Menjadi Hamba Tuhan yang Siap Melayani
Salah satu hal yang paling saya syukuri adalah bahwa pengalaman ini mempersiapkan saya untuk menjadi hamba Tuhan yang utuh. Saya belajar bahwa pelayanan tidak selalu harus terlihat besar atau mencolok. Justru, dalam pelayanan di balik layar seperti ini, saya menemukan arti sebenarnya dari melayani. Saya diajari untuk tidak bergantung pada orang lain, tetapi mampu menyelesaikan tugas dengan mandiri dan bertanggung jawab.
Pelayanan di dapur ini adalah sebuah latihan yang membentuk saya untuk siap melayani di manapun Tuhan tempatkan nanti. Saya yakin, ketika tiba waktunya saya terjun ke dunia pelayanan, saya sudah siap untuk melayani bukan hanya di depan banyak orang, tetapi juga dalam hal-hal kecil dan sederhana yang sering kali tidak disadari orang lain.
Kesimpulan: Pelayanan yang Membentuk
Dapur kampus di STT Satyabhakti, di bawah bimbingan Ibu Siti Nasipah, adalah tempat di mana kami para mahasiswa BSK. Tidak hanya belajar tentang masak-memasak, tetapi juga belajar tentang ketangguhan, ketekunan, dan integritas. Di sinilah saya memahami bahwa pelayanan yang sesungguhnya tidak selalu harus dilihat banyak orang. Pelayanan terbaik sering kali terjadi di balik layar, di tempat-tempat yang tidak terduga, seperti di dapur kampus ini.
Saya merasa beruntung menjadi bagian dari komunitas yang membentuk saya bukan hanya sebagai mahasiswa, tetapi juga sebagai calon hamba Tuhan yang siap melayani dengan hati yang tulus. Dan untuk itu, saya bersyukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H