Yanto Nobu, staf SATI yang dikenal atas dedikasinya, memegang peran kunci dalam proses evakuasi. Dengan mesin gergaji (senso) di tangan, ia memimpin pemotongan batang pohon yang menutupi mobil dari arah Surabaya, kendaraan dengan kerusakan paling fatal.
"Yanto dari awal sampai akhir tidak berhenti bekerja. Â Dia terus berusaha sampai tuntas," kata Vesdi, salah seorang rekan di lokasi.
Yanto Nobu juga mengambil posisi strategis untuk memastikan batang pohon yang sudah dipotong dapat dipindahkan tanpa menimbulkan risiko tambahan.Â
Sampai akhir kejadian, mahasiswa, dosen, dan staf SATI terus terlibat aktif. Mereka menyediakan tempat untuk batang pohon yang telah dipotong dan mengamankan kendaraan yang tertimpa di area kampus. Tindakan ini memastikan kendaraan tidak terabaikan, sehingga pengendara dapat melanjutkan perjalanan setelah situasi membaik.
Panggilan untuk Pemerintah
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi Pemerintah Kota Malang untuk segera melakukan penataan ulang pohon-pohon besar di area perkotaan, terutama memasuki musim hujan, libur natal dan akhir tahun. Pemantauan rutin dan tindakan preventif sangat dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Harapan di Tengah Duka
Walaupun meninggalkan duka, tetapi aksi cepat SATI mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi. "Seperti khotbah Natal: 'Jangan kamu takut. Supaya kita beritahu banyak orang kesukaan besar dari Tuhan. Jangan takut. Ada Tuhan, ada pertolongan,'" ujar Bu Amelia Rumbiak, menyampaikan pesan penghiburan di tengah tragedi ini.
SATI kembali menunjukkan jati diri sebagai institusi yang tidak hanya mendidik secara rohani, tetapi juga hadir sebagai berkat di tengah masyarakat. Dalam setiap musibah, selalu ada tangan-tangan yang menjadi saluran kasih Tuhan bagi mereka yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H