepenulisan Untuk Anak
Mengadakan Lomba Kepenulisan Untuk Anak
Pelatihan Menulis Bersama Ali Muakhir
Pelatihan Menulis Bersama Ali Muakhir
Kami memfasilitasi anak-anak belajar menulis dengan mengundang penulis bacaan anak yang telah mumpuni, yakni Ali Muakhir. Beliau pernah pada Tahun 2009 mendapat Piagam MURI sebagai Pengarang Buku Terbanyak.  Sambutan beberapa sekolah yang kami undang sangat mengembirakan. Ini motivasiku untuk terus mengembangkan impianku membuat sekolah menulis anak.

Selain Ali Muakhir, kami juga pernah mengundang Rinda Mulyani wartawan Lampung Post sebagai pembicara. Memberikan motivasi kepada anak-anak untuk mewujudkan impian sebagai penulis cilik. Aku dan teman-teman FLP Lampung juga memfasilitasi anak-anak meminjam buku di Taman Baca Keliling yang kami buka setiap Minggu di Unila.

Kelas Menulis FLP Kids
Kelas Menulis FLP Kids
Untuk mewujudkan impianku membuka Sekolah Menulis Anak, aku juga membekali anakku sendiri agar bisa menulis. Beberapa cara yang aku lakukan untuk memotivasi anakku menulis adalah :
  1. Mendongeng.  Aku bacakan buku sejak anak kecil agar memahami isi cerita
  2. Membelikan buku yang menarik. Beberapa buku untuk anak didesign semenarik mungkin. Maka, aku membelikan buku yang menarik untuk anak. Baik dari segi bentuk, warna dan isi cerita.
  3. Mengajak anak ke komunitas menulis. Aku aktif di Organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia yakni Forum Lingkar Pena (FLP), maka anakku aku ajak untuk turut serta melihat aktivitas kepenulisanku. Semangat menulis sudah kutularkan sejak dini.
  4. Membimbing Menulis. Awalnya, aku kenalkan menulis puisi dan cerita berseri. Anakku menyambungkan kalimat dari kata yang aku ucapkan. Ia melanjutkan dan jadilah sebuah cerita. Selain itu aku memancing ide anakku dengan merekam. Aku siapkan hp untuk merekam pengalamannya, setelah direkam kuminta ia menuliskan kembali dan tips ini cukup disukai anakku.
  5. Hadiah. Setelah berhasil menuliskan cerita, aku mengirimkan karya anakku ke majalah dan koran. Saat itu karyanya dimuat dan mendapatkan uang. Ada juga mendapatkan bingkisan hadiah. Anakku suka sekali mendapatkan hasil dari ia menulis.

Karya anakku Faris di Kompas Anak
Karya anakku Faris di Kompas Anak
Pelan-pelan impianku ini terus aku persiapkan. Saat ini aku masih di Padang dan terus melihat komunitas kepenulisan yang berkembang di sini. Baru-baru ini Perpusda Sumatera Barat mengundang penulis cerita anak Benny Rhamdani, seorang editor dari DAR! Mizan. Aku bersyukur bisa hadir di acara tersebut. Apalagi juga menghadirkan penulis cilik asal Padang, yakni Tsabitta dan Mufidah.

Bersama Benny Rhamdani, Tsabitta, Mufidah dan penulis Sumbar
Bersama Benny Rhamdani, Tsabitta, Mufidah dan penulis Sumbar
Aku juga mempersiapkan materi pembelajaran Sekolah Menulis Anak dengan mempelajari daerah lain yang sudah berhasil. Contohnya Mbk Muthi Masfuah dari Kalimantan yang berhasil membimbing anak-anak di daerahnya untuk mengisi kolom di sebuah Bontang Post. Ada juga Maya Lestari Gf dari Padang yang membina anak-anak di KKI. Karya anak-anak bimbingannya sudah banyak menghias Koran Rakyat Sumbar dan ada Norma Keisya Avicenna membentuk DNA Writing dan telah menerbitkan buku anak asuhnya.

Karya anak-anak asuh Muthi Masfuah di Bontang Post
Karya anak-anak asuh Muthi Masfuah di Bontang Post
Kelas Menulis yang diasuh Maya Lestari Gf di Padang
Kelas Menulis yang diasuh Maya Lestari Gf di Padang
Karya anak-anak asuh Norma di DNA Wrating Semarang
Karya anak-anak asuh Norma di DNA Wrating Semarang
Nah, impianku ini Insya Allah akan segara aku wujudkan setelah aku pindah ke Lampung Bulan Juni ini. Sekarang aku masih di Padang mengikuti suami yang sedang S2 di Unand. Aku berharap dengan mengikuti Lomba Impian Tanpa batas di Kompasiana ini akan memacu semangatku kembali. Impian ini tak akan padam, walau banyak rintangan. Yuk, bermimpi dan wujudkan impianmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun