Di malam hari, ibadah KKR kembali berlangsung, diwarnai dengan sukacita yang konsisten dan semangat yang tak luntur. Para pembicara yang berpengalaman menguatkan hati mahasiswa, memberikan. Tidak hanya sekadar berdoa, mereka mendorong mahasiswa untuk berani mendeklarasikan Injil dengan penuh keberanian, siap untuk berbagi pesan keselamatan kepada siapa saja yang mereka temui.
Suasana haru pun kian terasa saat para dosen, mahasiswa, dan pembicara bersama-sama maju ke depan, menyerahkan hati dan visi mereka dalam pelayanan yang dijalankan. Setiap doa yang terucap dipenuhi harapan agar panggilan mereka sebagai pewarta Injil semakin kokoh. Hal tersebut menjadi momentum penting, menutup rangkaian ibadah dengan penuh keintiman, seakan memahatkan dalam hati mereka tekad untuk setia dalam panggilan pelayanan.
Hari Ketiga: Menyimak Hasil Penginjilan Lapangan
Di hari terakhir, sesi evaluasi dan berbagi pengalaman menjadi puncak acara. Setiap kelompok membagikan kisah penginjilan di lapangan, suka duka, dan keberhasilan. "Bagaimana mengalihkan topik itu agak sulit," ujar Michelle, salah satu peserta. Christian menambahkan, "Kami kesulitan menemukan waktu yang pas karena banyak target kami masih punya kesibukan." Namun, semangat mereka tak surut.
Titik Balik yang Membara
Selama tiga hari, seminar ini tidak hanya menjadi ajang diskusi dan pembelajaran, tetapi juga medan latihan langsung bagi mahasiswa STT Satyabhakti. "Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan" bukan sekadar yel-yel, tetapi prinsip hidup  yang kini tertanam kuat di hati para peserta. Semangat berkobar, takkan padam dan kini mereka siap menghadapi tantangan untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H