Lahan merupakan satu dari sekian masalah yang ada dalam lingkup pertanian maupun lingkup pehobi tanaman, apalagi untuk para pecinta tanaman yang berdomisili di pulau jawa.
- Kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat pada lingkungan - Perancangan sistem tata kota yang semrawut - Kemudahan investor untuk membangun perumahan, villa, pabrik, dan mall - kurangnya perhatian investor tentang analisis dampak lingkungan
Menjadi sebab terjadinya krisis lingkungan serta berbagai bencana di indonesia akhir-akhir ini. Banyak lahan produktif yang malah dijadikan villa, banyak daerah serapan air yang malah dijadikan mall, selokan dan sungai banyak sampah, sumber mata air menjadi mati karena pohon disekitarnya ditebang.
Hal-hal tersebut tentunya tidak dapat kita atasi sekaligus, butuh waktu dan peran serta masyarakat luas serta pemerintah, karenanya, "memulai dari diri sendiri" merupakan pilihan yang bijak. ____________________________________________________________
Kegiatan bercocok tanam di indonesia yang dilakukan secara konvensional banyak membutuhkan lahan yang luas, sementara permasalahan untuk saat ini adalah berkurangnya lahan produktif di indonesia khususnya di pulau jawa.
Oleh sebab itu munculah beberapa ide, gagasan, dan inovasi untuk malakukan kegiatan budidaya tanaman di lahan yang sempit (contoh : pekarangan rumah) sebagai terobosan atas permasalahan lahan tersebut. Sejauh ini, ada beberapa teknik bercocok tanam di lahan sempit yang sudah teraplikasikan dan terbukti mampu menunjang kondisi ekonomi serta kepuasan pribadi seseorang, berikut ulasannya :
1. Bercocok tanam dengan Polybag dan Pot
Teknik ini sudah tidak lazim lagi tentunya, polybag merupakan suatu wadah yang umumnya terbuat dari bahan plastik berbentuk persegi atau persegi panjang dengan berbagai ukuran, berwarna hitam dan transparan, dan terdapat lobang-lobang disekitarnya. Sedangkan pot merupakan suatu wadah yang terbuat dari macam-macam bahan (contoh : tanah liat, plastik, kaca, dll), memiliki warna dan corak yang beragam, berbentuk tabung dengan barbagai ukuran, dengan lobang-lobang dibawahnya.
Baik pot maupun polybag memiliki peran yang sama, yaitu sebagai wadah media tanam
[caption id="attachment_310648" align="aligncenter" width="500" caption="Budidaya tanaman dengan polybag"][/caption] [caption id="attachment_310649" align="aligncenter" width="500" caption="budidaya tanaman dengan pot"]
2. Budidaya tanaman secara Hidroponik
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air dengan memberikan unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur ensensial yang dibutuhkan tanaman.
Teknik budidaya ini sedikit rumit karena media dan hara yang digunakan berbeda, air yang seharusnya berfungsi sebagai penyeimbang, pelarut, dan penghantar nutrisi didalam tanah, akan dialih fungsikan secara optimal untuk menjadi media utama sekaligus nutisi pada tanaman dengan pelantara arang sekam dan rokul.
Dengan begitu, pupuk yang digunakan pun berbeda dengan pupuk yang diaplikasikan ke tanah, hal ini dikarenakan tidak semua tanaman mampu menyerap nutrisi langsung dari air, pupuk tersebut harus bisa larut dengan air dan dapat diserap oleh akar.
Sejauh ini, pupuk untuk teknik hidroponik yang sudah dikembangkan adalah pupuk A-B Mix. pupuk ini adalah perpaduan 2 pekatan yaitu Pekatan A dan Pekatan B yang nantinya akan dicampurkan kedalam air dengan takaran tertentu.
[caption id="attachment_310682" align="aligncenter" width="500" caption="Pekatan A"]
Selanjutnya yaitu instrumen. Dikarenakan teknik hidroponik ini mutlak menggunakan air, diperlukan suatu instrumen untuk menyalurkan air bernutrisi tersebut. Instrumen ini dapat dirancang menggunakan pipa paralon, talang air, bambu, maupun botol pelastik bekas, tergantung selera dan keuangan. Metode pembuatannya pun berbeda-beda, tergantung metode hidroponik apa yang akan digunakan.
Sistem kerja instrumen ini yaitu mengalirkan air nutrisi dari wadah utama menuju saluran-saluran tepat tanaman berada, kemudian disalurkan kembali ke wadah utama.
[caption id="attachment_310675" align="aligncenter" width="500" caption="instrumen 1"]
Setelah itu, kita dapat mempersiapkan media penghantar, media penghantar ini berfungsi menopang tanaman pada saat tanaman diletakkan pada instrumen, media penghantar ini juga berperan dalam mengikat air yang mengalir sehingga tanaman lebih mudah untuk menyerap nutrisi, beberapa media penghantar ini adalah arang sekam dan kapas Rock wool.
[caption id="attachment_310679" align="aligncenter" width="500" caption="Arang Sekam"]
Setelah beberapa aspek diatas sudah tersedia, barulah kita dapat memulai bercocok tanam secara hidroponik. Teknik ini membutuhkan biaya lebih dan pengalaman, oleh karena itu teknik ini jarang sekali kita jumpai. Namun dengan berbagai kelebihan hidroponik tadi, selain dapat mengoptimalkan fungsi air, kita akan mendapatkan ilmu baru dan inovasi unik dalam dunia tanaman yang tentunya sayang untuk dilewatkan
[caption id="attachment_310685" align="aligncenter" width="375" caption="1"]
Perinsip budidaya tanaman dengan sistem pertanian vertikultur adalah untuk memanfaatkan ruang kearah vertical, dengan mengatur media tumbuh dalam wadah agar penanaman dapat susun ke atas. Cara ini jauh lebih praktis karena dengan satu wadah (pipa atau bambu) kita dapat menanam dan mengontrol lebih dari 1 tanaman secara bersamaan.
Hal ini dikarenakan, satu wadah tersebut dapat memuat lebih dari 10 tanaman yang ditata sedemikan rupa hingga memungkinkan untuk tumbuh. Wadah tersebut dapat dibuat dengan pipa besar atau bambu, kemudian pada badan pipa atau bambu tersebut dilubangi untuk tempat tanaman yang akan ditanam
Pada metode ini, media tanam dan air disalurkan langsung dari atas pipa, hal ini sangat membantu karena akan menghemat penggunaan air, juga dapat memudahkan dalam proses penyiraman. Perkembangan budidaya tanaman secara vertikultur ini lebih berkembang pesat dari pada budidaya dengan hidroponik, karena teknik ini lebih ringan, hemat, dan mudah untuk diaplikasikan. Selain itu teknik ini sangat cocok untuk rumah dengan halaman yang sempit, karena selain menambah estetika, juga mampu memproduksi kebutuhan dapur rumah tangga
___________________________________________________________
Sebagai masyarakat yang baik dan berilmu, "menjaga dan merawat lingkungan" tentunya menjadi agenda individu maupun agenda keluarga yang wajib dilaksanakan dikala senggang. Selain dapat membantu meningkatkan kondisi ekonomi, menghilangkan penat dan stres, juga dapat mempererat keakraban keluarga dan tetangga sekitar.
Sekian sekilas informasi tentang Budidaya tanaman di lahan sempit, untuk penjabaran dari teknik-teknik diatas akan lebih lengkap pada tulisan selanjutnya. Semoga Bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H