Â
                 Naomi Jessica
                    12 IPS 3Â
       SMAN 3 KABUPATEN TANGERANG
   Jawa Timur, sebagai salah satu provinsi di indonesia, memiliki kearifan lokal yang kaya dan mendalam. Kearifan lokal ini mencerminkan warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam mengeksprolasi contoh kearifan lokal di Jawa Timur, kita dapat memahami dan mengapresiasi kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Melalui pelestarian dan pengembangan kearifan lokal ini, generasi mendatang dapat terus merasakan keindahan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
   Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa. Letak Geografis Provinsi Jawa Timur adalah 1110' -- 1144' Bujur Timur dan 712' -- 848' Lintang Selatan. Provinsi Jawa Timur yang merupakan Provinsi Terbesar di Pulau Jawa ini memiliki luas wilayah sebesar 47.799,75 Km2. Pulau Madura merupakan Pulau Terbesar di Provinsi Jawa Timur.Jumlah penduduk sebanyak 39.107.095 jiwa. Banyaknya Jumlah Penduduk di Provinsi Jawa Timur ini menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai Provinsi yang memiliki Jumlah Penduduk Terbanyak kedua di Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat.
Berikut adalah contoh dari kearifan lokal di Jawa Timur:
- Jaranan pegon (Tulungagung)
   Tulungagung dikenal kaya akan kesenian, salah satunya jaranan. Kesenian jaranan telah lama berkembang secara turun-twmueun. Tulungagung memiliki beberapa jenis jaranan, diantaranya Jaranan  Jawa, Jaranan Pegon, Jaranan Sentherewe, dan Jaranan Campursari.Jaranan Pegon merupakan wujud akulturasi budaya antara kesenian jaranan dengan wayang orang yang gerakannya mengadopsi gerakan wayang orang. Jaranan ini kerap ditampilkan dalam ritual nadzar yang diadakan masyarakat Tulungagung
   Misalnya, jika seseorang bernadzar ingin sembuh dari sakitnya dan mau mengundang jaranan pegon. Saat melakukan riyual nadzar yang dinama kan ' ndhuthut kupar luwar ' yaitu ketika Jaranan Pegon'  mengeluwari ' nadzar orang tersebut. Hajatan nadzar yang menampilkan Jaranan Pegon secara tidak langsung memberikan ruang bagi keberlangsungan upaya pelestarian kesenian ini.
   Sayangnya dengan berkembangnya teknologi sekarang membuat para gen z melupakan tradisi yang ada di jaman dulu karena lebih tertarik dengan game,sosmed dan semacamnya. Tetapi jika kita bisa menggunakan teknologi itu dengan baik bisa membuat tradisi itu kembali lagi dan kita sebagai pewaris dari budaya tersebut harus bisa melestarikan nya lagi agar budaya itu tidak hilang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H