Mohon tunggu...
Galih
Galih Mohon Tunggu... wiraswasta -

http://www.gubuktani.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bertani di Rumah Sendiri (Bagian 4. Mengenal pupuk dan pemupukan)

13 Februari 2014   12:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13922707551103588467


  1. Tepat Jenis (Jenis pupuk yang akan diberikan)
  2. Tepat Dosis (Dosis pupuk yang akan diberikan)
  3. Tepat Waktu (Waktu Pemberian/penambahan pupuk)
  4. Tepat Cara (Tata cara pemberian/penambahan pupuk)
  5. Tepat Lokasi (Lokasi tempat bercocok tanam)

KESIMPULAN

Untuk melakukan kegiatan budidaya dengan pemupukan yang tepat, diperlukan sedikit tips agar kegiatan budidaya tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan maupun bagi pelaku budidaya, berikut tipsnya :


  1. Melakukan analisa tanah. Para pelaku budidaya dapat membawa sampel tanah yang akan diolah menjadi media tanam ke balai-balai pertanian terdekat untuk dilakukan analisis tanah rutin. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kimiawi, biologis, maupun fisik tanah. Dengan dilakukannya analisis tanah, para pelaku budidaya akan mendapatkan hasil berupa data angka dan parameter kecukupan hara dari balai tersebut, sehingga kebutuhan nutrisi tanah yang akan dijadikan media tanam dapat diketahui.
  2. Menambahkan pupuk dasar. Sebelum melakukan penanaman, alangkah baiknya jika dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Pengolahan tanah tahap pertama adalah Menambahkan pupuk dasar pada media tanam. Untuk pupuk dasar ini, sangat disarankan menggunakan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 (Tanah 2 + Pukan 1) kemudian dicampur rata. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan sifat biologi tanah secara tidak langsung.
  3. Melakukan Bioremediasi. Bioremediasi adalah kegiatan pemberian/penambahan mikroorganisme pada media saat intensitas UV berkurang. Kegiatan ini merupakan pengolahan tanah tahap kedua yang bertujuan untuk mengaktifkan kembali siklus biologi yang ada didalam tanah.
  4. Melakukan penanaman.
  5. Melakukan kontrol dan perawatan tanaman.
  6. Melakukan pemupukan tambahan. Pada saat melakukan pemupukan tambahan baik pertama maupun kedua nanti, dosis pupuk sesuaikan dengan hasil analisis tanah atau akan lebih baik jika dikurangi sedikit, hal ini dikarenakan pada saat pengolahan tanah awal, media sudah dibekali dengan pupuk kandang dan agen pengurai yaitu mikroorganisme.

CATATAN

Banyak orang yang beranggapan, pendapat yang mengungkapkan, dan tulisan yang menyatakan, bahwa pupuk organik lebih baik dari pada pupuk anorganik (kimia). Faktanya, tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia. Tanaman menyerap unsur hara (N, P, K, dan sebagainya) melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia. Jadi yang diserap tanaman pada akhirnya tetap saja berupa ion-ion anorganik / kimia. Konsentrasi kandungan unsur hara pupuk organik juga jauh di bawah kandungan pupuk kimia. Sekian ton pupuk organik berbanding sekian puluh gram pupuk kimia, untuk ukuran kandungan hara yang sama (Deptan.go.id)

Kelebihan pupuk organik hanya terletak pada keramahan lingkungan dan mampu memperbaiki unsur biologis dan fisik tanah, namun hanya pupuk organik padatan yang bisa melakukan itu. Pada dasarnya, tidak ada salahnya menggunakan pupuk kimia, asalkan dengan dosis yang tepat, apalagi jika dikolaborasikan dengan pupuk organik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun