Palangka Raya - Kebakaran besar melanda bangunan Gereja Maranatha dan sejumlah ruangan di SMP Kristen, Jalan Tambun Bungai, Palangka Raya, pada Selasa siang. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.30 hingga 13.45 WIB, di mana api yang diduga berasal dari korsleting listrik dengan cepat melahap seluruh bangunan gereja, hingga merembet ke gedung sekolah yang berada di sebelahnya. Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai Rp 3 miliar.
Dalam hitungan menit, api membesar dan membakar atap serta seluruh bangunan gereja yang telah berdiri selama 56 tahun. Asap hitam tebal membubung di langit Palangka Raya, terlihat jelas hingga Bundaran Besar, sekitar lima kilometer dari lokasi kebakaran.
Tak hanya merusak gereja, api juga merembet ke SMP Kristen yang berdekatan, membakar setidaknya tiga ruang kelas. Hingga berita ini ditulis, petugas pemadam kebakaran masih berusaha keras untuk memadamkan api.
Di tengah kehancuran ini, ada satu hal yang tak terduga dan menggugah hati banyak orang, salib di puncak gereja tetap berdiri kokoh meskipun bangunan di bawahnya luluh lantak. Pemandangan ini seakan menjadi simbol dari sesuatu yang tak bisa dihancurkan oleh api: iman dan pengharapan.
Makna Salib yang Tetap Berdiri
Kebakaran yang meluluhlantakkan Gereja Maranatha bukan sekadar peristiwa yang menghancurkan bangunan fisik, tetapi juga mengundang refleksi mendalam tentang kekuatan iman. Bangunan gereja boleh hancur, tetapi salib yang tetap berdiri kokoh di atas puing-puing adalah lambang iman yang tidak dapat dipadamkan oleh api, sebagaimana keyakinan kepada Tuhan yang abadi.
Salib tersebut menjadi pengingat bahwa kekuatan iman tidak terletak pada bangunan yang terlihat, melainkan pada kehadiran Tuhan yang tak terhapuskan oleh bencana apa pun. Dalam puing-puing gereja yang terbakar, kita menemukan simbol harapan yang tetap hidup---bahwa meskipun cobaan datang dan menghancurkan segala sesuatu yang kita miliki secara fisik, iman kita kepada Tuhan harus tetap kuat dan teguh.
Refleksi dari Kejadian Ini
Kebakaran yang menghancurkan Gereja Maranatha menyadarkan kita akan betapa rapuhnya kehidupan material. Gedung dan properti bisa hilang dalam sekejap, tetapi ada hal-hal yang lebih mendasar yang tidak bisa dihancurkan oleh api, yaitu iman dan pengharapan kita kepada Tuhan. Salib yang tetap berdiri di tengah kehancuran gereja adalah bukti nyata bahwa, meskipun segala sesuatu bisa musnah, kepercayaan kita kepada-Nya akan selalu bertahan.
Peristiwa ini bukan hanya sekadar berita tentang bencana, tetapi juga tentang pengingat akan ketabahan dan kekuatan iman. Salib yang kokoh di tengah-tengah puing adalah simbol bahwa Tuhan selalu hadir, bahkan di tengah kesulitan terbesar, memberikan kita kekuatan untuk bertahan dan berharap.
Gereja Maranatha mungkin terbakar, tetapi iman umat-Nya, yang diwakili oleh salib yang berdiri kokoh, akan terus menjadi pengingat bahwa kasih dan kuasa Tuhan selalu ada, siap menguatkan dan memberi pengharapan kepada kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H