Produk White Tomato yang dipromosikan oleh Dr. Richard Lee menjadi sorotan setelah akun TikTok "Dokter Detektif" mengungkapkan bahwa produk tersebut tidak mengandung ekstrak tomat putih seperti yang diklaim, melainkan bahan utama L-Reduce Glutathione. Kontroversi yang melibatkan dr. Richard Lee dan produk White Tomato semakin mengguncang jagat media sosial, terutama TikTok. Namun, kritik tajam terus bermunculan, mempertanyakan legalitas dan validitas klaim produk yang dianggap berlebihan. Banyak pihak merasa informasi yang disampaikan tidak cukup transparan, bahkan cenderung menyesatkan.
Di sisi lain, Dokter Detektif mengungkapkan fakta mengejutkan tentang produk White Tomato, menuduh dr. Richard terlibat dalam praktik 'mafia skincare'. Tuduhan ini semakin memperkeruh perseteruan mereka, apalagi ketika Dr. Richard mengajak Dokter Detektif untuk berdebat, namun yang bersangkutan tidak hadir. Apakah Dokter Detektif yang benar? Atau dr. Richard yang selama ini dikenal sebagai figur publik yang sukses?
Dalam podcast terbaru bersama Denny Sumargo, dr. Richard mencoba membela diri, menjelaskan bahwa klaim yang dia ajukan mengenai produk tersebut berlandaskan riset pribadi.
Dr. Richard Lee baru-baru ini tampil dalam podcast "Curhat Bang" yang dipandu oleh Denny Sumargo. Dalam episode tersebut, Dr. Richard Lee membahas perseteruannya dengan Dokter Detektif, termasuk tuduhan praktik tanpa Surat Izin Praktik (SIP) dan kontroversi seputar produk skincare. Ia juga menanggapi ketidakhadiran Dokter Detektif dalam debat yang direncanakan di podcast tersebut.
Episode ini telah menarik perhatian luas, dengan lebih dari 1,5 juta penonton dalam satu hari. Banyak netizen yang memberikan komentar dan pandangan mereka terkait isu yang dibahas.
Komentar kritis dari netizen semakin mengarah pada ketidakpercayaan publik terhadap integritas dr. Richard. Salah satunya adalah komentar dari pengguna YouTube Denny Sumargo, @fransiscaikapramesti7032, yang menyoroti sejumlah aspek. Berikut adalah beberapa poin yang disorot netizen:
"Richard ambil Ph.D tp gak riset dl kampusnya macam apa."
"Dia owner dr perusahaan tp hal sepenting 'legalisasi produk' dia sendiri gak tau menau."
"Sebagai edukator, dr. Richard terlalu santai dalam menghadapi kritik, bahkan tertawa saat meminta maaf, yang semakin memperburuk citranya."
Salah satu aspek yang paling disorot adalah klaim yang dianggap berlebihan tentang manfaat produk. Dianggap sebagai 'edukator', dr. Richard seharusnya lebih berhati-hati dalam mengedukasi publik. Namun, banyak yang merasa klaim-klaim tersebut lebih mengarah ke promosi yang tidak bertanggung jawab.
Tanggapan dr. Richard terhadap kritik sering kali terdengar santai dan tidak cukup menunjukkan rasa tanggung jawab. Seperti yang tercermin dalam kritik yang disebutkan, dia lebih banyak tertawa ketika mengajukan permintaan maaf, yang justru memperburuk pandangan publik terhadapnya. Hal ini semakin memperjelas ketidakpastian terhadap dampak yang ditimbulkan.
Kontroversi ini memperlihatkan tantangan besar bagi dr. Richard dalam mempertahankan citra dan kepercayaan publik. Meskipun sebelumnya dia dikenal sebagai figur yang berhasil membangun bisnis dan menarik banyak pengikut, klaim yang tidak dapat dipertanggungjawabkan serta respons yang terkesan meremehkan kritik, membuatnya semakin jauh dari kredibilitas yang pernah dimiliki.
Kontroversi ini membuka banyak pertanyaan: Apakah seorang influencer dengan gelar akademik tinggi dan reputasi besar seharusnya lebih bertanggung jawab dalam mengedukasi publik? Dapatkah klaim yang tidak didukung riset yang valid merusak kepercayaan masyarakat terhadap produk kesehatan? Jika tidak ada transparansi yang jelas dan respons yang memadai terhadap kritik, bisakah dr. Richard mempertahankan citranya di mata publik, atau justru meruntuhkannya? Atau, apakah Dokter Detektif benar-benar menyampaikan fakta yang perlu diperhatikan masyarakat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H