Mohon tunggu...
Naomi Nur
Naomi Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang menyukai fantasi dan berkarya dalam tulisan, berbagai jenis tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bolehkah Sekali Saja Kita Jujur pada Diri Sendiri?

30 Oktober 2024   21:39 Diperbarui: 30 Oktober 2024   22:10 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar/Sinemaku Pictures

Salah satu komentar netizen di Instagram @iim_011094 menggambarkan betapa menyakitkannya menyembunyikan luka: "Pura-pura bahagia menutupi sikap orang tua yang abusive, itu sakit... yang orang luar anggap hidup kita aman, hidup kita nggak ada masalah... Gak ada support, yang ada malah disalahkan... Aku pengen didengar, aku pengen dihargai... Tapi selalu saja dianggap salah dan disepelekan..." Komentar lain dari @hanum_msh juga menyoroti perasaan yang sama: "Kak, inner child ku juga terluka, bahkan sampai sekarang aku belum bisa sembuhin itu. Semakin dewasa aku semakin takut akan semua hal. Kadang capek, nggak ada tempat yang bisa aku percaya. Aku sama kayak Tari, kak. Rumah yang seharusnya tempat paling nyaman malah jadi tempat yang aku takutkan untuk pulang."

Pendapat di Tik Tok juga mencerminkan realitas ini. @anonim menulis, "Ayah meninggal 2001, ibuku 2019. Aku anak bungsu di 3 bersaudara, sekarang aku ngekost sendiri. Aduh, berat banget hidup selama ini. Selalu ngomong kapan aku ngikut orang tuaku." Sementara itu, @islapril menambahkan, "Sebenernya yang merasa gini tuh nggak selalu 'anak bungsu atau anak sulung'. Jadi, nggak ada istilah anak bungsu/anak sulung tuh berat. Intinya mereka sama-sama menghadapi beban yang sama di versi masing-masing."

Dokumen Pribadi/Naomi
Dokumen Pribadi/Naomi

Film ini mengajarkan bahwa kehidupan dewasa penuh dengan pilihan yang harus kita hadapi dengan bijak, terutama dalam hal membangun keluarga. Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari film ini:

  1. Pilihlah Pasangan dengan Hati-hati: Anak tidak bisa memilih orang tuanya, tetapi kita bisa memilih pasangan yang tepat agar anak kita tumbuh di lingkungan yang sehat dan penuh kasih sayang.

  2. Gunakan Logika, Bukan Hanya Perasaan: Perasaan memang penting, tetapi logika harus ikut andil. Jangan hanya tergoda oleh harta atau jabatan, karena pada akhirnya kita akan hidup bersama karakter pasangan kita.

  3. Pentingnya Belajar Parenting: Memahami bagaimana menjadi orang tua yang baik bisa menghindarkan kita dari mengulangi pola buruk yang pernah kita alami. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan penuh konflik rentan mengalami trauma yang sulit dihilangkan.

  4. Izinkan Diri untuk Menangis: Tidak perlu berpura-pura kuat sepanjang waktu. Menangis bukanlah tanda kelemahan, tetapi bentuk penerimaan diri.

  5. Hentikan Kebiasaan Menyenangkan Semua Orang: Jangan merasa bersalah untuk menolak permintaan yang tidak sejalan dengan kebahagiaan atau kesejahteraan kita sendiri.

  6. Utamakan Kebahagiaan Diri Sendiri: Mengutamakan kebahagiaan orang lain itu baik, tetapi jangan sampai melupakan diri sendiri. Kita juga berhak untuk merasa bahagia.

  7. Penyesalan Hadir untuk Mengingatkan: Tuhan menciptakan penyesalan untuk mengajarkan bahwa ada hal-hal yang sebaiknya tidak diulang.

  8. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Film Selengkapnya
    Lihat Film Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun