[caption id="attachment_322349" align="aligncenter" width="448" caption="Pemupukan"][/caption]
Bicara tentang bercocok tanam tanaman, tidak akan lepas dari masalah pupuk. Dalam kegiatan bercocok tanam, pertanyaan-pertanyaan yang sering diutarakan dari seorang pelaku budidaya adalah :
" nanti pakai pupuk apa?
pupuk apa yang bagus?
takarannya berapa? "
Pengetahuan tentang pupuk dan pemupukan kurang bisa diserap oleh masyarakat dikarenakan banyaknya variasi jenis dan mutu yang ditawarkan oleh produsen-produsen pupuk. Selain itu, peran serta penyuluh pertanian dalam memandu masyarakat bercocok tanam sangatlah kurang.
PUPUK
Pengertian dari pupuk sangat beragam. Baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai, petani, bahkan ahli kimia sekalipun memiliki pendapat tentang pupuk yang berbeda-beda, berikut adalah rangkumannya :
- Pupuk adalah bahan atau zat yang memberikan nutrisi baik yang berupa nutrisi organik maupun anorganik kepada tanah dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan tanaman, tumbuhan dan juga vegetasi lainnya.
- Pupuk adalah bahan organik atau bahan anorganik yang diperoleh secara alami atau dari sintesis beraneka macam bahan dan ditambahkan ke dalam tanah untuk memberikan unsur esensial yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
- Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk memang sengaja dibuat mengandung bahan-bahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut pengertian ini, bahan yang walapun mengandung zat yang dibutuhkan tanaman tetapi tidak dibuat dengan sengaja untuk memberikan nutirisi kepada tanaman tidak bisa dikatagorikan sebagai pupuk. Sebagai contoh, sisa tanaman yang jatuh ke tanah dan menyediakan N bagi tanah tidak bisa dikatakan sebagai pupuk.
- Pupuk adalah substansi yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
- Pupuk adalah segala sesuatu yang bisa menjadikan tanah lebih sehat dan subur (AnakAgronomy)
Setelah memahami pengertian, berikut adalah macam-macam pupuk :
- Berdasarkan sumber bahan :
Pupuk kimia Organik, merupakan pupuk yang terbuat atau berbahan dasar dari materi mahluk hidup seperti kotoran ternak, limbah pasca panen (jerami dan bekatul), limbah rumah tangga (kulit buah).
Pupuk kimia Anorganik, merupakan pupuk yang berbahan dasar dari materi yang tidak hidup seperti batuan alam, belerang, dll.
- Berdasarkan bentuk fisik :
Pupuk padat, yaitu pupuk yang berbentuk padatan. Biasanya berupa tablet, granul, kristal, serbuk, atau butiran.
Pupuk cair, yaitu pupuk yang berbentuk cairan
- Berdasarkan kandungan :
Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara seperti Pupuk Urea yang hanya mengandung Nitrogen.
Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara seperti Pupuk Phonska NPK yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kaliun.
- Berdasarkan cara aplikasi :
Pupuk Akar, yaitu pupuk yang cara penggunaannya ditaburkan pada media tanam, sehingga akar mampu menyerap nutrisi dari pupuk tersebut, contohnya adalah pupuk Urea.
Pupuk Daun, yaitu pupuk yang cara penggunaannya disemprotkan pada daun tanaman/ tubuh tanaman, contohnya adalah pupuk Gandasil D
- Berdasarkan cara melepas hara :
Pupuk Slow relase, pupuk sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Pupuk Fast relase, yaitu pupuk yang akan melepaskan unsur hara dalam waktu yang relatif singkat.
PEMUPUKAN
Metode pemupukan yang banyak berkembang di masyarakat lebih mengutamakan perkiraan dan peninjauan di lapang sedangkan jika dilihat dari panduan-panduan budidaya yang banyak tersebar, pemupukan lebih mengacu pada hasil penelitian dan jurnal-jurnal ilmiah.
Kedua metode diatas memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun bukan berarti menjadi solusi untuk memecahkan masalah pemupukan, hal ini dikarenakan untuk memberikan tambahan nutrisi tanaman, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya : Kondisi tanah (Tekstur tanah, struktur tanah, ketersediaan hara tanah, dll), Kondisi cuaca (Suhu, Kelembaban, Curah hujan, dll), Ketersediaan air, Tata cara pemberian pupuk, dll.
Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, penggunaan pupuk yang benar dalam dunia pertanian dikonsepkan dalam 5 Tepat, yaitu :
- Tepat Jenis (Jenis pupuk yang akan diberikan)
- Tepat Dosis (Dosis pupuk yang akan diberikan)
- Tepat Waktu (Waktu Pemberian/penambahan pupuk)
- Tepat Cara (Tata cara pemberian/penambahan pupuk)
- Tepat Lokasi (Lokasi tempat bercocok tanam)
KESIMPULAN
Untuk melakukan kegiatan budidaya dengan pemupukan yang tepat, diperlukan sedikit tips agar kegiatan budidaya tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan maupun bagi pelaku budidaya, berikut tipsnya :
- Melakukan analisa tanah. Para pelaku budidaya dapat membawa sampel tanah yang akan diolah menjadi media tanam ke balai-balai pertanian terdekat untuk dilakukan analisis tanah rutin. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kimiawi, biologis, maupun fisik tanah. Dengan dilakukannya analisis tanah, para pelaku budidaya akan mendapatkan hasil berupa data angka dan parameter kecukupan hara dari balai tersebut, sehingga kebutuhan nutrisi tanah yang akan dijadikan media tanam dapat diketahui.
- Menambahkan pupuk dasar. Sebelum melakukan penanaman, alangkah baiknya jika dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Pengolahan tanah tahap pertama adalah Menambahkan pupuk dasar pada media tanam. Untuk pupuk dasar ini, sangat disarankan menggunakan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 (Tanah 2 + Pukan 1) kemudian dicampur rata. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan sifat biologi tanah secara tidak langsung.
- Melakukan Bioremediasi. Bioremediasi adalah kegiatan pemberian/penambahan mikroorganisme pada media saat intensitas UV berkurang. Kegiatan ini merupakan pengolahan tanah tahap kedua yang bertujuan untuk mengaktifkan kembali siklus biologi yang ada didalam tanah.
- Melakukan penanaman.
- Melakukan kontrol dan perawatan tanaman.
- Melakukan pemupukan tambahan. Pada saat melakukan pemupukan tambahan baik pertama maupun kedua nanti, dosis pupuk sesuaikan dengan hasil analisis tanah atau akan lebih baik jika dikurangi sedikit, hal ini dikarenakan pada saat pengolahan tanah awal, media sudah dibekali dengan pupuk kandang dan agen pengurai yaitu mikroorganisme.
CATATAN
Banyak orang yang beranggapan, pendapat yang mengungkapkan, dan tulisan yang menyatakan, bahwa pupuk organik lebih baik dari pada pupuk anorganik (kimia). Faktanya, tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia. Tanaman menyerap unsur hara (N, P, K, dan sebagainya) melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia. Jadi yang diserap tanaman pada akhirnya tetap saja berupa ion-ion anorganik / kimia. Konsentrasi kandungan unsur hara pupuk organik juga jauh di bawah kandungan pupuk kimia. Sekian ton pupuk organik berbanding sekian puluh gram pupuk kimia, untuk ukuran kandungan hara yang sama (Deptan.go.id)
Kelebihan pupuk organik hanya terletak pada keramahan lingkungan dan mampu memperbaiki unsur biologis dan fisik tanah, namun hanya pupuk organik padatan yang bisa melakukan itu. Pada dasarnya, tidak ada salahnya menggunakan pupuk kimia, asalkan dengan dosis yang tepat, apalagi jika dikolaborasikan dengan pupuk organik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H